Berburu Kuliner Bandung, Bakso Tjap Haji hingga Kentang Manohara
Kota Bandung masih menjadi tujuan wisata kuliner saat Lebaran. Dari bakso hingga camilan aneka rasa.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
Suasana Lebaran tidak hanya dimanfaatkan untuk saling bersilaturahmi dan bermaafan. Di Kota Bandung, Jawa Barat, masyarakat hingga pengunjung dari luar kota berburu kuliner yang memanjakan lidah mereka dalam kebersamaan.
Hujan yang mengguyur Kota Bandung tidak menyurutkan niat Isna (50) bersama lima temannya menikmati Bakso Tjap Haji di Jalan Burangrang, Jumat (12/4/2024) siang. Mereka rela mengantre.
Tidak tanggung-tanggung sampai 45 menit. Semua demi semangkuk bakso viral yang lama dinanti.
Tidak hanya lima sekawan ini saja yang mengantre. Ratusan orang tampak sabar menanti giliran.
Beberapa dari mereka bahkan menunggu di bawah payung. Sebagian lainnya mencari celah, menghindari tampias hujan.
Isna akhirnya mendapatkan tempat duduk sekitar pukul 15.00. Suasana riuh para penyantap bakso yang meramaikan area makan pun tidak dihiraukan saat makanan yang dipesan tersaji di atas meja.
Lima porsi bakso beraneka ukuran datang. Aroma kaldu yang khas siap menggoyang lidah.
Mereka memakan lahap menu bakso spesial 1 yang dipesan. Dua bakso kecil dan dua besar habis dalam hitungan menit. Tandas bersama bakso goreng yang dipesan terpisah.
Isna puas. Lama menunggu hingga makan berdesakan tak jadi masalah. Lebaran yang biasanya diiringi makanan santan dan ketupat, kali ini berteman kuah segar seperti bakso.
“Meski di tempat saya banyak yang jualan bakso, di sini (Bakso Tjap Haji) lebih enak. Jadi sengaja jauh-jauh datang, ngantri juga tidak apa-apa,” ujar Isna yang berasal dari Kecamatan Rancasari, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Bandung.
Tidak hanya Isna, pesohor dari Jakarta pun rela mengantre untuk mencicipi bakso ini. Gitaris band Maliq & D’Essentials, Arya Aditya, yang dipanggil Lale juga tampak berbaur dengan pengunjung sambil menikmati santapan bakso.
Bersama istrinya, Fikha Effendi, pasangan selebritas ini duduk berdesakan. Mereka menyantap bakso spesial 1 sambil bercengkerama dengan keluarganya.
”Setiap momen Lebaran pasti makan bakso. Kebetulan di sini langganan, jadi kalau tidak Lebaran, weekday juga pas ke Bandung pasti ke sini. Jadi, ada pilihan makan yang enak dan pasti disukai, ya, bakso ini,” ujar Fikha.
Keriuhan pengunjung ini diprediksi bakal terjadi selama libur Lebaran. Manajer Operasional Bakso Tjap Haji Rati Kurniati menjelaskan, di momen Lebaran, mereka melayani lebih dari 2.000 pengunjung.
Total pelanggan menghabiskan 2.500 porsi. Jumlah ini meningkat lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan hari-hari biasa.
”Sebagai contoh, salah satu bakso kami sampai keluar lebih dari 20.000 butir. Menu bakso spesial 1 menjadi favorit. Biasanya keramaian seperti ini terjadi sampai cuti Lebaran beres,” ujarnya.
Kentang manohara
Tidak hanya makanan berat seperti bakso yang menjadi incaran. Oleh-oleh berupa makanan ringan di Kota Bandung juga diserbu para penggemar kuliner, khususnya saat momen Lebaran.
Putri (37), warga Ciputat, Tangerang Selatan, misalnya, menunggu giliran makanan ringannya ditimbang di Toko Sari Milo Shultoniah.
Warung oleh-oleh di Jalan Kemuning, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, itu tampak ramai pada Jumat pagi itu. Putri sesekali melirik beberapa pengunjung yang tampak mencicipi keripik yang tersedia.
”Ibu pesan kentang manohara satu!” teriak salah satu pengunjung yang membuat Putri menoleh.
Dia penasaran makanan ringan yang bernama mirip dengan salah satu selebritas. Ternyata, itu adalah keripik kentang renyah berwarna kuning keemasan yang menjadi primadona di sana.
”Isi seperempat kilogram harganya Rp 30.000. Lumayan, saya beli bersama beberapa keripik lainnya. Saya penasaran, jadi beli satu bungkus karena namanya Manohara,” ujarnya sambil tertawa.
Sekarang sudah mulai kembali normal, bahkan ini sama ramainya dengan saat sebelum pandemi datang.
Neni Rosmawati (32), pengelola Toko Sari Milo Shultoniah, menyebut, kentang goreng ini menjadi salah satu makanan ringan favorit yang dijual di sana bersama kentang putih dan cireng ariel. Dalam sehari, dia menjual lebih dari 60 kg keripik kentang manohara.
”Kentang putih dan cireng ariel juga rata-rata bisa habis 60 kg dalam sehari. Di sini ada belasan jenis makanan ringan, cuma yang sering dibeli tiga jenis itu setiap Lebaran dan waktu libur,” paparnya.
Neni juga bersyukur para pengunjung sudah mulai berangsur normal. Jumlah ini jauh lebih banyak jika dibandingkan saat pandemi Covid-19. Waktu itu, bahkan momen Lebaran tidak bisa menggerek penjualan yang terseok-seok.
”Dulu kami tetap buka meskipun pandemi. Ada para pekerja yang harus digaji. Pas awal-awal pandemi, bahkan tidak terjual satu pun. Sekarang sudah mulai kembali normal, bahkan ini sama ramainya dengan saat sebelum pandemi datang,” kata Neni.
Keramaian di tempat kuliner hingga pusat oleh-oleh menggambarkan keriuhan Kota Bandung dalam menyambut Lebaran. Jika dilihat dari volume kendaraan, kebanyakan yang menggunakan jalan tol menuju Bandung.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan keluar Bandung dalam periode yang sama sebanyak 62.370 unit.
Selain bersilaturahmi dan mengunjungi sanak saudara, ribuan pengunjung ini juga menyerbu berbagai destinasi yang ada di Kota Bandung. Dalam suasana Lebaran, ragam kuliner yang menyemarakkan ”Kota Kembang” ini tentu semakin memberi warna di hari raya.