Pilgub Kalbar, Petahana dan Penantang Baru Mulai Ambil Formulir Pendaftaran
Petahana Gubernur Kalbar hingga penantang baru mengambil formulir pendaftaran untuk Pilkada 2024.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Bursa Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat 2024 menghangat. Sejumlah tokoh mulai mengambil formulir pendaftaran di partai politik. Mereka termasuk petahana Gubernur Kalbar hingga para penantang baru.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Kalimantan Barat Andi Aswad, Senin (1/4/2024), menuturkan, pihaknya beserta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten/Kota telah membuka pendaftaran bakal calon kepala daerah. Masa pengambilan formulir dilakukan 21-27 Maret.
Sejauh ini, enam orang sudah mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur Kalbar. Mereka adalah Gubernur Kalbar periode 2018-2023 Sutarmidji, Wakil Gubernur Kalbar 2018-2023 Ria Norsan, dan Bupati Kubu Raya Periode 2018-2023 Muda Mahendrawan.
”Selain itu, ada Ketua DPD Partai Golkar Kalbar Maman Aburrahman dan Ketua DPD PDI-P Kalbar Lasarus. Kemudian, dari kader Partai Demokrat ada Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga mendaftar,” ujar Andi.
Pengembalian berkas dijadwalkan tanggal 1-7 April. Sampai sejauh ini, belum ada yang mengembalikan formulir pendaftaran. Andi menuturkan, Demokrat akan menjaring putra putri terbaik agar Kalbar lebih baik dan baju.
”Kita bersyukur animo tokoh masyarakat untuk bertarung tinggi,” ujarnya lagi.
Saat mengembalikan formulir pendaftaran, para pendaftar tersebut wajib menyertakan hasil survei yang direkomendasikan untuk melihat sejauh mana elektabilitasnya. Hasilnya akan dibawa kepada Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat untuk dibahas lebih lanjut.
Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Jumadi menilai, DPD Partai Demokrat Kalbar bisa disebut pertama membuka pendaftaran bagi calon kepala daerah di Pilkada Kalbar 2024.
Dengan adanya sejumlah kader dari partai lain yang mengambil formulir pendaftaran di DPD Partai Demokrat Kalbar, Jumadi menilai, terbuka kemungkinan membangun koalisi dalam Pilkada 2024.
”Situasi politik di daerah bisa jadi memang agak berbeda dengan nasional. Bisa jadi secara nasional saat Pilpres 2024, ada partai yang tidak berkoalisi. Namun, dalam Pilkada 2024 justru berkoalisi. Hal itu terkait konstelasi politik di daerah,” kata Jumadi.
Jumadi menuturkan, dalam Pilkada 2024 jumlah pemilih muda kemungkinan masih menjadi pemilih potensial untuk diperebutkan. Jumlahnya kemungkinan tidak terlalu berbeda dibandingkan saat Pilpres 2024.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Kalbar, dari 3.958.561 jumlah pemilih di Kalbar pada Pilpres 2024, sebanyak 25,37 persen atau sekitar 1 juta adalah pemilih gen Z (kelahiran 1997-2012). Kemudian, 35,49 persen atau 1,4 juta pemilih dari generasi milenial (kelahiran 1981-1996).
Kemudian, 26,23 persen atau sekitar 1 juta di antaranya pemilih dari gen X (kelahiran 1965-1980). Selebihnya 1,26 persen atau 49.879 pemilih kategori pre-boomer (kelahiran sebelum 1945). Hanya 11,65 persen atau 461.116 merupakan pemilih baby boomer (kelahiran 1946-1964).
Catatan Kompas, pada Pilgub Kalbar 2018, pasangan Sutarmidji-Ria Norsan yang kala itu diusung Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, dan PKB, menang dengan perolehan suara 1.334.512 suara.
Pasangan tersebut mengalahkan pasangan Karolin Margret Natasa-Suryadman Gidot yang diusung PDI-P dan Demokrat (1.081.878). Pasangan Milton Crosby-Boyman Harun yang diusung Gerindra dan PAN hanya memperoleh 172.151 suara.