Mudik Lebaran, Waspadai Kepadatan di ”Rest Area” dan Pertemuan Tol Cipali-Cisumdawu
”Rest area” dan titik pertemuan Tol Cipali dan Tol Cisumdawu menjadi lokasi rawan kepadatan saat mudik Lebaran 2024.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Menjelang arus mudikLebaran 2024, lokasi rawan kepadatan di Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali, Jawa Barat, mulai dipetakan. Beberapa lokasi yang berpotensi mengalami kepadatan yaitu tempat istirahat atau rest area serta titik pertemuan Jalan Tol Cipali dan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu.
Pengelola Jalan Tol Cipali, Astra Tol Cipali, memprediksi jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol itu pada H-10 hingga H+10 Lebaran mencapai 2,1 juta unit. Jumlah ini meningkat 2,2 persen dibandingkan dengan volume kendaraan periode serupa tahun 2023. Angka ini juga melonjak 79,9 persen dari arus lalu lintas normal.
”Puncak arus lalu lintas di Cipali jatuh pada H-4 Lebaran atau Sabtu (6/4/2024) dengan jumlah kendaraan diprediksi 122.599 unit,” ucap Deputi Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali Tunjung Hermawanto, dalam konferensi pers di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (21/3/2024).
Lonjakan arus lalu lintas saat arus mudik itu, kata Tunjung, berpotensi menimbulkan kepadatan di sejumlah titik. Salah satunya, rest area yang mengarah ke Jawa Tengah, yakni di Kilometer (Km) 86A, Km 102A, Km 130A, dan Km 166A. Area itu rawan kepadatan karena menjadi tempat rehat para pemudik.
Tunjung memaparkan, Astra Tol Cipali telah menyiapkan berbagai fasilitas di rest area. Kapasitas parkir, misalnya, dimaksimalkan agar dapat menampung lebih banyak kendaraan. Sebagai gambaran, Rest Area Km 102A memiliki kantong parkir hingga 700 kendaraan kecil dan 150 kendaraan besar.
Pengaturan arus lalu lintas di rest area juga diberlakukan. Apabila sudah penuh, petugas akan mengarahkan pengendara ke rest area selanjutnya atau keluar ke pintu tol terdekat. ”Kami mengimbau pengguna jalan untuk gantian sama yang lain jika sudah beristirahat sekitar 30 menit,” ujarnya.
Astra Tol Cipali juga menyiapkan virtual message sign (VMS) atau perangkat pengendali lalu lintas yang menampilkan informasi kapasitas parkir di area istirahat. Dengan begitu, pengendara dapat mengetahui ketersedian parkir dan tidak memaksakan masuk ke rest area jika penuh.
Kepala Divisi Operasi Astra Tol Cipali Sri Mulyo mengatakan, Korps Lalu Lintas Polri dan Kementerian Perhubungan menyiapkan rekayasa di luar area istirahat melalui sistem one way atau satu arah. Rekayasa ini berlangsung pada 5-9 April 2024 dari Km 72 Jalan Tol Cipali hingga Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah.
Pada 5-7 April, sistem satu arah diberlakukan pukul 14.00-24.00. Rekayasa serupa juga berlangsung pada 8-9 April pukul 08.00-24.00. Pola pengaturan itu berjalan situasional dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Astra Tol Cipali akan menunggu arahan Korlantas terkait hal itu.
Dengan penerapan sistem satu arah, pengendara dapat memanfaatkan rest area di jalur yang mengarah ke Jakarta. Rest area itu tersebar di Km 101, Km 130, dan Km 164. Adapun tempat istirahat di Km 86B, yang tahun lalu terdampak semburan api, belum beroperasi.
Puncak arus lalu lintas di Cipali jatuh pada H-4 Lebaran atau Sabtu (6/4/2024) dengan jumlah kendaraan diprediksi 122.599 unit.
Selain area istirahat, titik rawan kepadatan juga terdapat di titik pertemuan Jalan Tol Cipali dan Jalan Tol Cisumdawu. Kemacetan berpotensi terjadi karena kendaraan yang melintas dari arah Bandung via Jalan Tol Cisumdawu akan keluar di Jalan Tol Cipali. Pengendara dari jalur itu pun acap kali berhenti di Rest Area Km 166.
”Kami sudah membuat persiapan jika terjadi penumpukan di (interchange) Tol Cisumdawu dan Tol Cipali. Kami meminta pengelola Cisumdawu menahan (kendaraan) dengan membuka rest area fungsional,” ujar Mulyo. Tempat istirahat itu berada di Km 203 + 400 di jalur ke Jawa dan Jakarta.
Rest area fungsional itu dapat menampung sekitar 200 kendaraan. Tempat istirahat itu juga memiliki sejumlah fasilitas, seperti toilet, kantin, dan stasiun pengisian bahan bakar modular. Pengoperasian area istirahat itu pun dapat mengurai kepadatan di Km 152 hingga Rest Area Km 166.
Astra Tol Cipali juga berkoordinasi dengan kepolisian untuk menerapkan sistem contra flow atau lawan arus di Km 147-Km 169. ”Ini untuk menghindari kepadatan arus dari Tol Cisumdawu dan perlambatan arus di Rest Area Km 166,” ujar Kepala Satuan Patroli Jalan Raya Polda Jabar Komisaris Hudi Arif.
Rekayasa lalu lintas itu diberlakukan bersamaan dengan sistem lawan arah di Tol Jakarta-Cikampek pada Km 47 dan Km 65. Pola serupa bakal berlangsung di Km 117 sampai Km 132 Tol Cipali. Tujuannya untuk menghindari potensi kemacetan menjelang area istirahat di Km 130.
Hudi mengatakan, rekayasa lalu lintas one way dan contra flow diperlukan karena kondisi jalan tol dari Jakarta hingga Cirebon menyempit. Ia mencontohkan, di Tol Jakarta-Cikampek terdapat 6 lajur yang bisa dilalui pemudik. ”Di Km 72, lajurnya menjadi empat dan di Km 188-Km 236 menjadi tiga lajur,” ungkapnya.
Hudi pun memastikan rekayasa lalu lintas telah matang. Sebelum penerapan sistem satu arah, polisi akan mensterilisasi jalur tol selama dua jam. Kendaraan yang mengarah ke Jakarta akan dikeluarkan melalui gerbang tol terdekat. Ia juga berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah.
Ketua Tim Kelompok Substansi Rekayasa Lalu Lintas Kementerian Perhubungan Iswandi Putra menambahkan, Jalan Tol Cipali yang termasuk dalam ruas Jalan Tol Trans-Jawa menjadi jalur favorit pemudik dari Jakarta dan sekitarnya. Ia memprediksi 11,1 juta warga Jabodetabek memilih Jalan Tol Trans-Jawa.
Survei Kemenhub juga telah memetakan waktu pemudik asal Jabodetabek berangkat melalui Tol Trans-Jawa. Puncak mudik di jalan bebas hambatan itu diprediksi pada 6 April. ”Jam pergi mudik itu rata-rata banyaknya pukul 07.00 - 10.00. Ada sekitar 8,6 juta orang yang berangkat,” ujar Iswandi.
Dia pun mengimbau pengendara memilih waktu keberangkatan yang tepat agar tidak terjebak kepadatan saat mudik. ”Dan, yang terpenting pemudik harus memperhatikan aspek keselamatan. Kami sudah melakukan ramp check (pemeriksaan) kendaraan angkutan mudik,” ucapnya.