Mengantisipasi Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
Sebanyak 193,6 juta penduduk Indonesia (71,7 persen) diperkirakan mudik Lebaran tahun ini.
Pergerakan masyarakat secara nasional pada Lebaran 2024 berpotensi mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dapat dibayangkan, kepadatan di sepanjang rute pemudik akan menjadi momok pada Lebaran tahun ini. Persiapan matang perlu dilakukan bersama antara pemerintah dan para pemudik.
Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, potensi arus mudik Lebaran 2024 meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Pada Lebaran 2024, Kemenhub mengeluarkan rilis survei potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran di angka 193,6 juta orang. Artinya, tiga dari empat penduduk akan mudik tahun ini.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 atau Senin, 8 April 2024, saat dimulainya cuti bersama. Potensi pergerakan masyarakat pada puncak arus mudik sekitar 26,6 juta orang atau 13,7 persen. Sementara puncak arus balik adalah H+3 atau Minggu, 14 April 2024, dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Hasil survei yang sama menunjukkan bahwa paling besar para pemudik berasal dari Jawa Timur, yakni sebanyak 31,3 juta orang (16,2 persen). Kemudian disusul oleh Jabodetabek sebanyak 28,43 juta orang atau 14,7 persen. Berikutnya ialah pemudik asal Jawa Tengah sebanyak 26,11 juta orang (13,5 persen).
Persentase di atas sedikit berbeda dengan hasil survei Kemenhub pada Lebaran 2023. Tahun lalu, daerah tertinggi yang menjadi daerah asal pemudik adalah Jawa Timur, yakni 17,1 persen. Berikutnya adalah Jawa Tengah sebanyak 15,1 persen, diikuti Jabodetabek 14,1 persen, serta Jawa Barat (non-Jabodetabek) sebesar 12,1 persen.
Sebaliknya, untuk daerah tujuan pemudik tahun ini paling banyak menuju Jawa Tengah dengan sebanyak 61,6 juta orang atau 31,8 persen. Lalu ke Jawa Timur sebanyak 37,6 juta orang atau 19,4 persen. Disusul ke Jawa Barat sebanyak 32,1 juta orang atau 16,6 persen.
Merujuk pada hasil rilis yang sama, tingginya pergerakan masyarakat pada masa Lebaran kali ini dipengaruhi beberapa faktor.
Disebutkan, tidak adanya Covid-19, kondisi ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca yang sekiranya mendukung minat publik untuk mudik.
Baca juga: 8 April Jadi Puncak Arus Mudik, 14 April Jadi Puncak Arus Balik
Kendaraan mudik
Salah satu aspek penting dalam mobilitas di masa Lebaran ialah transportasi yang digunakan para pemudik. Hasil survei Kemenhub menunjukkan, kereta api menjadi angkutan mudik Lebaran paling banyak dipilih publik, yaitu sebanyak 39,32 juta orang atau 20,3 persen.
Kemudian, diikuti angkutan berupa bus sebanyak 37,51 juta orang (19,4 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,3 persen), dan sepeda motor sebesar 31,12 juta orang (16,07 persen).
Jika melihat survei Kemenhub tahun sebelumnya, ada sedikit perbedaan dalam pilihan moda transportasi pemudik. Tahun lalu, mobil pribadi menjadi pilihan terbanyak dengan angka 22,1 persen yang diikuti dengan bus sebanyak 18,4 persen.
Kedua moda transportasi favorit tersebut rupanya kalah pamor dibandingkan dengan kereta api yang paling banyak diminati calon pemudik tahun ini.
Tidak mengherankan jika calon pemudik tahun ini perlu bersaing ketat untuk mendapatkan tiket kereta api. Misalnya, tiket untuk KA Tawang Alun jurusan Malang-Banyuwangi, KA Probowangi jurusan Surabaya-Banyuwangi, dan KA Sritanjung jurusan Yogyakarta-Banyuwangi dikabarkan sudah habis terjual untuk jadwal H+2 Lebaran. Secara akumulatif, KAI melaporkan per 10 Maret 2024 sudah ada 1,2 juta (41 persen) tiket KA mudik Lebaran yang terjual.
Sebagai langkah penanganan, pihak KAI pun berencana menambah 24 KA tambahan secara bertahap untuk berbagai kelas dan rute. Penambahan ini terutama di rute-rute favorit pemudik.
Beberapa rute yang menjadi favorit pemudik ketika momen Lebaran adalah Jakarta-Solo pulang pergi (PP), Jakarta-Surabaya PP, Jakarta-Cirebon PP, dan Purwokerto-Malang PP.
Selain itu, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub juga menyiapkan fasilitas mudik gratis guna mengakomodasi keperluan publik seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ini, sebanyak 722 unit bus disediakan untuk program mudik gratis. Jumlah tersebut diupayakan untuk memfasilitasi 30.088 kuota mudik gratis yang dibagi dua, yakni 24.368 orang untuk arus mudik dan 5.720 orang untuk arus balik.
Fasilitas lain yang turut disediakan Ditjen Hubdat pada tahun ini ialah 900 unit kuota pengangkutan motor dengan truk secara gratis.
Rinciannya, 15 unit truk untuk disediakan untuk mengangkut 450 unit motor saat arus mudik dan 15 unit truk untuk mengangkut 450 unit motor saat arus balik. Tentu, program mudik gratis ini bertujuan untuk meminimalisasi jumlah pemudik bersepeda motor demi keselamatan bersama.
Baca juga: Agar Silaturahmi Tak Terputus, Siapkan Mudik dengan Serius
Persiapan
Dalam rilis Kemenhub, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah akan menyiapkan langkah persiapan, baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif.
Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa menjadi catatan penting dalam persiapan tersebut.
Upaya persiapan ini juga penting dilakukan oleh para calon pemudik. Menilik hasil evaluasi Lebaran 2023, setidaknya tercatat 5.894 kasus kecelakaan lalu lintas selama periode mudik. Dari jumlah kasus tersebut, terdapat 726 korban jiwa.
Oleh sebab itu, calon pemudik pun perlu menyiapkan secara matang mulai dari perencanaan jadwal mudik, transportasi, biaya, hingga aspek keselamatan pribadi ataupun anggota keluarga yang turut serta mudik. Bagi pemudik dengan kendaraan pribadi, kesehatan fisik menjadi aspek krusial yang perlu disiapkan selain kesiapan kendaraan.
Mudik yang sudah tidak terpisahkan dari momen Lebaran pun memang makin terasa suasananya ketika berjibaku dalam perjalanan, termasuk kemacetan panjang yang sering kali tidak terhindarkan.
Apa pun kesulitan dan jerih payah yang dialami dalam perjalanan mudik akan menjadi bagian khidmat tersendiri yang meresap dan meluap saat berjumpa dengan keluarga di kampung halaman. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Tradisi Mudik dan Bayangan ”Ruang” dalam Benak Manusia