Cuaca Ekstrem, Pekalongan dan Semarang Dilanda Banjir
Cuaca ekstrem memicu banjir di Semarang dan Pekalongan. Dua korban jiwa terenggut, rumah rusak, dan warga mengungsi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
KAJEN, KOMPAS — Hujan lebat sepanjang Rabu hingga Kamis (13-14/3/2024) memicu banjir bandang dan banjir di Kabupaten Pekalongan dan Kota Semarang, Jawa Tengah. Dua orang dilaporkan meninggal dan puluhan warga terpaksa mengungsi.
”Selain menimbulkan korban jiwa, sejumlah infrastruktur, fasilitas umum, dan rumah warga rusak,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo.
Banjir bandang terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Rabu, sekitar pukul 19.00. Kondisi itu terjadi setelah tanggul sebuah bendungan di desa tersebut jebol akibat tak mampu menahan debit air hujan. Dalam waktu singkat, air dengan ketinggian sekitar 1 meter yang bercampur lumpur menyapu permukiman warga.
Warga yang panik lantas berupaya menyelamatkan diri. Dalam upaya tersebut, dua warga Desa Wangandowo, yakni Warsila (38) dan Sifa (10), yang merupakan ibu dan anak terseret banjir.
Setelah banjir reda, pencarian dua orang tersebut dilakukan. Keduanya akhirnya ditemukan petugas pencarian dan pertolongan. Namun, mereka sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Dari catatan sementara BPBD Pekalongan, 1 jembatan rusak, 1 gedung TK rusak, 2 mushala rusak, 2 rumah hanyut, 20 rumah rusak berat, dan 50 rumah rusak ringan.
Akibat kejadian itu, setidaknya 49 orang mengungsi ke rumah Sekretaris Desa dan Balai Desa Wangandowo. Adapun sebagian warga memilih bertahan di rumah masing-masing untuk menjaga dan membersihkan rumahnya dari material banjir.
Pada Kamis pagi, warga dibantu petugas gabungan dari sejumlah instansi di Kabupaten Pekalongan serta sukarelawan membersihkan rumah dan fasilitas umum yang terdampak banjir.
Selain itu, didirikan juga dapur umum. Sukarelawan menyiapkan makanan untuk menyuplai kebutuhan sahur bagi warga terdampak.
Sementara itu, di Kota Semarang, banjir dengan ketinggian 80 sentimeter merendam sejumlah lokasi. Daerah yang mengalami banjir di antaranya Kecamatan Semarang Utara, Semarang Timur, Genuk, Pedurungan, dan Semarang Selatan.
Sejumlah sungai, seperti Sungai Plumbon, Sungai Beringin, dan Kanal Banjir Timur, juga dilaporkan meluap akibat tak mampu menahan debit air. Pada Kamis pagi, air yang menggenang di sejumlah lokasi berangsur surut.
Kami juga menyiapkan dapur umum di Balai Kota Semarang dan di daerah Genuk untuk menyuplai kebutuhan sahur dan konsumsi warga.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi genangan di wilayahnya. Pompa-pompa air hingga mobil pompa portabel juga telah dikerahkan untuk menyedot air dari sejumlah lokasi banjir.
”Kami juga menyiapkan dapur umum di Balai Kota Semarang dan di daerah Genuk untuk menyuplai kebutuhan sahur dan konsumsi warga,” ujar Hevearita.
Kemudian, semua lurah telah diinstruksikan untuk mendata warga yang terdampak. Tujuannya, supaya para korban bisa segera disuplai makanan.
Hevearita menyebut, cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang diprediksi masih akan terjadi pada Kamis. Ia meminta masyarakat tetap waspada, tetapi tidak panik. Upaya pencegahan dan penanganan bakal terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.