Sudah Satu Pekan Akses ke Langgai Terputus akibat Longsor
Untuk membuka akses jalan ke Batu Bala dan Langgai yang terputus akibat banjir dan longsor, pemda perlu bebaskan lahan.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
KOMPAS, PESISIR SELATAN — Hingga hari ketujuh bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan, sejumlah akses masih terputus. Upaya membuka akses untuk penyaluran bantuan tak mudah karena pemerintah daerah harus membebaskan lahan terlebih dahulu.
”Sudah dalam proses pembebasan tanah masyarakat. Alat (berat) sudah kami kirim ke sana. Semoga cepat tertangani,” kata Era Sukma, Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumatera Barat, Rabu (13/3/2024).
Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis (7/3/2024) malam di Daerah Aliran Sungai Surantiah membuat jalan terputus. Salah satunya di Kampung Kayu Aro, Nagari Ganting Mudik Selatan Surantiah. Panjang jalan provinsi yang putus sekitar 200 meter dengan lebar sekitar 10 meter akibat tergerus banjir bandang.
Dampak dari terputusnya jalan tersebut, penyaluran bantuan menuju Kampung Batu Bala dan Langgai hanya bisa dilakukan dengan sepeda motor trail. Di kedua kampung itu, jalan juga terputus akibat longsor. Selain itu, ada tiga jembatan yang juga putus di Langgai. Akibatnya, proses pengiriman bantuan terhambat.
Pihaknya sedang memproses pembebasan lahan untuk membuka akses jalan provinsi menuju Kampung Batu Bala dan Kampung Langgai, di Nagari Ganting Mudik Utara Surantiah.
Rabu siang, Staf Dinas BMCKTR Sumbar, Willy Budiman, bersama rombongan melakukan pengukuran di lapangan. Ini merupakan tahap awal pembebasan lahan. Ia berharap masyarakat mengizinkan lahannya untuk dibebaskan.
”Kalau masyarakat sudah mengizinkan, dalam minggu depan mungkin kami sudah action. Sejauh ini, masyarakat mendukung, tetapi mereka butuh kejelasan (soal pembebasan lahan),” kata Willy, yang juga pejabat pembuat komitmen terhadap jalan di lokasi tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih Raim Putra berharap pemerintah segera membuka akses jalan ke arah Batu Bala dan Langgai.
”Sampai sekarang kami kewalahan menyalurkan bantuan karena akses jalan banyak terputus. Ada sekitar lima titik jalan yang putus dari Batu Bala hingga Langgai (wilayah hulu),” kata Raim.
Menurut Raim, bantuan ke Batu Bala dan Langgai hanya bisa disalurkan dengan berkendara sepeda motor beroda kasar/trail agar dapat menembus jalur berlumpur. Di titik jalan yang sukar dilewati, bantuan diestafetkan dengan jalan kaki untuk dilanjutkan pengendara sepeda motor lainnya. Di titik jalan putus terakhir di Langgai, bantuan bahkan mesti dikirimkan dengan jalan kaki ke lokasi.
”Kami berharap alat berat masuk ke sini untuk membuka akses jalan,” ujarnya. Dia menambahkan, di Batu Bala dan Langgai, setidaknya ada masing-masing 100 keluarga terdampak banjir bandang.