Pasar Ramadhan di Malang, Pusat Jajanan dan Pendongkrak Ekonomi Masyarakat
Setiap Ramadhan, selalu muncul pasar-pasar kuliner baru di Kota Malang. Pasar ini diharapkan ungkit ekonomi masyarakat.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
Setiap bulan puasaRamadhan, di Kota Malang, Jawa Timur, selalu muncul pusat-pusat kuliner jelang berbuka puasa. Selain menjadi lokasi ngabuburit (waktu menanti berbuka puasa), pasar Ramadhan ini juga menjadi pengungkit ekonomi masyarakat.
Beberapa lokasi pasar Ramadhan 1445 Hijriah (H) di Kota Malang, misalnya, di Jalan Surabaya, Jalan Prof M Yamin, Sulfat, dan Sawojajar. Pusat kuliner tersebut mulai ramai sekitar pukul 14.00 WIB hingga malam. Walau sebenarnya tengah hari pun sebagian dari penjual tersebut sudah mulai ada yang bersiap-siap di lokasi.
Di pasar Ramadhan Jalan Surabaya, misalnya, penjual dan pembeli terdiri dari mahasiswa. Mereka berasal dari kampus di sekitar lokasi, seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Nasional, Universitas Widya Karya, dan lainnya.
Makanan takjil yang dijual mulai dari cilok, ayam bakar, aneka es, hingga makanan berat, seperti mi atau nasi. Ada di antara mereka membuka lapak, dan ada juga yang membawa makanannya tanpa lapak.
Pasar Ramadhan berikutnya adalah pusat takjil di selatan Pasar Besar Malang atau tepatnya di Jalan Prof Yamin. Makanan yang dijual antara lain jajan pasar (kue tradisional), es buah, sayur, dan pangsit. Rata-rata pembeli di sini adalah warga sekitar dan orang yang beraktivitas di sekitar Pasar Besar Malang.
Lokasi pasar Ramadhan lainnya adalah di Jalan Raya Sulfat. Para penjual makanan berjajar rapi di tepi jalan raya. Aneka makanan di sana antara lain es, aneka jajanan dari pisang, roti bakar, nasi Madura, dan sari kurma. Rata-rata, pembelinya berasal dari kawasan perumahan sekitar, serta pengguna jalan yang memilih berhenti karena tertarik membeli aneka makanan.
Berikutnya, Pasar Ramadhan Sawojajar. Lokasinya di lahan terbuka tak jauh dari gerbang kawasan perumahan Sawojajar. Aneka makanan yang dijual di sana mulai dari aneka fastfood Korea, seperti kepiting dan cumi, kue tradisional, lumpia, ayam goreng, aneka sayur siap makan, dan es.
Menariknya, di Pasar Ramadhan Sawojajar, beberapa perusahaan besar pun ikut membuka lapak jualan. Misalnya Pizza Hut Delivery, dan beberapa perusahaan minuman terkenal. Para pembeli di pasar Ramadhan ini mulai dari warga perumahan hingga orang yang sengaja datang untuk mencari menu berbuka puasa.
“Lokasi di sini lebih aman karena tidak di pinggir jalan sehingga orang bisa berjalan-jalan mencari makanan yang diinginkan dengan lebih aman dan leluasa. Pasar Ramadhan ini pun juga salah satu pelopor pasar jajanan takjil di Kota Malang,” kata Giyanto, pengurus pasar Ramadhan Sawojajar, Rabu (13/03/2024).
Jumlah pedagang di pasar takjil Sawojajar sekitar 120 orang. Mereka berjualan mulai pukul 14.00 WIB. Pembeli di pasar ini pun bisa mencapai ribuan orang setiap hari.
“Dari hasil berjualan pada hari pertama Ramadhan kemarin, saya mendapatkan Rp 5 juta sehari. Itu dari hasil jualan aneka es. Semoga saja hasilnya terus baik dan cuaca mendukung,” kata Giyanto. Dalam beberapa waktu ini di Kota Malang tidak hujan, tetapi angin bertiup cukup kencang.
Giyanto adalah inisiator pasar Ramadhan Sawojajar. Ia berinisiatif menyewa lahan dari pemilik hingga mengurus perizinan, baik di RT-RW maupun kelurahan, serta ke kepolisian. Pedagang sudah mulai memesan slot jualan di sana sejak 2 bulan lalu. “Mereka kena tarif berjualan Rp 1,5 juta selama sebulan,” kata Giyanto.
Ramainya pembeli di setiap pasar Ramadhan memberikan harapan bahwa ekonomi masyarakat akan terungkit meski dalam waktu sebulan.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi mengatakan, keberadaan pusat kuliner selama Ramadhan memang menjadi salah satu daya tarik warga ataupun pengunjung untuk datang.
”Iya ini bisa jadi salah satu daya tarik wisata. Karena wisata itu apa yang kita lihat dan rasakan datang berkunjung. Memang pusat-pusat kuliner ini selalu ramai dikunjungi. Ini juga karena ada pengaruh keberadaan mahasiswa di Kota Malang. Banyaknya mahasiswa pendatang menjadikan mereka lebih senang berbelanja untuk berbuka puasa,” kata Baihaqi.
Ramainya pembeli di setiap pasar Ramadhan memberikan harapan bahwa ekonomi masyarakat akan terungkit meski dalam waktu sebulan.
Sebelumnya, dalam survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang pada Februari 2024 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap peningkatan kondisi ekonomi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2024 tercatat 157,33, atau menguat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 146,50. Dengan begitu, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi kembali berada pada level optimis (indeks > 100). Kenaikan IKK didorong peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Achmad P Subarkah mengatakan, sejalan dengan membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan juga terpantau menguat dibandingkan bulan sebelumnya.
“Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Februari 2024 tercatat 167,83, meningkat dari 160,00 pada Januari 2024. Peningkatan tersebut didorong kenaikan komponen penyusun IEK, terutama Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang meningkat 15,00 poin menjadi 172,00 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 157,00,” katanya.
Semoga saja, munculnya pusat-pusat ekonomi selama Ramadhan 2024 ini benar-benar bisa menjadi bagian dari pengungkit ekonomi masyarakat Kota Malang.