Stok Beras Lokal Minim, Harga Beras di Kaltim Naik
Kenaikan harga beras disebabkan kurangnya pasokan dari Sulawesi dan Jawa. Stok yang ada diklaim aman sampai Ramadhan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Harga beras di sejumlah daerah di Kalimantan Timur naik dalam dua bulan terakhir. Hal ini disebabkan minimnya pasokan beras dari Sulawesi dan Jawa. Stok beras lokal berkurang karena belum ada panen raya.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kalimantan Timur Amaylia Dina mengatakan, saat ini Kalimantan Timur masih mendatangkan beras dari Sulawesi dan Jawa. Stok beras lokal hanya mampu memenuhi 30-40 persen kebutuhan warga di Kaltim.
”Harga beras, terutama beras premium, mulai naik karena dua daerah itu belum masuk panen raya. Panen raya diperkirakan pada Maret dan April 2024. Oleh karena itu, produsen mulai menaikkan harga karena stok yang ada berkurang,” kata Dina, Minggu (25/2/2024).
Di Kota Balikpapan, kenaikan harga beras terjadi di semua jenis. Berdasarkan data di Sistem Informasi Perdagangan Kalimantan Timur, beras premium di Kota Balikpapan pada Januari 2024 dijual Rp 16.000 per kilogram. Harga itu naik Rp 2.000 menjadi Rp 18.000 per kilogram pada 23 Februari 2024.
Kenaikan harga juga terjadi untuk beras medium dari Rp 13.500 per kilogram pada Januari 2024 menjadi Rp 15.000 pada Februari 2024. Harga tersebut melampaui harga eceran tertinggi (HET) di Kalimantan Timur dengan harga Rp 13.300 per kilogram.
Adanya beras bulog yang kami gelontorkan ke pasar tradisional serta outlet dan retail modern itu menjadi penyeimbang dan menjadi pilihan masyarakat selain beras premium.
Kendati demikian, menurut dia, stok beras di Kaltim masih cukup sampai Ramadhan, masa-masa yang biasanya permintaan beras tinggi. Pemprov Kaltim terus berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan agar stok dan harga beras ini bisa terjaga.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah Kaltim dan Kaltara Mersi Windrayani mengatakan, program stabilitas harga pangan akan terus dilakukan agar harga beras bisa lebih stabil di pasaran. Program tersebut akan bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Harga yang digelontorkan Bulog dalam program itu akan mengikuti HET. Mersi mengatakan, saat ini Bulog Kanwil Kaltim dan Kaltara sudah menggelontorkan 5.000 ton beras ke sejumlah daerah.
”Adanya beras bulog yang kami gelontorkan ke pasar tradisional serta outlet dan retail modern itu menjadi penyeimbang dan menjadi pilihan masyarakat selain beras premium,” ujar Mersi.
Penguatan petani lokal
Selain memastikan ketersediaan beras di Kaltim, pemerintah juga membuat program untuk memperkuat petani lokal agar lebih tahan terhadap krisis iklim. Sebab, dari sejumlah laporan, petani di Jawa dan Sulawesi terlambat dan gagal panen akibat dampak El-Nino. Beberapa sentra padi diterjang banjir, beberapa sisanya kekeringan.
Pada 20 Februari 2024, TNI AD membangun 89 titik penyaluran air ke sawah di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal itu akan dilanjutkan ke sejumlah daerah lain melalui kerja sama Pemprov Kaltim, TNI, dan pemangku kepentingan lain.
Komandan Kodim 0906/KKR Letnan Kolonel Infanteri Jeffry Satria mengatakan, pembangunan sistem air pertanian di Kutai Kartanegara juga akan dilakukan di Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Tenggarong Seberang, dan Kecamatan Loa Kulu.
”Luas lahan yang tercakup dalam sistem air pertanian ini sekitar 1.636,2 hektar dan mengairi sawah milik 66 kelompok tani,” kata Jeffry.
Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, sektor pertanian menjadi salah satu fokus pembangunan pada tahun 2024. Sebab, itu menjadi fondasi bagi warga dalam menjalankan kehidupan.
Selain itu, lanjut Akmal, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan menjaga lahan produktif di Kaltim, pihaknya akan melakukan hal yang sama di 200 tempat dengan dukungan daerah, mulai dari Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kutai Timur yang memiliki lahan produktif.