Beras Impor Digelontorkan, Harga Beras di Jakarta Masih Tinggi
Walau beras impor mulai didistribusikan, harganya di pasaran masih tinggi. Pengawasan perlu diperketat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Walau beras impor sudah mulai didistribusikan ke pasar ritel modern dan pasar tradisional, harga beras di pasaran terbilang masih tinggi. Stoknya pun terbatas. Pemerintah termasuk aparat penegak hukum harus mengawasi proses distribusi agar tidak ada pihak yang menahan pasokan beras.
Hal ini disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Reynaldi Sarijowan, Jumat (23/2/2024). Ia menuturkan, walau beras impor sudah mulai disalurkan di pasaran, belum mampu menekan harga. Akibatnya, pedagang kesulitan memasarkan produknya. Apalagi stok beras di penggilingan juga terbatas.
Laporan sejumlah pedagang menunjukkan harga beras di daerah yang berada wilayah barat mencapai Rp 18.000 per kilogram (kg) untuk kualitas premium. Adapun di wilayah timur mencapai Rp 21.000 per kg. Kenaikan harga beras tahun ini diperkirakan sudah 20 persen bahkan lebih jika dibandingkan tahun lalu.
”Harga beras premium pada tahun lalu hanya Rp 14.000 per kilogram sekarang menjadi Rp 18.000 per kg,” kata Reynaldi.
Dia menyebut ada beberapa faktor penyebab terjadinya lonjakan harga beras, seperti molornya musim tanam dan musim panen yang berdampak pada terganggunya keseimbangan antara permintaan dan pasokan. Ia menduga ada pihak yang sengaja menahan pasokan beras sehingga tidak semua beras hasil produksi petani digelontorkan ke pasar.
Ia mendorong satgas pangan Mabes Polri untuk memantau distribusi beras agar tidak ada pihak-pihak yang sengaja menahan pasokan untuk maksud tertentu. Di sisi lain, Bulog juga perlu memastikan pendistribusian beras medium ke pasar tradisional dan ritel.
”Jika bulog lebih fokus kepada bantuan pangan dan tidak mengindahkan permintaan Presiden untuk mengguyur di pasar tradisional dan retail, maka lebih celaka lagi kondisi yang akan kita hadapi ke depan,” ujarnya.
Sejauh ini, pedagang kesulitan mendapatkan pasokan karena produksi dari penggilingan juga terbatas.
Pantauan di sejumlah pasar menunjukkan pedagang masih sulit mendapatkan beras dengan harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Beras dengan kualitas rendah dijual dengan harga Rp 12.500 per liter. Adapun untuk beras medium dijual dengan harga Rp 14.000 liter.
Hambali, pedagang beras di Pasar Rawajati, Jakarta Selatan, mengatakan, kenaikan harga beras sudah sangat meresahkan. Beras dengan harga termurah, misalnya, memiliki kualitas yang tidak baik dan cenderung keras. Pada situasi normal, beras dengan kualitas rendah itu hanya dijual Rp 8.500 per liter. Kini, harganya melambung menjadi Rp 12.500 per liter.
”Namun, tetap saja ada konsumen yang membelinya karena terdesak kebutuhan,” katanya.
Akibat harga beras yang terus tinggi, omzet dagangan Hambali menurun hingga 50 persen. ”Banyak langganan yang terpaksa membatasi pembelian karena harga beras yang terlalu mahal,” ujarnya.
Tidak hanya di pasar tradisional, beras di pasar retail modern juga masih dijual dengan harga lama yang cukup tinggi. Beras yang dipasarkan masih seharga Rp 65.900 untuk ukuran 5 kilogram. ”Itu beras stok lama, sudah satu bulan tidak ada pasokan baru,” kata petugas kasir di salah satu pasar retail modern di Pisangan Baru Timur, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan akan mendistribusikan sekitar 15.000 ton beras untuk masyarakat Jabodetabek secara bertahap. Pengiriman ini merupakan implementasi dari instruksi Presiden Joko Widodo untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Adapun stok cadangan beras di Jakarta yang tersimpan saat ini sekitar 30.000 ton dan akan didistribusikan secara bertahap hingga menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
”Jadi, ini cukup untuk memenuhi kebutuhan ritel modern di sekitar Jabodetabek sehingga masyarakat tak perlu khawatir terhadap ketersediaan stok beras,” katanya.
Heru menjelaskan, saat ini pasokan beras yang tersimpan di Food Station sekitar 30.000 ton beras. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat lebih bijak untuk membeli kebutuhan berasnya.
”Kira-kira 10 kilogram cukup untuk kebutuhan keluarga selama sebulan,” kata Heru.
Dirut PT Tjipinang Food Station Pamrihadi Wiraryo mengatakan, bersama dengan pemerintah, pihaknya melakukan sejumlah langkah intervensi berupa menyalurkan beras impor komersial dan eceran ke pasar ritel modern dan tradisional. Harga yang ditetapkan pun sesuai dengan harga eceran tertinggi.
Beras impor komersial yang disalurkan ke pasar ritel modern dihargai Rp 13.900 per kg. Adapun beras impor eceran yang dijual di pasar tradisional dihargai Rp 10.900 per kg sesuai dengan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).