Pesawat di Kabupaten Puncak Papua Ditembak Orang Tidak Dikenal
Sebulan terakhir terjadi penembakan di Papua, yakni Puncak, Paniai, dan Yahukimo. Aparat dan warga sipil jadi korban.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Peluru tajam kembali dimuntahkan orang tidak dikenal di tanah Papua. Kali ini, sasarannya pesawat Caravan Asia One Air PK-LTF di Bandar Udara Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (16/2/2024). Selama Februari, teror peluru juga terjadi di Kabupaten Paniai dan Kabupaten Yahukimo.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan, penembakan di Puncak terjadi pada Jumat pukul 09.52 WIT. Arah tembakan berasal dari sekitar Kampung Ambobra ketika pesawat hendak mendarat di Bandara Milawak.
”Tembakan mengenai bagian kanan pesawat,” ucap Benny di Jayapura.
Benny menyebut, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, peluru menembus ke arah pintu belakang. Saat ini, dia mengatakan, polisi masih menyelidiki pelaku dan motifnya.
Belum terungkap
Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya, dua penembakan terjadi Paniai dan Yahukimo di awal Februari. Para pelakunya juga belum diketahui.
Pada Senin (5/2/2024), senjata api menyalak di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Dua anggota TNI, yakni Septiono Lawe dan Ronaldo Abi, serta warga sipil bernama Dominius Nana tertembak.
”Peristiwa dimulai ketika Dominius dan Ronaldo sedang membakar ayam di rumah salah satu anggota TNI di Jalan Siep Asso, tepatnya di samping Koramil. Tiba-tiba, dua pelaku datang dan menembakkan senjata dari jarak sekitar 20 meter,” ujar Benny.
Sehari kemudian, pada Selasa (6/2/2024), peluru menghujani pesawat Smart Air di Lapangan Terbang Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Penembakan melukai perut Ajun Inspektur Polisi Satu Manurung, aparat yang sedang berjaga, serta paha Benyamin Banua, warga setempat.
Ditanya terkait kejadian-kejadian, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, mengatakan, pihaknya tidak terlibat dalam kejadian di Yahukimo dan Paniai. Namun, ada keterlibatan pihaknya pada insiden di Puncak. Sebby tidak merinci sosok yang melakukannya.
Sementara itu, penyenderaan pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, sejak 7 Februari 2023 hingga kini belum usai. Lebih dari setahun, Mehrtens disandera kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kelompok Egianus belum memberikan kepastian pembebasan pilot asal Selandia Baru tersebut. Namun, Sebby mengklaim sempat meminta Mehrtens dibebaskan.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Izak Pangemanan menyatakan, kondisi Mehrtens relatif baik. Pihaknya bahkan sudah memberikan sejumlah obat-obat saat Mehrtens mengeluh sakit asma.
”Pengiriman obat-obatan tersebut diantarkan melalui utusan Pemkab Nduga,” kata Izak. Negoisasi melalui Penjabat Bupati Nduga Edison Gwijanggejuga masih dilakukan.