Anak Muda Kota Jambi Berkreasi di Tengah Minimnya Ruang Publik
Di tengah minimnya ruang publik, kaum remaja di Kota Jambi tetap cerdik memanfaatkan celah untuk tetap aktif berkreasi.
Gelora dan gelisah menjadi dua hal yang dirasakan remaja di Kota Jambi. Dicap sebagai kota paling rawan narkoba di provinsi itu, para remaja mendamba ruang-ruang ekspresi. Namun, kekurangan ruang publik memadai justru turut memotivasi para pemuda untuk tetap berkreasi.
Di tengah minimnya ruang publik, kaum remaja di Kota Jambi tetap cerdik memanfaatkan celah-celah yang tersisa. Saban sore, tiap sudut di Gelanggang Olahraga (GOR) Kotabaru, Jambi, ramai dikunjungi. Beragam aktivitas dilakukan, mulai dari joging, voli, bela diri, tari jalanan, latihan memotret, hingga bikin konten di media sosial.
Selasa (6/2/2024), lima remaja putri serius berlatih tari jalanan (street dance). Bermodalkan alat pemutar musik dan pengeras suara mini, teras kantor pengelola gelanggang mereka jadikan studio mini. Salah satu dari mereka merangkap koreografer tari. Gerakan demi gerakan mengalir, mengiringi lagu ”Oops I Did It Again” milik penyanyi asal AS, Britney Spears.
Riska (14) bertindak sebagai koreografer. Mereka rutin berlatih di teras itu setidaknya dua kali sepekan. Namun, adakalanya teras telah digunakan kelompok remaja lain. Mereka pun mencari lokasi lain. ”Kalau di sini penuh, kami pindah ke Taman Remaja,” ucapnya.
Bagi Riska, latihan boleh di mana saja, yang penting ada jendela atau pintu kaca sehingga jika ada gerakan yang salah, bisa tampak dari kaca.
GOR dan Taman Remaja di kawasan Kotabaru menjadi tempat andalan beraktivitas anak muda di Kota Jambi. Dalam sehari, lebih dari 500 anak dan remaja singgah. Di GOR, sebagian besar remaja menghabiskan waktu sore dengan berolahraga dan aktivitas produktif lainnya.
Sementara itu, di Taman Remaja, mereka memanfaatkan alat-alat permainan dan olah tubuh. Di bagian belakang taman itu tersedia pula panggung mini yang dilengkapi deretan tribune. ”Kalau mau melatih adik-adik menari, kami selalu kumpul di Taman Remaja” ujar Lestari, mahasiswa dan juga pegiat tari kreasi.
Di Kota Jambi cukup banyak ruang publik dan taman kota tersedia. Khusus taman kota dan ruang terbuka hijau, Pemerintah Kota Jambi memiliki 54 lokasi. Namun, dari jumlah sebanyak itu, hanya segelintir yang bermanfaat sebagai ruang publik.
Sebagian besar lainnya jarang disinggahi warga karena sejumlah hal, antara lain taman tidak teduh sehingga tak nyaman dikunjungi. Selain panas, banyak pula taman yang belum diperlengkapi dengan tempat duduk ataupun sarana rekreasi dan olahraga.
Taman Remaja menjadi salah satu yang paling lengkap fasilitasnya sehingga ramai dikunjungi setiap hari. Ada pula Taman Jomblo yang dibangun dengan penempatan alat-alat olahraga di sepanjang trotoar di Simpang Tugu Keris Siginjai.
Selain itu, juga ada taman di kawasan Danau Sipin yang ramai dikunjungi remaja. Taman itu dilengkapi dengan arena skateboard dan dinding panjat untuk olahraga panjat dinding.
Di eks Bandara Sultan Thaha Jambi, puluhan remaja memanfaatkan waktu untuk meraih prestasi. Halaman parkir yang bertahun-tahun terbengkalai disulap menjadi arena inline skate. Hasilnya, keringat dan disiplin membawa sejumlah prestasi, di antaranya lahir atlet nasional.
Bibit atlet
Executive General Manager Bandara Sultan Thaha, Siswanto Singodimedjo, mengatakan, halaman parkir bandara lama sempat terbengkalai karena bandara dipindah. Lalu, sejumlah pegiat inline skate menanyakan apakah halaman itu bisa digunakan untuk pengembangan olahraga. ”Kami langsung sambut. Silakan digunakan, asalkan untuk hal positif,” ujar Siswanto.
Saat ini, hampir 50 anak berusia 6-25 tahun rutin berlatih inline skate pada Selasa hingga Minggu. Selain mencetak atlet-atlet muda, halaman itu kerap pula dipergunakan untuk pameran dan ajang kumpul anak-anak muda. Salah satunya, pameran pencinta Vespa berhasil mendatangkan hingga belasan ribu anak muda berkumpul.
Ada 15.000 Vespa dipamerkan di halaman bandara. ”Sebagian besar dari Vespa yang dipamerkan merupakan hasil modifikasi anak-anak muda. Ini membuktikan bahwa jika diberi ruang, anak muda bisa berkreasi dan berprestasi,” ucapnya.
Pengamat sosial dan kebijakan publik dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Bahren Nurdin, menyebutkan, remaja di Kota Jambi terbilang aktif. Sayangnya, belum banyak ruang terbuka ataupun taman kota yang mewadahi kebutuhan anak muda. Bisa dibilang, keberadaan taman kota lebih terkesan sekadar ada. ”Tetapi kurang bermanfaat,” lanjutnya.
Baca juga: Agar Wisatawan Makin Nyaman di Danau Sipin
Akibatnya, meski diklaim memiliki banyak taman kota, Jambi belum dapat memenuhi kebutuhan anak mudah berekspresi. Taman kota yang telah difasilitasi sarana minat khusus seperti panjat dinding dan arena skateboard baru ada di taman Danau Sipin. Adapun keberadaan ruang terbuka dan taman kota lainnya lebih tampak seperti monumen hijau.
Ia membandingkan dengan taman-taman kota di Australia. Di sana, taman-taman kota tematik dibangun dengan menyesuaikan kondisi lingkungan dan sosialnya. Misalnya, ada taman kota yang dilengkapi dengan lapangan basket dan arena skateboard karena didapati pada lingkungan itu ada banyak remaja yang senang berolahraga.
Namun, ada pula di sudut wilayah lainnya, taman kota diperlengkapi arena bermain anak. ”Kenapa dibangun banyak fasilitas bermain, rupanya karena di sana dominan keberadaan anak-anak kecil,” ujarnya.
(Taman kota) Sekadar ada. Tidak jelas peruntukannya. Apakah untuk sarana rekreasi atau apa?
Ia pun membandingkan, di kota-kota lain sudah banyak ruang kreatif yang diperuntukkan bagi anak muda. Sayangnya Jambi belum punya,” katanya lagi.
Sebaliknya, ia menyebut taman kota yang paling baru, yakni Taman Angso Duo, malah sudah rusak tak lama selesai dibangun. Akibatnya, taman kota tidak dapat dimanfaatkan. ”(Taman kota) Sekadar ada. Tidak jelas peruntukannya. Apakah untuk sarana rekreasi atau apa?” katanya.
Narkoba dan geng remaja
Memberi ruang seluas-luasnya kepada remaja untuk berekspresi secara positif amat diperlukan di perkotaan yang rata-rata berpenduduk padat. Jika sarana prasarana kota kurang memenuhi kebutuhan tersebut, berbagai masalah siap menjerat mereka. Isu krusial terkait remaja di antaranya menjadi salah satu pasar dan rantai peredaran narkoba.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jambi, misalnya, telah memetakan indeks kerawanan peredaran narkotika selama tahun 2023. Kota Jambi ditetapkan sebagai peringkat pertama daerah rawan narkoba di Provinsi Jambi.
”Ranking satu diduduki oleh Kota Jambi, ranking dua Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Kerinci," kata Brigadir Jenderal Wisnu Handoko, Kepala BNNP Jambi. Kasus peredaran narkoba yang diungkap BNNP sebanyak 172 kasus di Kota Jambi.
Tak hanya itu, tingkat kriminalitas remaja lewat geng motor pun terbilang tinggi. Situasinya pernah membawa kota itu memasuki status darurat sosial kriminalitas remaja bermotor pada akhir 2022. Pemerintah kota memberlakukan jam malam. Mulai pukul 22.00 hingga 04.30 WIB, warga dilarang beraktivitas kumpul ataupun konvoi bermotor.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Jambi Abu Bakar kala itu mengatakan, pemberlakuan jam malam ditetapkan dalam Instruksi Wali Kota Jambi tentang Pemberlakuan/Pengawasan terhadap Kelompok Kriminal Anak Bermotor di Kota Jambi.
Baca juga: Kritik di Balik Status Darurat Sosial Geng Motor Jambi
Penetapan darurat sosial itu menyusul aktivitas remaja geng motor di Kota Jambi yang memang sangat meresahkan masyarakat sehingga perlu dibuat langkah khusus.
Data Polresta Jambi, sebanyak 137 anggota geng motor terjaring aparat saat beraksi di jalanan sepanjang Juli-September 2022. Beberapa di antaranya melukai warga yang tengah beraktivitas di kedai ataupun di sekitar perumahan. Sebagian besar dari para pelaku kriminal itu masih mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama hingga menengah atas.
Bahren menyebutkan, banyaknya remaja terlibat geng motor dan narkoba karena kurangnya ruang ekspresi bagi anak muda. Banyak potensi besar pada remaja tak tersalurkan dengan tepat. Energi besar yang dimiliki akhirnya tersalurkan pada tindakan negatif. Terkait itu, sekali lagi pemerintah kota diingatkan agar memberi perhatian serta alokasi dana memadai untuk program pembangunan yang dibutuhkan pemuda, termasuk taman publik yang nyaman dan aman.
Baca juga: Darurat Geng Motor di Kota Jambi