Pemerintah Provinsi Bali menggelar Bulan Bahasa Bali sebagai wahana dan media melestarikan bahasa daerah di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Bulan Bahasa Bali yang digelar secara rutin setiap tahun menjadi ikhtiar untuk melestarikan bahasa, sastra, dan aksara Bali. Ajang yang dirintis sejak 2019 itu telah memasuki penyelenggaraan tahun keenam.
Bulan Bahasa Bali VI digelar di Gedung Ksirarnawa, kompleks Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, mulai Kamis (1/2/2024). Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra membuka acara itu, mewakili Penjabat Gubernur Bali.
Menurut Indra, bahasa Bali merupakan warisan luhur dan menjadi jati diri masyarakat Bali. Bahasa Bali juga membentuk tata krama di masyarakat.
”Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali selama satu bulan menjadi bentuk perhatian Pemerintah Provinsi Bali dalam melestarikan bahasa, sastra, dan aksara Bali,” katanya.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali sejalan dengan upaya pelindungan dan pemajuan kebudayaan. Acara ini juga digelar dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan UNESCO diperingati setiap 21 Februari.
Pelindungan dan pelestarian bahasa daerah atau bahasa ibu, menurut Indra, menjadi penting karena tidak sedikit bahasa daerah, baik yang ada di dunia maupun di Indonesia, terancam hilang, bahkan sudah punah. Dari sekitar 718 bahasa daerah di Indonesia, sedikitnya 11 bahasa punah dan hilang.
Bulan Bahasa Bali tahun 2024 digelar hingga Sabtu (2/3/2024). Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali VI ini mengangkat tema ”Jana Kerthi-Dharma Sadhu Nuraga”. Secara umum, maknanya adalah Bulan Bahasa Bali menjadi alat pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan, dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama (masyarakat) Bali.
Kegiatan Bulan Bahasa Bali VI meliputi enam agenda, yakni utsawa (festival), wimbakara (lomba), sesolahan (seni pertunjukan), widyatula (seminar), dan kriyaloka (lokakarya) serta reka aksara (pameran). Pada penyelenggaraan kali ini juga akan diserahkan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh pegiat sastra. Setiap hari digelar beberapa kegiatan di Taman Budaya Provinsi Bali, kecuali pada Selasa dan Rabu (13-14/2/2024) karena pelaksanaan Pemilu 2024.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan, terdapat 20 lomba selama pelaksanaan Bulan Bahasa Bali VI. Penyelenggaraannya melibatkan peserta dari kalangan masyarakat atau umum serta dari kalangan penyuluh bahasa dan pelajar mulai tingkat sekolah dasar.
Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali menjadi strategis dan penting untuk mengingatkan semua kalangan dari berbagai generasi di Bali tentang bahasa daerah.
Arya menyatakan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali secara rutin juga menjadi bentuk pemujaan terhadap Dewi Saraswati sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelindung dan penganugerah ilmu pengetahuan.
Adapun acara pembukaan Bulan Bahasa Bali VI di Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis (1/2/2024), dimeriahkan kegiatan Festival Nyurat Lontar (menulis pada daun lontar) dan Festival Ngetik Aksara Bali, yang melibatkan ratusan peserta dari kalangan pelajar.
Ditemui seusai pembukaan, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali I G A K Kartika Jaya Saputra mengatakan, bahasa Bali, yang meliputi bahasa, sastra, dan aksara, adalah penanda peradaban Bali. Oleh karena itu, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali menjadi strategis dan penting untuk mengingatkan semua kalangan dari berbagai generasi di Bali tentang bahasa daerah.