Kematian Harimau Kembali Terjadi di Medan Zoo, Krisis Keuangan Belum Teratasi
Satu lagi harimau di Medan Zoo mati. Krisis keuangan di kebun binatang milik Pemkot Medan itu tak kunjung teratasi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Krisis di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo, Sumatera Utara, tak kunjung teratasi. Bahkan, jumlah harimau yang mati di kebun binatang milik Pemerintah Kota Medan itu kembali bertambah. Pada Senin (22/1/2024), seekor harimau benggala mati, menyusul tiga harimau yang sudah mati lebih dulu dalam tiga bulan ini.
”Harimau benggala bernama Wesa mati karena penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan atau infausta. Wesa mati pada Senin lalu,” kata Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Fifin Nopiansyah, Jumat (26/1/2024).
Fifin menyebut, harimau benggala itu mati karena sakit dan kondisi kandang yang tidak sesuai standar kesehatan dan kesejahteraan satwa. Harimau jantan itu sudah berusia 17 tahun.
Kematian harimau di Medan Zoo terus berlangsung dalam tiga bulan terakhir sebagai akibat dari krisis keuangan Medan Zoo. Pada awal November, seekor harimau sumatera bernama Erha mati. Awal Desember, seekor harimau benggala bernama Avatar menyusul mati. Kematian lalu terjadi lagi pada harimau sumatera bernama Nurhaliza pada 31 Desember 2023.
Informasi kematian harimau benggala bernama Wesa itu sebenarnya sudah terdengar beberapa waktu lalu. Kompas mengonfirmasi kabar kematian harimau itu saat bertemu dengan Manajer Medan Zoo Pernius Harefa, Rabu (24/1/2024).
Saat itu, kandang-kandang harimau di Medan Zoo semuanya kosong. Namun, Harefa menyangkal kematian harimau itu dan menyebut harimau tersebut hanya sakit dan sedang berada di kandang isolasi.
”Kandang dikosongkan agar bersih dulu. Harimau tidak ada yang mati lagi. Namun, harimau yang sakit sedang penyembuhan, makanya kita isolasi biar nanti harimaunya segar. Harimau sumatera yang tersisa empat ekor dan benggala enam ekor,” tutur Harefa.
Saat itu, Harefa hanya menyebut harimau yang tersisa kondisinya sakit infausta atau tidak bisa disembuhkan. Setelah mendapat informasi kematian harimau benggala bernama Wesa dari BBKSDA Sumut, Kompas mencoba menghubungi Harefa, tetapi dia tidak menjawab.
Fifin menyatakan, harimau yang tersisa di Medan Zoo bukan 10 individu seperti yang disebut Harefa, melainkan hanya 9 ekor yang terdiri dari 4 harimau sumatera dan 5 harimau benggala. Kondisi harimau-harimau itu kurus, lemas, dan sakit. Medan Zoo juga tidak mempunyai tenaga medis kesehatan hewan.
Untuk solusi jangka pendek, BBKSDA Sumut membantu memperbaiki lantai kandang yang bolong agar tidak ada genangan air. ”Kami bersama PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) juga membantu tenaga kesehatan hewan untuk merawat harimau yang tersisa,” kata Fifin.
Harimau benggala bernama Wesa mati karena penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan atau infausta
Pengadaan pakan harimau yang sempat terkendala juga dibantu oleh PKBSI sejak awal Desember hingga 15 Februari ini. Masyarakat Medan yang dihimpun para pegiat media sosial juga telah membantu operasional Medan Zoo dengan donasi sebesar Rp 82 juta. Sebanyak 300 warga juga membersihkan kandang-kandang yang sudah terbengkalai dan dipenuhi rumput pada Rabu lalu.
Fifin menyebut, pemindahan satwa dari lembaga konservasi itu juga menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan. Namun, pemindahan membutuhkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Manajemen Medan Zoo menyebut, kebun binatang itu mengalami krisis keuangan. Karyawan Medan Zoo sudah lima bulan tidak digaji. Pakan satwa terutang empat bulan. Medan Zoo hanya mendapat sekitar Rp 36 juta sebulan dari retribusi pengunjung.
Sementara itu, biaya pakan mencapai Rp 80 juta dan gaji karyawan Rp 60 juta per bulan. Belum lagi biaya kebersihan, listrik, dan air. Pengunjung Medan Zoo menurun dari sekitar 10.000 per bulan menjadi hanya sekitar 2.000 orang per bulan.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution menyatakan, Pemerintah Kota Medan segera mengambil langkah penyelamatan Medan Zoo. Kebun binatang itu akan ditutup sementara untuk dilakukan pembangunan. Namun, Bobby tidak menyebut langkah apa dan kapan akan dilakukan penyelamatan itu. ”Iya, mau ditutup. (Waktunya) rahasia, nanti,” kata Bobby.
Bobby mengatakan, Pemerintah Kota Medan akan menyelamatkan satwa yang tersisa. Menurut dia, sudah ada investor yang berkomitmen untuk membangun Medan Zoo, tetapi belum ada tanda tangan kontrak secara resmi.
Penyelamatan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Medan, kata Bobby, belum bisa dilakukan karena harus melalui skema penyertaan modal daerah yang membutuhkan persetujuan DPRD Medan.