Warga Medan Menyumbang Dana dan Membantu Bersihkan Kebun Binatang
Krisis Medan Zoo capai puncak: matinya tiga harimau, pakan hewan terutang 4 bulan, karyawan tidak gajian selama 5 bulan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kondisi Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo semakin memprihatinkan. Belum ada solusi konkret penyelamatan lembaga konservasi yang sudah terbengkalai dan terlilit krisis keuangan itu. Sebagai bentuk dukungan, sebanyak 300 warga yang dihimpun oleh pegiat media sosial bergotong royong membersihkan dan menggalang dana untuk kebun binatang.
”Kita sudah tahu bahwa Medan Zoo krisis keuangan. Maka, dibantu teman-teman influencer. Mereka juga membersihkan dan memberikan bantuan bahan pokok kepada pegawai Medan Zoo,” kata Manajer Medan Zoo Pernius Harefa, di Medan, Rabu (24/1/2024).
Sekitar 300 orang yang dihimpun para pegiat media sosial di Medan membersihkan pekarangan dan kandang hewan yang terbengkalai di Medan Zoo. Mereka membabat rumput yang sudah memenuhi Medan Zoo hingga ke dalam kandang.
Pegiat media sosial, M Fahmi Saleh, mengatakan, mereka tergerak menggalang donasi masyarakat karena melihat kondisi Medan Zoo yang memprihatinkan. Mereka berhasil mengumpulkan Rp 82 juta untuk Medan Zoo. Mereka juga mengajak masyarakat membersihkan kandang yang sudah rusak.
”Kami dengar bantuan pakan dari PKBSI akan berakhir pada 15 Februari. Makanya, kami menggalang bantuan agar bisa menambah masa waktu ketersediaan makanan satwa yang akan berakhir. Mudah-mudahan dengan dana ini penyediaan pakan satwa bisa lebih panjang,” kata Fahmi menjelaskan.
Fahmi menyebut, jika Pemerintah Kota Medan ingin menutup sementara Medan Zoo untuk pembangunan, harus dipastikan kondisi satwa sehat dan mendapat pakan dan kandang yang layak.
Mereka juga prihatin melihat manajemen Medan Zoo karena sudah lima bulan karyawannya tidak digaji. Oleh karena itu, mereka juga memberikan bantuan berupa bahan pokok kepada karyawan Medan Zoo. Mereka berharap diambil solusi jangka pendek untuk menyelamatkan Medan Zoo tidak hanya sebagai unit bisnis, tetapi juga sebagai lembaga yang memiliki fungsi konservasi.
Kita sudah tahu bahwa Medan Zoo krisis keuangan. Maka, dibantu teman-teman influencer. Mereka juga membersihkan dan memberikan bantuan bahan pokok kepada pegawai Medan Zoo.
Krisis keuangan
Harefa mengatakan, Medan Zoo sudah mengalami krisis keuangan dalam beberapa tahun belakangan ini. Pendapatan dari retribusi pengunjung terus menurun sejak pandemi Covid-19 dan tidak cukup untuk menutupi biaya operasional. Puncak dari krisis Medan Zoo adalah kematian satwa utama, yakni dua harimau sumatera dan satu harimau benggala, dalam dua bulan terakhir ini.
Karyawan Medan Zoo juga sudah lima bulan tidak digaji. Pakan satwa terutang empat bulan. Harefa menyebut, mereka hanya mendapat sekitar Rp 36 juta sebulan. Sementara itu, biaya pakan saja Rp 80 juta dan gaji karyawan Rp 60 juta per bulan. Belum lagi biaya kebersihan, listrik, dan air.
Berdasarkan pantauan Kompas, sebagian besar kandang di kebun binatang itu tampak kosong dan rusak berat. Satwa yang tersisa, seperti harimau sumatera, harimau benggala, gajah sumatera, orangutan, burung merak, dan bangau tong tong, tampak kurus, lemas, dan lesu. Kandang hewan-hewan itu berkarat, bolong-bolong, dan kotor.
Menurut Harefa, lebih dari 70 persen dari sekitar 76 kandang di kebun binatang itu kondisinya rusak. Lembaga konservasi itu memiliki 255 satwa yang terdiri dari jenis aves 163 ekor, mamalia 60 ekor, dan reptil 32 ekor. Satwa utama di Medan Zoo yang tersisa adalah empat harimau sumatera, enam harimau benggala, dan satu orangutan kalimantan.
Dengan status terancam punah di alam liar, keberadaan harimau sumatera di Medan Zoo sangat penting. Namun, kondisi satwa kunci itu kurus, lemas, dan sakit. Satwa itu diisolasi di kandang kecil dan tidak dilepas ke kandang yang bisa dilihat pengunjung.
”Harimau yang sakit sedang penyembuhan. Makanya, kita isolasi. Harimau itu mengalami penyakit infausta (penyakit yang tidak bisa disembuhkan), tetapi mudah-mudahan ada mukjizat bisa kembali sembuh,” kata Harefa.
Harefa menyebut, sejak awal Desember hingga 15 Februari ini pengadaan pakan di Medan Zoo dibantu oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Biaya pakan paling besar adalah pakan harimau. ”Mudah-mudahan PKBSI nanti memperpanjang bantuan itu. Donasi dari masyarakat melalui pegiat media sosial juga sangat membantu,” ujar Harefa.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Rudianto Saragih Napitu mengatakan, upaya penyelamatan satwa di Medan Zoo menjadi prioritas mereka saat ini.
”Dukungan dan perhatian Pemerintah Kota Medan sangat diperlukan. BBKSDA Sumut meminta Direksi Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan, sebagai perusahaan pengelola Medan Zoo, segera mengambil langkah penyehatan satwa,” kata Rudianto.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution menyebut, mereka akan segera mengambil langkah penyelamatan Medan Zoo. Kebun binatang itu akan ditutup sementara untuk dilakukan pembangunan. Namun, Bobby tidak menyebut langkah apa dan kapan akan dilakukan penyelamatan itu. ”Iya, mau ditutup. (Waktunya) rahasia, nanti,” kata Bobby. Bobby mengatakan, mereka akan menyelamatkan satwa yang tersisa dan manajemen yang berada di bawah badan usaha milik daerah Pemerintah Kota Medan itu. Menurut Bobby, sudah ada investor yang berkomitmen untuk membangun Medan Zoo, tetapi belum ada tanda tangan kontrak secara resmi.
Penyelamatan melalui APBD Kota Medan, kata Bobby, belum bisa dilakukan karena harus melalui skema penyertaan modal daerah yang membutuhkan persetujuan DPRD Medan.
Terkait rencana penutupan sementara Medan Zoo, Harefa menyebut, mereka belum mendapat informasi resmi dan hanya mendengar dari media. Karena itu, hingga kini mereka masih menerima pengunjung.