Pascakericuhan di Papua, Moeldoko Ajak Warga Jaga Suasana Kondusif
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak warga di Papua menjaga kondusivitas pasca-kericuhan saat penjemputan jenazah Lukas Enembe.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak warga di Papua menjaga kondusivitas terkait dengan kericuhan yang sempat terjadi di Papua saat dilakukan penjemputan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Aparat keamanan dipandang dapat mengantisipasi dengan baik sehingga penambahan personel dinilai tidak diperlukan.
”Saya pikir kita semuanya ingin mengimbau, kita semua. Sudahlah situasinya sudah seperti itu. (Hal) yang kita inginkan adalah mari kita jaga kondusitivitas. Jangan beliau sudah wafat, malah kita yang hidup memberikan beban,” kata Moeldoko kepada wartawan di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/12/2023).
Dia pun berharap warga di Papua dapat menerima hal ini. ”Saya berharap kepada teman-teman sekalian yang ada di Papua untuk bisa menerima suasana ini dengan situasi yang baik, jangan justru menimbulkan kondisi yang tidak bagus,” ujar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini pun mengajak untuk mendoakan Lukas Enembe. ”Kita lepas dengan doa yang baik sehingga beliau bisa diterima oleh Yang Maha Kuasa sesuai amal baktinya selama di dunia. Saya juga mendoakan untuk beliau,” kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko kericuhan di Papua tersebut merupakan emosi spontan. ”Saya pikir tidak (ada instruksi khusus dari Istana untuk menambah jumlah personel di Papua), itu emosi spontan. Saya pikir aparat yang ada di sana sudah bisa mengantisipasi dengan baik,” kata Moeldoko saat menjawab pertanyaan apakah ada instruksi khusus dari Istana untuk menambah jumlah personel di Papua.
Menurut Moeldoko, kericuhan di Papua tersebut merupakan emosi spontan.
Lukas, terdakwa korupsi kasus suap dan gratifikasi terkait sejumlah proyek infrastruktur di Papua, meninggal akibat gagal ginjal saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (26/12/2023) lalu. Gubernur Papua yang memerintah selama dua periode itu telah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 8 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 19 Oktober 2023.
Seperti diberitakan Kompas.id sebelumnya, jenazah Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Kamis (28/12/2023) sekitar pukul 09.15 WIT. Massa yang sudah menunggu sejak sebelum pukul 09.00 WIT menyambut dan lalu mengiringi jenazah Lukas yang dibawa ke lapangan Sekolah Tinggi Teologi dan Kejuruan Injili Sentani.
Massa juga meminta peti jenazah diangkut dengan berjalan kaki ke lapangan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari bandara. Namun, kondisi massa yang membeludak dan tidak terkontrol menyebabkan kericuhan pecah.
Komandan Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Budi Satrijo menuturkan, tim gabungan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia (TNI/Polri) akan terus mengamankan hingga upacara pemakaman. Sekitar 1.500 personel TNI/Polri dilibatkan dalam pengamanan tersebut.