Ketua KONI Sumsel Janji Melunasi Gaji Atlet dan Pelatih dalam 100 Hari Kerja
KONI pusat dan Pemprov Sumsel berharap pengurus KONI Sumsel 2023-2027 tidak mengambil keuntungan pribadi selama bertugas, tetapi berkomitmen penuh untuk membenahi tata kelola KONI Sumsel dan prestasi olahraga Sumsel.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Sumatera Selatan 2023-2027 Yulian Gunhar berjanji akan melunasi utang gaji kepada atlet dan pelatih dalam 100 hari pertama masa kerjanya. Hal itu disambut positif oleh sejumlah atlet yang berharap para pengurus baru KONI Sumsel bisa berkomitmen memperbaiki tata kelola pembinaan prestasi olahraga di ”Bumi Sriwijaya”.
”Saya akan menyelesaikan persoalan-persoalan KONI Sumsel era sebelumnya, terutama terkait uang pembinaan untuk atlet yang lebih kurang Rp 4 miliar. Kami akan bayar, akan lunasi gaji atlet (yang belum dibayar). Jangan sampai atlet-atlet berprestasi di sini merasa bahwa KONI Sumsel maupun Pemerintah Provinsi Sumsel tidak memberikan perhatian kepada mereka. Kami akan bereskan persoalan itu dalam 100 hari pertama masa kerja kepemimpinan saya,” ujar Yulian seusai pelantikan pengurus KONI Sumsel 2023-2027 di Palembang, Kamis (21/12/2023).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, 33 atlet dan 17 pelatih berprestasi Sumsel dalam Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 tidak menerima gaji sembilan bulan terakhir tahun ini dan tiga bulan tahun lalu. Akibat persoalan yang berlarut itu, empat atlet cabang anggar Sumsel dikabarkan pindah ke DKI Jakarta. Atlet yang bertahan membela Sumsel lebih karena masih terikat kerja di Sumsel.
Yulian mengatakan, pihaknya akan berusaha meyakinkan para atlet berprestasi yang bertahan untuk membela Sumsel. Untuk yang sudah hijrah, dia akan berusaha membawa mereka kembali ke Sumsel karena bagaimanapun mereka binaan Sumsel. ”Saya sudah bertemu dengan beberapa perwakilan atlet yang gajinya belum dibayarkan. Saya berjanji bahwa uang-uang itu tetap hak mereka dan akan kami penuhi hak mereka tersebut. Kami berjanji akan melakukan pembinaan prestasi yang lebih baik,” katanya.
Saya sudah bertemu dengan beberapa perwakilan atlet yang gajinya belum dibayarkan. Saya berjanji bahwa uang-uang itu tetap hak mereka dan akan kami penuhi hak mereka tersebut. Kami berjanji akan melakukan pembinaan prestasi yang lebih baik.
Sebagai bentuk komitmennya, kalau dalam 100 hari ke depan tidak ada perubahan nyata, Yulian siap merombak para pengurus yang telah dipilihnya. ”Saya berbasis pada profesionalisme. Saya telah memilih sumber daya manusia potensial yang saya anggap bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan olahraga di Sumsel menjadi lebih baik. Kalau sampai tiga bulan ke depan (100 hari kerja) tidak ada progres, saya akan reshuffle (rombak) pengurus yang ada,” tutur Yulian.
Selain itu, ia melanjutkan, kepengurusannya berkomitmen tidak menerima atau mengambil gaji. Mereka pun akan memberikan porsi anggaran lebih besar untuk pembinaan prestasi, yakni 70 persen untuk pembinaan dan 30 persen untuk kebutuhan operasional KONI Sumsel. ”Pembinaan prestasi membutuhkan biaya pembinaan yang besar untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Kami akan dukung program pembinaan mereka dengan memberikan porsi anggaran yang lebih besar,” ujarnya.
Sejumlah atlet Sumsel dari cabang atletik mengungkapkan bahwa gaji mereka baru dibayarkan untuk dua bulan. Pelari putri Sumsel, Sri Mayasri, mengatakan, pembayaran gaji untuk dua bulan itu dilakukan pada 15 Desember 2023. Sementara itu, sisanya dikabarkan akan dibayarkan pada tahun anggaran 2024.
”Kami berharap sisa gaji yang belum dibayarkan itu bisa dilunasi. Kami sangat membutuhkan gaji itu untuk menutupi biaya pembinaan yang selama ini menggunakan dana pribadi kami,” kata atlet pemegang rekor nasional lari 400 meter luar ruang (outdoor) dan dalam ruang (indoor) itu pada beberapa kesempatan.
Pelari gawang Sumsel, Rio Maholtra, mengatakan, sejauh ini Yulian menunjukkan komitmen yang positif. Rio berharap komitmen itu bisa terus dipertahankan dan diikuti oleh semua pengurus lain. Berkaca dari era sebelumnya, ketua saat itu pun menunjukkan komitmen positif di awal kepemimpinannya, tetapi belakangan memudar.
”Kami berharap ketua dan para pengurus KONI Sumsel bisa berkomitmen penuh untuk memperbaiki pembinaan olahraga di Sumsel. Jangan lagi ada pengurus yang mencari keuntungan pribadi dari KONI Sumsel. Utamakan kepentingan atlet dan pelatih yang menjadi garda terdepan prestasi olahraga Sumsel di ajang nasional,” tutur atlet pemegang rekor nasional lari gawang 110 meter dan lari gawang 60 meter itu dalam sejulah kesempatan.
KONI Sumsel periode sebelumnya meninggalkan jejak masalah. Ketua KONI Sumsel 2020-2024 Hendri Zainuddin ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi dana hibah dari Pemprov Sumsel ke KONI Sumsel melalui APBD 2021 oleh Kejaksaan Tinggi Sumsel pada 4 September 2023. Selain itu, ada dua tersangka lain yang ditetapkan sebagai tersangka pada 24 Agusuts 2023, yaitu Sekretaris Umum KONI Sumsel 2020-2024 Suparman Romans dan Ketua Harian KONI Sumsel 2020-2022 Ahmat Tahir.
Dalam persidangan perdana yang melibatkan Suparman dan Ahmat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Palembang, Senin (11/12/2023), kasus itu telah mengakibatkan kerugian negara Rp 3,482 miliar. Salah satu kerugian terbesar berasal dari belanja peralatan bertanding atlet Sumsel untuk PON 2021.
Memperbaiki citra
Ketua Umum KONI Marciano Norman menuturkan, tugas pertama Yulian dan para pengurus KONI Sumsel 2023-2027 adalah mengembalikan kepercayaan publik kepada KONI Sumsel. Pembenahan akuntabilitas harus menjadi prioritas dalam pelaksanaan kegiatan.
”Jangan sampai KONI Sumsel terus diingat karena masalah-masalah pelanggaran hukum yang pernah terjadi di dalamnya. Kembalikan kepercayaan publik agar masyarakat ingat KONI Sumsel sebagai organisasi yang membina atlet dengan baik dan berprestasi. Jadilah organisasi olahraga yang membanggakan dan menjadi contoh untuk organisasi-organisasi lainnya,” ujar Marciano.
Marciano menekankan, KONI Sumsel harus membenahi prestasi olahraga Sumsel dari akar rumput, mulai dari kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Salah satu caranya, fokus pada pembinaan cabang-cabang olahraga unggulan. Kalau terlalu banyak membina cabang, hasilnya tidak akan optimal.
Sumsel dianggap memiliki potensi besar untuk mendominasi olahraga nasional karena punya modal infrastruktur yang memadai dari warisan Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Dengan begitu, prestasi Sumsel yang berada di urutan ke-17 dengan 8 emas, 4 perak, dan 17 perunggu pada PON 2021 bisa menjadi lebih baik pada PON Aceh-Sumatera Utara 2024. ”Kalau semuanya dikelola dengan baik, terlebih hubungan dengan atlet, pelatih, dan pengurus cabang, prestasi olahraga Sumsel ke depan diyakini bisa lebih baik,” katanya.
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni berharap semua pengurus tidak menjadikan KONI Sumsel sebagai tempat mencari penghasilan. Dia meminta para pengurus berkomitmen menjadikan KONI Sumsel sebagai wadah pengabdian untuk mencurahkan energi, pikiran, jiwa, dan raganya demi membenahi KONI Sumsel dan prestasi olahraga Sumsel. ”Jangan menjadikan KONI sebagai tempat lainnya, melainkan betul-betul untuk wadah memajukan olahraga,” ucapnya.
Di sisi lain, Agus berharap komitmen terhadap KONI Sumsel tidak hanya seremoni saat pelantikan. Biasanya di suatu organisasi, kegiatan mereka hanya terlihat saat ada seremoni atau pelantikan. Selebihnya, kegiatan mereka tidak kelihatan. ”Sebagai organisasi olahraga, KONI tidak bisa diam, melainkan harus terus bergerak. Jangan sampai KONI sekadar menjadi tempat seremonial atau pajangan saja,” kata Agus.