Pemudik Libur Natal dan Tahun Baru Andalkan Kendaraan Pribadi
Kalangan warga Surabaya, Jawa Timur, mengandalkan kendaraan pribadi untuk bepergian selama Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah meski berisiko kemacetan dan kecelakaan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Warga Surabaya, Jawa Timur, masih mengandalkan kendaraan pribadi untuk beraktivitas selama masa Natal dan Tahun Baru yang kali ini jatuh bersamaan dengan libur sekolah. Pemicunya, kapasitas angkutan umum yang terbatas dan kurang fleksibel sehingga tidak ideal mendukung mobilitas warga.
Hal itu sejalan dengan prediksi Polri. Selama Operasi Lilin 22 Desember 2023-2 Januari 2024 atau selama 12 hari, pergerakan warga dengan kendaraan pribadi akan lebih intens daripada hari biasa.
Polisi memperkirakan puncak mudik Natal pada 22-23 Desember dan arus baliknya di 26-27 Desember. Untuk Tahun Baru, puncak mudik diperkirakan 29-30 Desember dan arus baliknya antara 2-6 Januari.
Dini Susanti (40), warga Gayungsari, Surabaya, mengatakan berencana mudik ke Yogyakarta dan berlibur ke Bali untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga. Dia bakal menggunakan mobil pribadi yang diyakini ongkosnya jauh lebih murah ketimbang kendaraan umum.
”Mobil sudah servis kebetulan sudah waktunya dan kami berencana berangkat dua hari sebelum Natal (23 Desember). Ke Bali kami rencanakan berangkat dua hari sebelum Tahun Baru (30 Desember),” ujarnya pada Selasa (19/12/2023).
Dina mengakui, perjalanan dengan mobil berisiko kemacetan dan kecelakaan. Namun, musibah bisa terjadi pada semua moda transportasi. Lagipula, ia dan suaminya merasa terampil mengemudi dan paham aturan lalu lintas.
”Saya tidak akan memaksakan diri harus cepat sampai. Perjalanan dengan kendaraan pribadi fleksibel karena bisa berhenti sesuai kebutuhan untuk istirahat dan keperluan lainnya,” katanya.
Hal senada diutarakan Warsito (50), warga Tambaksari. Di libur Natal dan Tahun Baru, keluarganya bakal berlibur ke Solo lalu Malang. ”Karena relatif dekat dan pasti akan jalan-jalan ke obyek wisata, lebih fleksibel dengan mobil pribadi,” kata bapak tiga anak itu.
Warsito mengatakan, jika menggunakan bus, apalagi kereta api, biaya transportasi untuk lima anggota keluarga ternyata dua-tiga kali lipat dibandingkan dengan memakai mobil pribadi. ”Angkutan umum itu akan lebih efisien jika bepergian satu-dua orang. Kalau sekeluarga, mobil pribadi lebih hemat,” ujarnya.
Warsito paham mobilitas masyarakat dengan kendaraan pribadi akan memicu kemacetan dan kecelakaan. Namun, ia merasa telah siap beraktivitas mengandalkan kendaraan pribadi. ”Yang jelas, harus waspada, patuh, hati-hati, sabar, dan tidak memaksakan diri,” ujarnya.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi, selama Natal dan Tahun Baru kali ini akan terjadi pergerakan 107,6 juta warga. Mobilitas tertinggi terjadi di Jatim dengan 17,5 juta orang. Jatim juga menjadi tujuan mudik bagi 16,3 juta orang.
Masih menurut survei, 26 juta orang akan bepergian dengan mobil pribadi. Jika satu mobil berisi empat hingga enam orang, akan ada pergerakan 4,3-6,5 juta mobil. Sementara itu, yang menggunakan sepeda motor sebanyak 20,1 juta orang. Jika satu sepeda motor dinaiki dua-tiga orang, akan ada 6,7-10 juta kendaraan roda dua.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Komarudin mengatakan, pergerakan warga yang begitu besar bisa meningkatkan risiko kemacetan dan kecelakaan. Pencegahan dan menekan risiko di Jatim diwujudkan dengan mengerahkan sedikitnya 13.000 anggota gabungan Polri, TNI, dan pemerintah selama Operasi Lilin Semeru.
Di Jatim, tercatat lebih 2.600-2.700 obyek pengamanan. Sebanyak 1.200 di antaranya adalah gereja. Polda Jatim juga membangun 143 pos pengamanan, 42 pos pelayanan, dan 9 pos terpadu.
Selain itu, polisi menyiagakan 630 sepeda motor dan 212 mobil petugas lalu lintas, 113 mobil unit kecelakaan, dan 93 ambulans. Hal itu didukung lebih dari 1.000 kamera pengawas dan 72 kamera tilang elektronik.
”Kami berharap dapat menekan risiko kemacetan dan kecelakaan,” kata Komarudin.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono mengatakan, mobilitas masyarakat lebih mengandalkan kendaraan pribadi selama masa libur hari raya. Alasannya, ketersediaan angkutan umum yang terbatas.
Data Korps Lalu Lintas Polri menyebutkan, Jatim merupakan wilayah dengan populasi kendaraan terbanyak, 25,13 juta atau 15,8 persen dari 159,4 juta unit. Di Jatim, populasi kendaraan terbesar ialah sepeda motor sebanyak 18,8 juta. Selanjutnya adalah mobil penumpang (5,5 juta), mobil barang (783.000), bus (42.600), dan kendaraan khusus (3.700).
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Purabaya Ahmad Badik mengatakan, dari pengalaman Lebaran 2023, pergerakan maksimal dalam sehari mencapai 40.000 orang. Jumlah bus yang beroperasi dari dan ke terminal itu maksimal 2.000 unit dalam sehari. Bus melayani rute antardaerah dalam dan lintas provinsi.