Siasat Menghindari Macet Saat Natal dan Tahun Baru
Saat liburan, pengendara perlu bersiasat memilih hari keberangkatan dan strategi perjalanan agar terhindar kemacetan.
Jalan Tol Trans-Jawa kembali menjadi primadona saat libur Natal dan Tahun Baru. Jutaan kendaraan akan melintasi jalur bebas hambatan itu. Pengendara pun perlu bersiasat dengan memilih hari keberangkatan dan mengatur strategi perjalanan demi menghindari kemacetan.
Siti Nurul Rahmafiqo (46) sudah merencanakan liburan akhir tahun di Yogyakarta. Bersama suami dan anaknya, warga Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ini memilih menggunakan mobil pribadi. Mereka bakal melintasi Jalan Tol Trans-Jawa pada Jumat (22/12/2023).
Agar tak terjebak kepadatan lalu lintas, ia dan keluarga bakal berangkat seusai shalat Subuh. ”Kalau Jumat pagi, masih aman. Memang, mulai ramai, termasuk di tol dan tempat istirahat, tetapi sepertinya enggak macet,” tutur praktisi desain interior ini, Rabu (13/12/2023), di Jakarta.
Baca juga: Pergerakan Selama Natal-Tahun Baru Diperkirakan Capai 107 Juta Orang
Ia memprediksi, kendaraan mulai membeludak pada Jumat siang karena ada sejumlah pekerja kantoran sudah pulang. ”Malamnya lebih ruwet lagi. Soalnya, banyak karyawan yang baru bisa pergi setelah ngantor,” ujar Rahma, sapaannya.
Pilihannya berangkat subuh tidak hanya karena kerjaannya sudah usai, tetapi juga didasarkan pengalaman. Tahun lalu, ia lolos dari kemacetan karena pergi saat fajar. Perjalanannya sekitar sembilan jam, termasuk waktu istirahat, ke toilet, juga belanja camilan.
Menurut rencana, Rahma akan kembali sebelum Tahun Baru, yakni Kamis (28/12/2023), demi menghindari macet. ”Jadi, baliknya juga lancar. Malah, melawan arus kendaraan yang ingin berlibur menuju daerah timur, seperti Semarang, Surabaya, dan Malang,” ujarnya.
Selama perjalanan pulang, ia bakal berwisata kuliner ke ke Bantul, Sleman, dan Solo. Namun, ia khawatir antrean di destinasi itu cukup padat. ”Terutama di restoran yang lagi hit. Akhir pekan biasa saja penuh, apalagi liburan. Aku pernah nunggu satu jam baru bisa makan,” ujarnya.
Ia pun sudah mengatur strategi agar datang sebelum atau sesudah jam makan siang dan malam agar bisa meminimalkan antrean. Bahkan, Rahma akan menggunakan taksi daring jika tempat parkir di restoran itu penuh. Ia juga tidak berniat pelesir ke tempat wisata jika terlalu ramai.
Berbagai rencana Rahma itu merupakan siasat menghindari kepadatan arus lalu lintas. ”Survei Online Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024” memprediksi, potensi pergerakan masyarakat Indonesia sebesar 39,83 persen atau 107,63 juta orang.
Dari jumlah itu, sebagian besar pelaku perjalanan memilih mobil pribadi sebagai moda transportasi, yakni 24,19 persen atau 26,03 juta orang, lalu diikuti sepeda motor dengan 20,14 juta warga, dan kereta api 13,59 juta orang. Mereka paling banyak berasal dari lima wilayah.
Daerah itu adalah Jawa Timur, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Adapun daerah tujuan pengendara adalah Jatim, Jateng, Jabar, Jabodetabek, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengendara dari Jabodetabek paling banyak melintasi Jalan Tol Trans-Jawa, yakni 31,6 persen.
Pengamat transportasi dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono Wibowo, menilai, kendaraan pribadi menjadi pilihan favorit karena membuat pengendara lebih leluasa. Mereka bisa pergi bersama keluarga dan mampir ke tempat tertentu.
”Adanya Jalan Tol Trans-Jawa juga lebih memudahkan pengendara,” ujar Sony. Meski termasuk jalur bebas hambatan, kemacetan masih membayangi. Apalagi, jutaan mobil diprediksi akan melintasi jalan dengan panjang sekitar 1.000 kilometer itu.
Pada Natal dan Tahun Baru tahun lalu, jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek via Jalan Tol Jakarta-Cikampek tercatat 453.135 unit, sedangkan via Jalan Tol Jagorawi 454.814 unit. Adapun mobil yang melintas melalui Jalan Tol Jakarta-Tangerang 597.679 unit.
Jumlah ini belum termasuk kendaraan yang melalui ruas lainnya di Jalan Tol Trans-Jawa. Membentang dari Banten hingga Jawa Timur, jalur ini menjadi tumpuan pengendara. Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), misalnya, bisa memotong jarak hingga 40 kilometer dari Jakarta ke Cirebon dibandingkan jalur arteri.
Kalau melihat waktu libur, orang-orang memilih hari Jumat sore setelah pulang kerja. Mereka memaksimalkan libur karena hari Selasa sudah harus kembali.
Oleh karena itu, Sony merekomendasikan pengendara agar memilih waktu yang tepat untuk bepergian. Berdasarkan survei Kemenhub, puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru terjadi pada Jumat dan Sabtu (22-23/12/2023) dengan jumlah masing-masing 3,06 juta orang dan 5,14 juta orang.
”Kalau melihat waktu libur, orang-orang memilih hari Jumat sore setelah pulang kerja. Mereka memaksimalkan libur karena hari Selasa sudah harus kembali ke daerah asal,” ujarnya. Meski demikian, ada juga pengendara yang mudik lebih awal seiring libur sekolah pada Senin (18/12/2023).
Jika harus berangkat pada puncak mudik, ia meminta pengendara memilih jam yang tepat. Survei Kemenhub memprediksi, waktu keberangkatan pengendara mobil paling banyak adalah pukul 07.00-09.59, pukul 04.00-06.59, dan pukul 10.00-12.59.
Tidak hanya Natal, puncak pergerakan orang juga bakal terjadi menjelang Tahun Baru. Bagi pengendara mobil, pilihan hari keberangkatan pada Sabtu (30/12/2023), di prediksi mencapai 5 juta orang dan Minggu (31/12/2023) dengan jumlah 3,3 juta orang.
Sebaliknya, pengendara juga perlu memilih waktu yang tepat saat arus balik dalam dua gelombang. Pertama, pasca-Natal pada Selasa (26/12/2023) dengan perkiraan jumlah 4,98 juta orang. Puncak arus balik kedua setelah Tahun Baru lebih banyak pada Senin dan Selasa (1-2/1/2024).
Berbeda dengan waktu keberangkatan, sebagian besar pelaku perjalanan memilih pulang ke daerah domisili pada pukul 07.00-09.59, pukul 16.00-18.59, dan pukul 10.00-12.59. Pengendara bisa memilih waktu keberangkatan di luar itu jika ingin mengantisipasi kepadatan.
Selain memilih hari keberangkatan, Sony mengimbau pengendara agar lebih menikmati perjalanan. ”Misalnya, jangan memaksakan diri untuk masuk ke rest area (tempat istirahat) yang padat. Pengendara bisa keluar tol dan menikmati kuliner daerah di jalan arteri,” ungkapnya.
Di sisi lainnya, Sony meminta pengelola jalan tol agar meningkatkan pelayanannya menjelang Natal dan Tahun Baru, mulai dari menyiapkan lahan parkir hingga meningkatkan fasilitas toilet di area istirahat. Selama ini, kepadatan di tempat itu kerap terjadi karena keterbatasan toilet.
”Yang paling penting lagi, keselamatan. Waktu berkendara itu maksimal tiga jam. Lebih dari itu, pastikan beristirahat. Minimal 15 menit,” ujarnya. Selain itu, pengendara juga perlu memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima.
Tidak hanya di jalan tol, Sony juga mengingatkan berbagai pihak agar mengantisipasi kemacetan di jalur menuju tempat wisata. Apalagi, dari hasil survei, mayoritas masyarakat memilih berlibur ke lokasi wisata (45,3 persen) dan pulang kampung (30,2 persen) saat libur Natal dan Tahun Baru.
Salah satu daerah yang kerap dipadati pengunjung saat wisata akhir tahun adalah kawasan Puncak, Bogor, Jabar. ”Kemungkinan kali ini juga akan terjadi kemacetan di Puncak,” kata Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub Tatan Rustandi.
Pihaknya bersama Dinas Perhubungan Jabar dan kepolisian pun menerapkan sistem ganjil-genap di wilayah Gadog, car free night di Gadog-Rindu Alam pada 31 Desember 2023 pukul 16.00-00.00, serta one way atau buka tutup arus kendaraan di Gadog-Rindu Alam (situasional).
Menghadapi libur Natal dan Tahun Baru, pengendara dan pemangku kebijakan perlu mengatur strategi agar terhindar dari kemacetan. Jangan sampai, momen akhir tahun warga justru terjebak macet. Semoga tidak.
Baca juga: Liburan Akhir Tahun, Jalur Wisata Paling Rentan Macet