Liburan Akhir Tahun, Jalur Wisata Paling Rentan Macet
Potensi pergerakan orang di Jabodetabek selama mudik Natal dan Tahun Baru 2023/2024 diprediksi mencapai 14,81 juta orang. Daerah tujuan terbanyak pergerakan orang adalah Jawa Barat. Tempat-tempat wisata menjadi tujuan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Potensi pergerakan orang di Jabodetabek selama mudik Natal dan Tahun Baru 2023/2024 diprediksi mencapai 14,81 juta orang. Pemerintah mengantisipasi kepadatan di jalur-jalur wisata yang mendominasi tujuan liburan.
Berdasarkan hasil Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Pada Masa Natal dan Tahun Baru 2023/2024 oleh Badan Kebijakan Transportasi, pergerakan orang di Jabodetabek pada Natal dan Tahun Baru 2023/2024 tersebut adalah 43,92 persen dari jumlah penduduk Jabodetabek atau sebanyak 14,81 juta orang. Pada momen yang sama, 56,08 persen atau 18,92 juta orang disebut tidak bepergian.
Prediksi puncak arus mudik terjadi pada tanggal 22, 23, dan 30 Desember 2023. Adapun puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 26 Desember, 1 dan 2 Januari 2024.
Pada masa Natal dan Tahun Baru, Jawa Barat menjadi daerah tujuan terbanyak pergerakan orang dari Jabodetabek dengan jumlah 26,39 persen (3,91 juta orang). Asal daerah terbanyak pelaku perjalanan Jabodetabek adalah Kabupaten Bogor dengan jumlah 2,39 juta orang (16,16 persen).
Adapun pergerakan warga Jabodetabek pada masa Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan didominasi oleh mobil pribadi 33,36 persen atau sebanyak 4,94 juta. Rute terbanyak yang dipilih oleh pengguna mobil pribadi Jabodetabek adalah Tol Trans-Jawa dan Tol Jagorawi. Pengguna sepeda motor Jabodetabek diprediksi memilih rute Jalur Bogor-Puncak-Cianjur sebagai rute favorit.
”Di Jabodetabek persoalannya bukan masalah antarkota, tapi persoalan komuter di wilayah Jabodetabek. Harus diwaspadai daerah-daerah wisata karena pergerakan orang akan lebih banyak ke sana,” kata Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan (BPTJ Kemenhub) Tatan Rustandi, Senin (11/12/2023), dalam konferensi pers rencana operasi mudik Natal dan Tahun Baru 2023.
”Saat ini sudah tidak ada Covid-19 dan persyaratan perjalanan juga tidak ada sehingga kemungkinan terjadi pergerakan cukup signifikan pada periode Natal kali ini,” kata Tatan.
Hal yang harus selalu diwaspadai, seperti sebelum-sebelumnya, menurut Tatan, adalah kepadatan sepanjang jalur wisata menuju Puncak. ”Berdasarkan evaluasi kemarin yang paling padat adalah menuju kawasan Puncak. Dan ini tidak pernah turun setiap tahunnya. Sudah tahu macet kita tetap melakukan perjalanan. Itu karakter dari masyarakat, karenanya kemungkinan kali ini juga akan terjadi kemacetan di Puncak,” katanya.
Terkait kewaspadaan kemacetan di jalur menuju Puncak, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Idat Rosana mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan beberapa hal, yaitu pengaturan ganjil-genap di wilayah Gadog, car free night di Gadog-Rindu Alam pada 31 Desember 2023 pukul 16.00-00.00, serta one way atau buka tutup di Gadog-Rindu Alam (situasional).
”Tahun ini kami siapkan 10 alat untuk traffic counting di 10 lokasi krusial di daerah-daerah wisata yang biasa terjadi penumpukan dan kemacetan kendaraan. Harapannya kemacetan bisa dikendalikan,” kata Idat.
Di Jabar, Idat mencatat ada tujuh kluster wisata yang dimungkinkan mengalami kepadatan. Tujuh lokasi itu adalah Puncak, Palabuhan Ratu, Lembang-Ciater, Ciwidey-Pengalengan, Garut, Kuningan, dan Pangandaran.
Adapun di Jakarta akan dilakukan sejumlah rekayasa arus lalu lintas karena potensi kepadatan akibat kegiatan masyarakat di liburan Natal dan Tahun Baru. ”Rekayasa lalu lintas akan dilakukan sehingga saat masyarakat datang untuk merayakan Tahun Baru misalnya, mereka tidak terjebak kemacetan,” kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syaripudin.
Pemda DKI Jakarta, lanjut Syaripudin, menyiapkan rencana mitigasi mengingat akhir tahun selalu punya potensi bencana. ”Jika terjadi hujan deras lalu banjir, akan tindakan. Intinya bagaimana masyarakat nyaman bisa merayakan Tahun Baru di sini,” katanya.
Secara umum, pengaturan lalu lintas sepanjang libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024 tidak jauh berbeda dengan lebaran. Misalnya adanya pembatasan pergerakan angkutan barang non barang kebutuhan pokok hingga buka tutup jalur.