Caleg Optimalkan Teknologi dan Pertemuan Langsung
Teknologi digital dan pertemuan langsung dengan warga menjadi cara caleg untuk meraup suara di DI Yogyakarta.
Pemanfaatan teknologi digital dan dialog langsung dengan warga menjadi kata kunci dalam kampanye yang dilakukan sejumlah calon anggota legislatif di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Pemilu 2024. Dengan keunggulan masing-masing, dua cara ini dianggap cukup efektif untuk menggalang perolehan suara untuk kemenangan mereka.
Calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Stevanus Christian Handoko, mengatakan, dengan mempertimbangkan sekitar 50 persen pemilih di DI Yogyakarta yang merupakan pemilih muda, dia berupaya melakukan kampanye di media sosial secara intens.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Tidak sembarang mengunggah status, foto, atau video, setiap unggahan pun dia kemas dengan serius, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
AI, menurut dia, kebanyakan dia gunakan untuk unggahan foto profil dari dirinya sendiri. Biasanya, foto tersebut kemudian dia buat dalam format kartun sehingga tampil unik dan menarik perhatian.
Meski demikian, tampilan tersebut selalu dipastikan tidak akan mengurangi keseriusan, nilai penting dari konten narasi yang disampaikan. ”Gambar boleh kartun, tetapi konten tetap harus serius,” ujarnya, Sabtu (10/12/2023).
Gambar menjadi komponen yang tidak boleh diabaikan karena tampilan visual jadi pemancing perhatian pertama dari para pengguna internet, terutama kalangan muda.
Keseriusannya berkampanye di media sosial juga dilakukan dengan memastikan dia bersama tim kampanyenya mengunggah sedikitnya satu konten di media sosial per hari. Khusus untuk video, dia menargetkan mengunggah empat video per hari ke Youtube.
Teknologi digital juga dia pakai untuk menampilkan profil dirinya secara komplet. Hal ini dilakukannya dengan membuat kode batang (barcode) di mana setiap orang yang memindai bisa langsung membuka website dan melihat akun-akun pribadinya di media sosial.
”Saya berupaya benar-benar terbuka kepada pemilih,” ujar Stevanus saat ini juga sudah duduk sebagai anggota DPRD DI Yogyakarta.
Baca juga : Kampanye Dimulai, Awasi Bersama Pemilu
Kecanggihan teknologi digital juga digunakannya pada masa kampanye menjelang Pemilu 2019. Namun, seiring perkembangan teknologi, dia mengaku harus lebih kreatif lagi pada masa kampanye kali ini.
Sementara itu, caleg dari Partai Nasdem, Suharno, dan caleg dari PDI Perjuangan, Eko Suwanto, menyatakan, dialog, bertemu dengan warga, tetap menjadi cara terbaik untuk meraih simpati dan dukungan pemilih.
”Metode kampanye terbaik adalah bertemu langsung dengan masyarakat, berdialog, berkomunikasi secara intens, dan menganggap mereka sebagai anggota keluarga saya,” ujar Suharno.
Metode kampanye dengan cara bertemu, berdialog langsung dengan warga ini, dianggap menjadi cara paling efektif, yang akhirnya mampu membuatnya empat kali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka dia intens berkunjung ke lapangan. Oleh karena pada Pemilu 2024 dia akan bertarung dalam perebutan kursi DPRD DI Yogyakarta, maka dalam masa kampanye ini dia akan berkeliling ke daerah-daerah di seluruh DI Yogyakarta.
Sesuai dengan jadwal yang telah disusun sejak hari pertama hingga hari terakhir kampanye, Suharno akan berkunjung ke tiga hingga empat daerah per hari. Di setiap daerah tersebut, dia akan sekaligus mendengarkan aspirasi warga dan membantu menyelesaikan semua permasalahan yang ada.
Dalam setiap pertemuan, dia selalu mengedepankan upaya dialog, tanpa disertai embel-embel bakti sosial atau menggelar acara-acara hiburan semacam pentas seni. ”Saya ingin membuktikan peran serta dan bantuan saya untuk masyarakat, tanpa embel-embel apa pun,” ujarnya.
Video dan foto dari setiap kegiatan itulah yang kemudian diunggah oleh tim kampanyenya di media sosial. Namun, setiap unggahan itu hanya dianggapnya sebatas sebagai pelengkap kampanye. Adapun pelengkap kampanye lainnya adalah spanduk, baliho, poster, yang sebagian di antaranya dicetak dan dipasang dengan dana sukarela dari tim sukarelawan.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta Eko Suwanto menyampaikan hal serupa. Kampanye melalui media sosial dianggap hanya sebatas sebagai alternatif pilihan tambahan, sedangkan metode kampanye yang paling utama tetap bertemu dan mendengarkan aspirasi langsung dari masyarakat.
Kampanye melalui media sosial dianggap hanya sebatas sebagai alternatif pilihan tambahan, sementara metode kampanye yang paling utama tetap bertemu dan mendengarkan aspirasi langsung dari masyarakat.
”Saya memilih pertemuan langsung dan konten di media sosial hanya bersifat sebatas melipatgandakan, menguatkan pesan yang disampaikan,” ujar Eko yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD DI Yogyakarta.
Selain memberikan pesan untuk mendukung dirinya, Eko juga menyampaikan makna penting pemilu dalam setiap pertemuan tersebut. Pemilu menjadi momentum bagi rakyat untuk turut berkontribusi pada sistem pemerintah dengan cara memberikan hak suara, memilih presiden, wakil presiden, calon anggota legislatif, dan calon anggota DPD RI.
Baca juga: Kampanye Pilpres Lebih Menarik Perhatian Masyarakat