Ada 2.468 TPS Kategori Sangat Rawan, Polisi di NTT Tegaskan Netral
Sejumlah 2.468 tempat pemungutan suara di NTT dalam kategori sangat rawan. Tersebar di 22 kabupaten/kota. Kecurangan dalam pemilu bisa menjadi pemicu kerusuhan, karena itu semua pihak harus netral.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Polisi di Nusa Tenggara Timur menegaskan kembali bakal netral menghadapi Pemilu 2024. Mereka bahkan meminta masyarakat ikut mengawasi jalannya pemilu. Apalagi, jumlah pemilih di NTT adalah terbanyak kedua di Indonesia timur setelah Sulawesi Selatan.
”Jumlah pemilih di NTT 4.008. 475 orang dari 5,4 juta penduduk,” kata Kepala Polda NTT Inspektur Jenderal Johanis Asadoma di Kupang, NTT, Sabtu (2/11/2023).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ia menyebutkan, untuk menampung warga menyalurkan hak pilihnya, bakal ada 16.746 tempat pemungutan suara (TPS) di NTT. Sebanyak 2.468 di antaranya berkategori sangat rawan. TPS itu tersebar di 22 kabupaten/kota. Selain itu, sekitar 4.000 lainnya masuk kategori rawan dan sekitar 9.000 kurang rawan.
”Saat ini, kami memiliki 11.100 personel. Sesuai data nasional, idealnya NTT memiliki 25.600 personel Polri,” ucap Johanis di Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) NTT di Kupang.
Oleh karena itu, Johanis berharap seluruh elemen masyarakat ikut menjaga keamanan dan mengawasi Pemilu 2024. Peran serta warga akan beriringan dengan operasi Mantap Brata Turangga. Operasi itu berlangsung hingga semua tahapan pemilu usai.
Dalam kesempatan yang sama, Johanis menegaskan, polisi tidak terlibat politik praktis. Personel polisi tidak akan memilih dan netral. ”Polisi dilarang menjadi tim sukses, memasang peraga kampanye, memasang baliho pasangan calon tertentu, atau foto-foto bersama calon,” ucapnya.
Saat menjaga tahapan pemilu, Johanis mengatakan akan tetap memprioritaskan keselamatan warga. Anak buahnya diminta tidak memukul atau bertindak di luar batas. ”Polisi tidak bertindak kasar. Hindari warga cedera atau terluka,” lanjutnya.
Ketua DPD KNPI NTT Hermanus Tomas Boki berharap polisi terus tetap netral. Hal ini merujuk pada munculnya kekhawatiran masyarakat tentang netralitas aparat.
”Mari kita ciptakan pemilu jujur, adil, dan berintegritas demi demokrasi yang sehat. Kericuhan dan kerusuhan terjadi berawal dari ketidakjujuran dan kecurangan di lapangan,” kata Hermanus.