Menanti Ketua KONI Sumsel yang Berkomitmen dan Inovatif
Pemilihan ketua KONI Sumsel akan dilakukan dalam Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa, 29-30 November 2023. Calon terpilih diminta berkomitmen penuh memperbaiki pembinaan prestasi olahraga Sumsel.
PALEMBANG, KOMPAS — Dua calon kemungkinan akan bersaing untuk menjadi ketua baru Komite Olahraga Nasional Indonesia Sumatera Selatan dalam Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa di Palembang, 29-30 November 2023. Calon yang terpilih diminta berkomitmen penuh memperbaiki pembinaan olahraga di Sumsel dan inovatif dalam mencari pendanaan.
Pelaksana Tugas Ketua KONI Sumsel Andrie Tardiawan Utama Soetarno menyatakan, pihaknya mendapat tugas untuk memastikan pemilihan ketua KONI Sumsel berjalan lancar. Namun, siapa sosok yang nantinya terpilih, hal itu menjadi hak para pemilik suara.
”Pilihlah figur yang tidak sekadar mencari sensasi atau popularitas dan mencari keuntungan dari jabatannya, melainkan betul-betul berkomitmen untuk memajukan olahraga Sumsel,” kata Andrie yang juga Wakil Ketua III KONI Pusat saat dihubungi dari Palembang, Selasa (28/11/2023).
Andrie mengatakan, pendaftaran bakal calon ketua KONI Sumsel periode 2023-2027 dibuka pada 25-27 November 2023. Semula, ada lima bakal calon yang mengambil formulir pendaftaran. Namun, hingga pendaftaran ditutup pada 27 November pukul 00.00, hanya dua bakal calon yang mengembalikan formulir pendaftaran.
Keduanya adalah Ketua Wushu Indonesia Sumsel Muhammad Asrul Indrawan dan Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia Sumsel Yulian Gunhar. Setelah dilakukan verifikasi persyaratan pada 28 November, barulah mereka akan dinyatakan sah sebagai kontestan pemilihan ketua baru KONI Sumsel yang berlangsung pada 29-30 November.
”Sejauh ini, verifikasi masih berlangsung dan bisa jadi baru tuntas pukul 00.00. Yang paling krusial untuk diverifikasi, antara lain, syarat memiliki dukungan minimal 30 persen dari total anggota KONI Sumsel yang terdiri dari 17 KONI kabupaten/kota dan 68 cabang olahraga,” kata Zulfaini M Ropi, anggota Tim Penjaringan dan Penyaringan KONI Sumsel.
Baca juga: Sebelas Bulan Atlet dan Pelatih Tidak Digaji akibat Sengkarut KONI Sumsel
Dana komitmen
Sejumlah persyaratan umum yang tertuang dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI Sumsel, antara lain keterangan tidak sedang menjalani hukuman pidana.
Persyaratan lain adalah kesiapan menjalankan AD/ART, kesanggupan membuat terobosan dan penggalangan dana, serta tidak rangkap jabatan organisasi keolahragaan. Selain itu, calon ketua juga wajib menunjukkan surat sehat dan bebas narkoba dari rumah sakit.
Selain itu, lanjut Andrie, ada persyaratan khusus di luar AD/ART yang disepakati oleh forum dalam Rapat Kerja KONI Sumsel 2023 di Palembang, Rabu (22/11/2023).
Syarat khusus itu adalah kewajiban memberikan secara tunai dana komitmen Rp 500 juta per calon. Dana itu akan digunakan untuk operasional KONI Sumsel yang tidak memiliki cadangan anggaran sama sekali.
Baca juga: Musyawarah Luar Biasa KONI Sumsel Kunci Menyelamatkan Olahraga Sumsel
Dana itu juga untuk membayar gaji atlet dan pelatih yang sudah delapan bulan tidak dibayar pada tahun ini dan tiga bulan pada tahun lalu. Selain itu, dana tersebut akan dipakai membayar tunggakan honor juri dari beberapa event yang sempat digelar. Setelah pemilihan, dana milik calon yang kalah akan dikembalikan.
”Dalam rapat kerja kemarin, forum sepakat bahwa setiap calon ketua baru harus menunjukkan keseriusan mereka dengan memberikan dana komitmen tersebut. Itu sekaligus untuk mengingatkan siapa pun ketua baru nanti, keberadaan mereka sejatinya untuk membantu dan berkontribusi bagi KONI Sumsel,” tutur Andrie.
Harapan pengurus cabang
Sejumlah pengurus cabang olahraga di Sumsel menyampaikan, berkaca dari kepengurusan sebelumnya, KONI Sumsel dipenuhi masalah multidimensi, mulai dari kinerja, akuntabilitas, hingga kredibilitas.
Puncaknya, tiga petinggi KONI Sumsel terjerat kasus dugaan korupsi dana hibah dari Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.
Baca juga: Mubazir Membentuk Satuan Kerja KONI
Akibat kasus dengan nilai kerugian negara Rp 5,2 miliar itu, Ketua KONI Sumsel 2020-2024 Hendri Zainuddin ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Sumsel pada 4 September 2023.
Sebelumnya, Sekretaris Umum KONI Sumsel Suparman Roman dan Ketua Harian KONI Sumsel 2020-2022 Ahmad Tahir ditetapkan sebagai tersangka pada 24 Agustus 2023. Saat perkara itu terjadi, Suparman menjadi pejabat pelaksana teknis kegiatan.
Baca juga: Jadikan Pengungkapan Kasus Momentum Perbaikan KONI Sumsel
Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumsel Beni Hernedi mengatakan, pembinaan olahraga harus diurus oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap olahraga dan rela untuk mengabdi.
”Bukan sebaliknya, menjadikan olahraga sebagai wadah untuk mencari keuntungan. Apalagi, tanggung jawab mengurus olahraga itu sangat besar, mulai dari memastikan keberlanjutan pembinaan, mengejar prestasi, dan menjaga nama baik daerah dalam ajang nasional,” ujar Beni.
Beni mengatakan, sejak tahun 2020 hingga kini, FPTI Sumsel dan cabang-cabang lain tidak menerima sepeser pun dana bantuan pembinaan dari KONI Sumsel. Bahkan, untuk mengikuti kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024, pengurus FPTI Sumsel harus mengeluarkan dana pribadi guna mempersiapkan dan memberangkatkan atlet ikut kejuaraan.
Dengan fenomena itu, wajar jika prestasi olahraga Sumsel tidak terlalu menonjol walaupun memiliki fasilitas olahraga kelas dunia warisan SEA Gamas Jakarta-Palembang 2011 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 di Kompleks Olahrag Jakabaring, Palembang. Bahkan, seusai menjadi tuan rumah PON 2004, prestasi kontingen Sumsel cenderung terus menurun dalam empat PON selanjutnya.
Baca juga: Buktikan Manfaat KONI
Untuk itu, dalam pemilihan ketua baru nanti, FPTI Sumsel akan memperhatikan figur yang inovatif. Hal ini karena ketua yang baru diharapkan tak hanya bergantung pada pemerintah sebagai sumber pendanaan, tetapi harus kreatif mencari sumber dana lain, misalnya dari swasta.
Ketua baru KONI Sumsel juga diminta menghidupkan industri olahraga di Sumsel. Apalagi, Sumsel memiliki modal fasilitas olahraga kelas dunia di Jakabaring untuk menggelar ajang nasional maupun internasional.
”Selain itu, ketua baru mesti bisa memetakan kebutuhan setiap cabang olahraga. Jangan dana dibagi rata karena kebutuhan cabang berbeda-beda. Apabila perlu, ketua baru berani memutuskan cabang prioritas di Sumsel agar pemanfaatan dana pembinaan bisa optimal,” ungkap Beni.
Sinergi menjadi kunci
Pengamat olahraga nasional Fritz E Simandjuntak menuturkan, selama ini, permasalahan olahraga di daerah berkutat dengan sumber pendanaan. Setiap menjelang PON, misalnya, selalu muncul intrik siapa yang akan membiayai kontingen.
Pemerintah kabupaten/kota berharap sumber dana dari provinsi, sebaliknya pemerintah provinsi berharap dukungan pula dari kabupaten/kota. Masalah menjadi lebih pelik jika kepala daerah setempat tidak punya minat terhadap olahraga.
Oleh karena itu, ketua baru KONI Sumsel harus diisi oleh figur yang mampu membangun sinergi dengan segala pihak, baik pemerintah maupun swasta, terutama untuk mencari dana. Sebab, tidak bisa dimungkiri, tanpa adanya dana, pembinaan tidak bisa berjalan optimal sehingga prestasi sulit digapai.
Dalam rapat kerja kemarin, forum sepakat bahwa setiap calon ketua baru harus menunjukkan keseriusan mereka dengan memberikan dana komitmen.
Selain itu, figur yang memimpin KONI Sumsel mesti membuat program yang jelas untuk lebih meyakinkan pemerintah maupun swasta. Itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas olahraga di Jakabaring untuk menjadi pusat pembinaan skala nasional ataupun rutin menggelar kejuaraan.
”Dengan fasilitas mumpuni di Jakabaring, Sumsel sebetulnya berpotensi menjadi sentra pembinaan, setidaknya untuk zona Sumatera. Kalau sentra berjalan, atlet-atlet daerah akan berlatih bersama dan tumbuh jiwa kompetitif di antara mereka. Fasilitas yang ada pun bisa dimanfaatkan, tidak terbengkalai seperti sekarang,” kata Fritz.