Petugas Amankan Senjata dan Data Penerbangan Super Tucano
Badan pesawat Super Tucano yang mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, belum dipindahkan dari lokasi. Namun, senjata dan ”flight data recorder” telah diamankan dari lokasi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Senjata pada pesawat Super Tucano TT 3111 dan TT 3103 milik Skuadron Udara 21 Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh yang mengalami musibah di Pasuruan, Jawa Timur, sudah diamankan dari lokasi kecelakaan. Demikian pula dengan rekaman data penerbangan (flight data recorder/FDR) kedua pesawat.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati menyampaikan hal itu saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (18/11/2023). Menurut dia, senjata pada pesawat harus dilepas dan diamankan.
”Sementara ini (bagian) dari pesawat yang sudah diungsikan adalah canon, senjata pesawat. Meski tidak ada amunisinya, senjata dan beberapa bagian diungsikan. Sementara badan pesawat sampai saat ini belum ada info kalau sudah diangkut,” ujarnya.
Sementara FDR kedua pesawat sudah dipindahkan dari lokasi pada Jumat (17/11/2023). Menurut Agung, data dari FDR hanya salah satu bagian dari bahan penyelidikan. Data lain harus dicari dan itu lebih susah karena menyangkut situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
Saat disinggung apakah peranti itu akan dibawa ke luar negeri atau dibaca di Indonesia, Agung menjelaskan, tim Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja AU (Puslaiklambangja AU) yang akan memeriksanya.
”Kelihatannya (FDR) bisa dibaca di tempat kita, tetapi tentu itu satu bagian dari informasi (guna mengetahui penyebab kecelakaan). Namun, kan, yang diperiksa tim Puslaiklambangja, seperti mesin, man (orang), dan manajemen. Itu perlu waktu,” kata Agung.
Terkait target evakuasi badan pesawat, Agung mengatakan, kemungkinan akan selesai satu pekan karena medan cukup berat. Selain kondisi cuaca, yakni hujan, tanah yang gembur dan mudah longsor jadi hambatan. Demikian pula kemungkinan evakuasi melalui udara, lokasinya yang berada di cekungan menjadi masalah tersendiri.
Sebelumnya, Agung mengatakan, tim investigasi juga sudah berada di lokasi. Mereka sedang mengumpulkan data terkait jatuhnya kedua pesawat asal Brasil yang tiba di Indonesia tahun 2012 itu. Tim investigasi akan bekerja sesuai situasi dan kondisi, tidak ada batas waktu khusus.
Agung memastikan kondisi pesawat laik sebelum kecelakaan. Pesawat dalam kondisi sangat siap untuk terbang dan sangat siap digunakan. Tidak ada masalah dengan pesawatnya.
Seperti diketahui, dua pesawat Super Tucano mengalami kecelakaan di daerah Watu Gedek. Awalnya, empat pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pukul 10.50 WIB. Pada pukul 11.18 kedua pesawat hilang kontak, sementara dua pesawat lainnya kembali mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh.
Pada pukul 11.18 kedua pesawat hilang kontak, sementara dua pesawat lainnya kembali mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh.
Hari itu, keempat pesawat sedang latihan profisiensi formasi. Agung menjelaskan, kecelakaan akibat cuaca buruk, penerbang tidak bisa melihat situasi saat terbang terlalu dekat dengan gunung.
Sementara itu, pada Sabtu (18/11/2023) pagi, Kepala Staf TNI AU Marsekal Fadjar Prasetyo mengunjungi rumah korban Super Tucano untuk takziah atau berkunjung untuk menyatakan dukacita dan belasungkawa. Sebelumnya, empat jenazah korban sudah dimakamkan, tiga di antaranya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati Malang dan satu lainnya di TMP Madiun.
Mereka adalah Marsekal Pertama (Anumerta) Subhan yang menjabat sebagai Komandan Wing 2 Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama (Anumerta) Widiono Hadiwijaya selaku Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh.
Selain itu, Kolonel Pnb (Anumerta) Sandhra Gunawan selaku Komandan Skuadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh. Sementara satu lainnya, yakni Letnan Kolonel Pnb (Anumerta) Yudha Anggara Seta, dimakamkan di Madiun.
Salah satu keluarga korban, Suprianto (46) mengatakan, kakaknya, Subhan, merupakan sosok yang baik. Dia tegas, tetapi halus dan menggunakan pendekatan-pendekatan persuasif, baik terhadap keluarga maupun relasi. Orangnya juga penuh dedikasi, menjalankan tugas dengan serius, dan profesional.
”Sama orangtua, mertua, dan juga sama rekan-rekan. Termasuk kesan stafnya, yang juga bilang kalau beliau orangnya tidak pernah marah,” ujar Suprianto.