logo Kompas.id
NusantaraKronik Sejarah Borobudur...
Iklan

Kronik Sejarah Borobudur Marathon, Terus Bertumbuh dan Berinovasi

Dari tahun ke tahun, lomba lari Borobudur Marathon terus bertumbuh dan menghadirkan inovasi. Beragam upaya perbaikan terus dilakukan demi kualitas lomba yang lebih baik lagi.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
· 8 menit baca
Para pelari kategori Bank Jateng Tilik Candi berlari dengan latar belakang kemegahan Candi Borobudur dalam lomba Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (13/11/2022).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Para pelari kategori Bank Jateng Tilik Candi berlari dengan latar belakang kemegahan Candi Borobudur dalam lomba Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (13/11/2022).

Lomba lari Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng bakal diselenggarakan, Minggu (19/11/2023). Setiap tahun, ajang lari yang digelar di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu terus bertumbuh. Perekonomian masyarakat sekitar juga ikut terdongkrak berkat penyelenggaraan lomba lari tersebut.

Lomba lari di kawasan Borobudur memiliki sejarah yang panjang. Pada tahun 1990, Bob Hasan, yang merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), menginisiasi lomba lari sejauh 10 kilometer dengan nama Borobudur 10K. Lomba lari tersebut cukup prestisius karena diikuti oleh sejumlah pelari top dunia waktu itu.

Sejarah perlombaan lari di Borobudur kemudian berlanjut dengan gelaran Borobudur Interhash pada tahun 2012 yang diinisiasi oleh pengusaha Liem Chie An. Setahun kemudian atau 2013, Liem menginisiasi lomba lari Borobudur 10K yang diikuti 15.000 orang.

Pada 2015, lomba tersebut menambah kategori setengah maraton atau sejauh 21 km. Kemudian, pada 2016, kategori maraton atau 42 km mulai dilombakan. Sejak saat itu pula, nama lomba itu berubah menjadi Borobudur Marathon.

Peserta lomba lari Bank Jateng Borobudur Marathon 2017 melintasi areal persawahan Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2017).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Peserta lomba lari Bank Jateng Borobudur Marathon 2017 melintasi areal persawahan Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2017).

Namun, pada 2016, penyelenggaraan Borobudur Marathon diwarnai sejumlah masalah, misalnya molornya jadwal start, kelirunya rute lari maraton, minimnya pos hidrasi, dan ketidaksiapan pembagian medali.

”Peristiwa itu benar-benar merusak citra Borobudur Marathon dan menampar wajah saya. Akibat insiden itu saya dicerca habis-habisan oleh peserta. Saya malu sekali. Namun, saya tidak mau putus asa. Kekacauan itu justru menjadi cambuk motivasi untuk mencari cara agar bisa menggelar ajang yang berkualitas," kata Liem dalam buku Borobudur Marathon Mewarnai Zaman (2021).

Baca juga: Tujuh Tahun Borobudur Marathon Merajut Harmoni

Setelah peristiwa itu, Liem menggandeng Harian Kompas dalam penyelenggaraan Borobudur Marathon. Mulai tahun 2017, Borobudur Marathon digelar atas kerja sama Pemerintah Provinsi Jateng, Bank Jateng, harian Kompas, dan Yayasan Borobudur Marathon.

Pada 2017, Borobudur Marathon mengusung tema ”Reborn in Harmony”. Tema itu diangkat karena penyelenggara berfokus untuk membangkitkan Borobudur Marathon dengan memperbaiki kualitas lomba.

Para peserta mengikuti Friendship Run di sekitar kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). Kegiatan lari yang diikuti warga sekitar ini merupakan rangkaian Borobudur Marathon 2018.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Para peserta mengikuti Friendship Run di sekitar kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). Kegiatan lari yang diikuti warga sekitar ini merupakan rangkaian Borobudur Marathon 2018.

Vice General Manager Event Harian Kompas Budhi Sarwiadi mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan terhadap kapasitas jalan dan race village Borobudur Marathon, jumlah peserta idealnya maksimal 10.000 orang.

Oleh karena itu, pada 2017, penyelenggara membatasi jumlah peserta, dari yang sebelumnya 20.000 orang menjadi 10.000 orang. Ada tiga kategori lomba pada Borobudur Marathon 2017, yakni 10 km, separuh maraton, dan maraton. Pesertanya kala itu tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari 26 negara lain.

Baca juga: Borobudur Marathon Jadi Perayaan Bersama

Selain memperbaiki kualitas lomba, kualitas peserta lomba juga diperbaiki. Dua pekan sebelum lomba, penyelenggara menggelar pelatihan teknik berlari bagi sekitar 200 peserta yang masih duduk di bangku SMA.

Sementara itu, pada 2018, Borobudur Marathon yang kembali digelar dengan tiga kategori mengusung tema ”Raising Harmony”. Pada tahun itu, penyelenggara ingin mengembangkan dasar dan memperkuat nilai utama Borobudur Marathon.

Ketika itu, penyelenggara juga menerapkan ballot atau undian karena antusiasme pelari untuk mengikuti Borobudur Marathon sangat tinggi. Dari sekitar 25.000 pelari yang mendaftar, diundi menjadi 10.000 orang yang berkesempatan mengikuti lomba.

Sajian kuliner khas Magelang dan sekitarnya di festival kuliner di sela Friendship Run di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). Friendship Run merupakan ajang pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2018.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Sajian kuliner khas Magelang dan sekitarnya di festival kuliner di sela Friendship Run di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2018). Friendship Run merupakan ajang pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2018.

Selain terus memperbaiki lomba, penyelenggara Borobudur Marathon juga melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat. Para pelaku UMKM itu diajak untuk berjualan saat penyelenggaraan lomba tahun 2018.

Sebelum itu, mereka mendapat pembinaan terkait pengembangan produk, pengemasan, pelayanan, pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Mereka juga dibantu mengakses bantuan permodalan.

Baca juga: Berkah Ekonomi dari Borobudur Marathon

Kekacauan itu justru menjadi cambuk motivasi untuk mencari cara agar bisa menggelar ajang yang berkualitas.

Pada tahun 2019, Borobudur Marathon diikuti 10.366 peserta dari 35 negara. Mengusung temaSynergy and Harmony”, penyelenggara Borobudur Marathon ingin membangun ekosistem olahraga bersama pihak terkait dan masyarakat.

Salah satu upaya yang ditempuh saat itu adalah menggelar friendship run yang diikuti oleh warga setempat. Pelari yang tidak dapat undian dan keluarga pelari juga diajak turut serta dalam kegiatan lari sejauh 5 km tersebut. Dalam kegiatan itu, para peserta berkesempatan mengeksplorasi Borobudur, termasuk seni dan budayanya.

Para pelari berpacu setelah beberapa saat dilepas dari titik start pada Borobudur Marathon 2020 di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020).
RONY ARIYANTO NUGROHO

Para pelari berpacu setelah beberapa saat dilepas dari titik start pada Borobudur Marathon 2020 di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020).

Pandemi

Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda dunia. Segala aktivitas dibatasi untuk menekan risiko penyebaran Covid-19, termasuk aktivitas olahraga. Namun, penyelenggara Borobudur Marathon tetap memutuskan menggelar lomba meski dengan pembatasan ketat.

Iklan

Mengusung tema ”Rhythm of Soul”, Borobudur Marathon 2020 tersebut secara hibrida. Saat itu, lomba luring diikuti oleh 50 peserta dan diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat. Sementara itu, lomba daring diikuti oleh 9.090 pelari dari berbagai wilayah Indonesia.

Seluruh peserta lomba luring Borobudur Marathon 2020 merupakan pelari elite. Sebelum, selama, dan sesudah lomba, mereka dikarantina dengan sistem gelembung di sebuah hotel. Penapisan rutin dilakukan dengan melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) para peserta. Acara itu diklaim berhasil karena tidak ada penularan Covid-19 yang terjadi.

”Keberhasilan penyelenggara dalam menjalankan lomba di masa pandemi akhirnya dijadikan rujukan oleh PASI untuk menyelenggarakan acara olahraga. Sistem gelembung juga diterapkan oleh PASI pada Pekan Olahraga Nasional Papua tahun 2021,” ujar Budhi.

Baca juga: Borobudur Marathon 2020 Jadi Pembelajaran dan Pembangkit Optimisme Saat Pandemi

Yogi Irawanto (56), peserta Borobudur Marathon 2020, tengah mengejar target jarak untuk lari setengah maraton di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/11/2020). Sekitar 9.000 peserta turut dalam ajang lari virtual demi mencegah penularan Covid-19.
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA

Yogi Irawanto (56), peserta Borobudur Marathon 2020, tengah mengejar target jarak untuk lari setengah maraton di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/11/2020). Sekitar 9.000 peserta turut dalam ajang lari virtual demi mencegah penularan Covid-19.

Pada tahun 2021, pandemi Covid-19 mulai mereda. Kondisi itu membuat penyelenggara Borobudur Marathon memutuskan untuk meningkatkan jumlah peserta. Selain memberi kesempatan pada 50 pelari elite, 128 peserta yang mendapatkan undian berkesempatan untuk mengikuti Borobudur Marathon 2021.

Pada 2021, Borobudur Marathon mengangkat tema ”Symphony of Energy” dengan harapan bisa menggerakkan berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan ekosistem wisata olahraga.

Seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 semakin terkendali pada 2022. Pada tahun itu, penyelenggara Borobudur Marathon mengusung tema ”Stronger to Victory” sebagai bentuk selebrasi bersama berbagai pihak, termasuk pelari, pelaku UMKM, masyarakat, dan pihak terkait lain.

Pada tahun 2022, jumlah peserta kembali ditambah. Pelari elite sebanyak 50 orang mengikuti lomba kategori maraton, 5.000 pelari umum mengikuti lomba ketegori separuh maraton, dan 40 pelari muda berusia 15-18 tahun mengikuti lomba kategori 10 km.

Pelari mengikuti ajang Borobudur Marathon Fun Run 2022 di kawasan sekitar Candi Pawon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (11/22/2022).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pelari mengikuti ajang Borobudur Marathon Fun Run 2022 di kawasan sekitar Candi Pawon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (11/22/2022).

”Tahun 2022, kami ada inovasi, yakni Bank Jateng Young Talent, lomba lari sejauh 10 km khusus pelari muda sebagai upaya pembibitan atlet. Mereka yang ikut dalam kategori itu sudah dikurasi dan yang memilki potensi untuk berprestasi pada nomor lari jarak menengah,” tutur Budhi.

Pada 2022, penyelenggara juga mengadakan Bank Jateng Friendship Run, acara lari bersama untuk menyambut Borobudur Marathon. Kegiatan itu digelar di sejumlah kota, seperti Jakarta, Medan, Semarang, dan Makassar.

Di setiap kota, ada 1.000 peserta yang berpartisipasi. Dalam kegiatan itu, sejumlah UMKM asal Magelang juga diajak keliling ke beberapa kota. Hal itu untuk menghadirkan nuansa Magelang di kota-kota tersebut.

Anggota kelompok UMKM Pawone menyiapkan produk mereka yang akan disuguhkan untuk pelari peserta ajang Borobudur Marathon Fun Run 2022 di kawasan Candi Pawon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (11/22/2022).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anggota kelompok UMKM Pawone menyiapkan produk mereka yang akan disuguhkan untuk pelari peserta ajang Borobudur Marathon Fun Run 2022 di kawasan Candi Pawon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (11/22/2022).

Tahun ini, Borobudur Marathon mengusung tema ”Voice of Unity”. Melalui tema itu, penyelenggara ingin mengajak para pelari, pihak terkait, dan masyarakat untuk menyuarakan semangat kemenangan serta saling menginspirasi dengan suara-suara positif yang menyatukan.

Menurut rencana, lomba tahun ini akan diikuti oleh 10.000 peserta. Mereka akan berlomba dalam tiga kategori, yakni 10 km, 21 km, dan 42 km. Selain itu, Bank Jateng Young Talent juga akan kembali diselenggarakan sebagai salah satu upaya membangun ekosistem terbaik bagi potensi atlet muda nasional.

Sebelum berlomba di Borobudur, para calon peserta Bank Jateng Young Talent yang telah diseleksi diikutkan boot camp. Dalam kegiatan itu, para atlet yang didampingi oleh para pelatihnya itu dites ketahanan fisiknya. Selain itu, mereka juga diberi materi terkait strategi menjaga kesehatan tubuh dan psikologis. Para peserta juga dibekali dengan keterampilan public speaking.

Berbagai kegiatan menuju Borobudur Marathon juga telah diselenggarakan sebagai pemanasan, misalnya Bank Jateng Friendship Run dan The Tour. Dua kegiatan lari itu digelar di sepuluh kota, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Palembang, Medan, dan Banjarmasin. Peserta di setiap kota mencapai 1.000 orang.

Pelari peserta Bootcamp Bank Jateng Young Talent mengikuti uji Balke di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pelari peserta Bootcamp Bank Jateng Young Talent mengikuti uji Balke di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (19/10/2023).

Penggerak ekonomi

Dalam berbagai kesempatan, Liem mengungkapkan, salah satu mimpinya adalah menjadikan Borobudur Marathon sebagai penggerak wisata dan ekonomi di Magelang. Menurut dia, impiannya itu sudah mendapatkan titik terang.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro menyebut, dampak ekonomi akibat gelaran Borobudur Marathon cukup signifikan. Hal itu terlihat dari hasil sejumlah survei.

Irianto mencontohkan, hasil survei Markplus kepada pelari di Borobudur Marathon 2022 menyatakan, sebanyak 51,5 persen responden mengeluarkan uang Rp 500.000 sampai Rp 2 juta selama tinggal di Magelang saat Borobudur Marathon. Adapun 14 persen responden mengeluarkan uang Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta.

Sementara itu, survei Libtang Kompas menyebut, rata-rata pengeluaran pelari saat Borobudur Marathon adalah Rp 4 juta. Dengan demikian, potensi perputaran uang yang terjadi saat gelaran Borobudur Marathon 2022 sebesar Rp 29 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 12,7 miliar berputar ke pelaku UMKM.

Kusir dokar melintas di dekat deretan rumah yang dimanfaatkan untuk <i>homestay</i> di Desa Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Kusir dokar melintas di dekat deretan rumah yang dimanfaatkan untuk homestay di Desa Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023).

”Jika pada 2023 ajang ini diikuti oleh 10.000 pelari, artinya perputaran uangnya juga akan meningkat. Dengan asumsi yang sama dengan tahun 2022, kemungkinan perputaran ekonomi dalam Borobudur Marathon 2023 sebesar Rp 40 miliar dan Rp 17,5 miliar di antaranya berputar ke pelaku UMKM,” ujar Irianto.

Lintang pukang penyelenggara dalam memperbaiki dan mengembangkan Borobudur Marathon dari tahun ke tahun telah diganjar sejumlah penghargaan. Pada tahun 2018, misalnya, ajang itu mendapatkan penghargaan sebagai ajang maraton dan separuh maraton terbaik oleh Runhood.

Runhood juga memberikan penghargaan medali terbaik kepada Borobudur Marathon. Sementara itu, penghargaan sebagai ajang maraton terfavorit juga pernah diberikan oleh Indorunners kepada Borobudur Marathon.

Penyelenggaraan Borobudur Marathon juga menyita perhatian pemerintah pusat. Pada tahun 2019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadikan Borobudur Marathon sebagai salah satu dari sepuluh ajang wisata bergengsi.

Meski begitu, penyelenggara Borobudur Marathon tak lalu berpuas diri. Beragam inovasi terus dihadirkan agar ajang lari tersebut bisa menjadi lebih baik lagi.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000