Borobudur Marathon Jadi Perayaan Bersama
Lomba lari Borobudur Marathon 2022 menjadi momen perayaan bersama berbagai pihak. Tak hanya disambut antusias oleh komunitas pelari, ajang itu juga dirayakan oleh masyarakat setempat.
MAGELANG, KOMPAS — Lomba lari Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng menjadi momen perayaan bersama berbagai pihak. Tidak hanya disambut antusias komunitas pelari, ajang yang digelar di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu juga dirayakan oleh masyarakat setempat.
Borobudur Marathon digelar atas kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bank Jateng, dan harian Kompas. Tahun ini, lomba tersebut menghadirkan tiga kategori, yakni Elite Race, Bank Jateng Young Talent, dan Bank Jateng Tilik Candi.
Kategori Elite Race dengan jarak 42,195 kilometer (km) atau maraton diikuti 24 pelari putra dan 11 pelari putri yang telah diseleksi panitia Borobudur Marathon serta berdasarkan rekomendasi dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Adapun Bank Jateng Young Talent dengan jarak 10 km diikuti 29 pelari muda yang telah diseleksi.
Elite Race dan Bank Jateng Young Talent telah sukses digelar pada Sabtu (12/11/2022). Di kategori Elite Race, pelari asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Nurshodiq, menjadi pelari putra tercepat dengan catatan waktu 2 jam 38 menit 05 detik. Sementara itu, Pretty Sihite dari Sumatera Utara berhasil menjadi pelari putri yang finis paling awal dengan catatan waktu 3 jam 10 menit 44 detik.
Nurshodiq unggul atas duo pelari asal Kalimantan Barat, yakni Irmansah yang finis kedua dengan 2 jam 39 menit 58 detik dan Musa yang finis ketiga dengan 2 jam 40 menit 34 detik. Adapun Pretty unggul atas pelari putri asal Sumatera Barat, Yulianti Utari, yang finis kedua dengan 3 jam 15 menit 42 detik dan mantan ratu lari jarak jauh Indonesia, Triyaningsih, yang finis ketiga dengan 3 jam 17 menit 21 detik.
Selain meraih juara pertama, Nurshodiq dan Pretty berhasil memperbaiki personal best atau catatan waktu pribadi terbaik mereka. Catatan waktu terbaik Nurshodiq sebelumnya adalah 2 jam 45 menit 40 detik yang diraihnya saat finis ketujuh di Borobudur Marathon 2021. Adapun catatan waktu terbaik Pretty sebelumnya adalah 3 jam 11 menit 51 detik ketika menjuarai Elite Race Borobudur Marathon 2020.
Baca Juga: Nurshodiq dan Pretty Raih ”Personal Best” dalam Borobudur Marathon 2022
Nurshodiq menuturkan, persiapan yang baik menjadi kunci kemenangannya. ”Tidak ada resep lain, persiapannya diisi dengan banyak lari saja. Selama latihan, saya memang pasang target untuk pecahkan personal best di sini dan saya percaya dengan hasil latihan itu,” ujar pelari yang finis ketujuh pada Borobudur Marathon 2021 dan finis kedelapan pada 2020.
Hal senada disampaikan Pretty. Bagi dia, tidak pernah ada kerja keras yang membohongi hasil. ”Kalau kita tidak sabar dan cepat puas diri, sulit untuk kita dapat hasil lebih baik. Apalagi, untuk olahraga lari jarak jauh, kita harus sabar dalam mengejar prestasi. Tidak cukup satu sampai dua tahun, tetapi minimal lima tahun dengan latihan yang rutin tanpa putus,” tuturnya.
Sementara itu, Triyaningsih menuturkan, Borobudur Marathon adalah pergelaran lomba lari nasional yang manajemen pelaksanaannya paling rapi dan profesional. Hal itu tampak sejak proses mengundang atlet, penyambutan kedatangan, layanan selama menjelang lomba, hingga kepastian keamanan ketika lomba.
”Saya senang ada lomba sekeren ini. Kita jadi terpacu untuk berkompetisi dan berprestasi di sini. Semuanya terkelola dengan baik, berstandar dunia, terutama dengan lalu lintas yang aman di jalur lomba,” tutur Triyaningsih.
Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada catatan pelari yang cedera serius.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, secara keseluruhan, penyelenggaraan Elite Race dan Bank Jateng Young Talent Borobudur Marathon tahun ini berjalan lancar. Hal ini, antara lain, terlihat dari waktu start lomba yang sesuai jadwal serta mayoritas pelari yang berhasil finis.
”Ada beberapa pelari yang tidak bisa menyelesaikan sampai finis. Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada catatan pelari yang cedera serius,” ujar Adi.
Adi menambahkan, sejak awal, penyelenggara Borobudur Marathon ingin menyiapkan fasilitas dan infrastruktur sebaik mungkin agar para pelari mampu mencapai catatan waktu terbaik. ”Harapannya, mereka dapat memanfaatkan segala fasilitas itu demi pencapaian prestasi terbaiknya,” tuturnya.
Tilik Candi
Pada Minggu (13/11) pagi digelar lomba Bank Jateng Tilik Candi sejauh 21,097 km atau half marathon yang diikuti sekitar 5.000 pelari umum. Lomba ini pun disambut dengan semangat oleh para pelari.
Dani Aditya Pratama (24), pelari asal Tegal, Jawa Tengah, menjadi salah seorang pelari yang antusias menyambut Bank Jateng Tilik Candi. Setelah dua tahun terakhir menahan keinginan berlari di kawasan Borobudur, pria yang akrab disapa Tama itu akhirnya bisa kembali berlari di wilayah tersebut tahun ini.
”Senang sekali karena tahun ini bisa mendapat kesempatan ikut Bank Jateng Tilik Candi di Borobudur. Tahun lalu sebenarnya saya ikut, tetapi yang kategori virtual challenge. Waktu itu saya ikut kategori separuh maraton, tetapi larinya di Tegal,” ujar Tama.
Pelari lain, Sumitro (59), juga tak kalah antusias menyambut Bank Jateng Tilik Candi 2022. Pelari asal Bekasi, Jawa Barat, itu sudah kali kedua mengikuti Bank Jateng Tilik Candi. Sumitro pun mengaku sudah tidak sabar ingin merasakan atmosfer berlari di tengah perdesaan.
”Tahun lalu, rutenya berputar di dalam kompleks Candi Borobudur saja. Menarik, sih, cuma kurang afdal rasanya kalau tidak berkeliling perdesaan, ketemu warga, bisa sekaligus memanjakan mata dengan keindahan alam Borobudur,” katanya.
Baca Juga: Fadhil dan Pasa Juarai Bank Jateng Young Talent
Di antara ribuan pelari, ada seorang pelari yang memiliki alasan unik mengikuti Bank Jateng Tilik Candi, yakni Wuryanto (61). Mantan Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro itu mengaku ingin membayar janjinya dulu.
Pada 2018, Wuryanto mendapatkan undangan untuk berlari di ajang Borobudur Marathon. Kala itu, dia menyanggupi. Namun, saat hari lomba tiba, dia harus menjalani tugas yang tidak bisa ditinggalkan sehingga dirinya tidak bisa ikut berpartisipasi.
”Saya merasa bersalah karena tidak bisa ikut berlari di Borobudur Marathon, padahal saya sudah menyanggupi. Itu terbawa sampai saat ini. Saya lantas berpikir untuk ikut Bank Jateng Tilik Candi di Borobudur Marathon tahun ini untuk membayar utang janji saya,” kata Wuryanto.
Wuryanto mengaku, awalnya dirinya tidak terlalu tertarik dengan olahraga lari. Ia hanya melakoni olahraga sebagai bagian dari latihan wajib sebagai prajurit TNI. Pada 2020, Wuryanto sempat terpapar Covid-19 dengan gejala berat, bahkan dia sempat koma selama tujuh hari.
Setelah keluar dari rumah sakit, Wuryanto bertekad hidup sehat melalui olahraga. Olahraga yang dipilih saat itu adalah lari. Setelah rutin lari, ia mulai mengikuti berbagai perlombaan baru, termasuk Bank Jateng Tilik Candi 2022.
Antusiasme masyarakat
Tak hanya para pelari, masyarakat di kawasan Borobudur juga menyambut antusias ajang Bank Jateng Tilik Candi. Sejumlah kelompok masyarakat dan pelajar sekolah pun siap menampilkan atraksi kesenian untuk cheering atau memberi semangat kepada para pelari.
Salah satu sekolah yang akan menampilkan cheering dalam Bank Jateng Tilik Candi adalah SMP Muhammadiyah Borobudur. Para pelajar, guru, dan karyawan sekolah itu akan menampilkan pentas tari kreasi baru dengan diiringi musik karawitan dari gamelan.
Jumlah siswa yang dilibatkan dalam pentas tari dan karawitan itu sekitar 40 orang. Mereka akan memakai kostum dengan bahan koran bekas. Pembuatan kostum itu sudah dilakukan sejak Rabu (9/11) dengan melibatkan 28 guru dan pegawai sekolah.
Koordinator cheering SMP Muhammadiyah Borobudur, Rizka Prawuri, mengatakan, para siswa dan sebagian guru yang terlibat dalam cheering memutuskan menginap di sekolah pada Sabtu (12/11). ”Inisiatif menginap ini justru datang dari murid. Mereka tidak ingin tidur di rumah karena khawatir nantinya hal itu justru akan membuat mereka terlambat ke lokasi dan memberikan cheering,” ujarnya.
Saya senang, karena ajang ini mampu menggeliatkan ekonomi warga.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Borobudur Marathon tak hanya dinantikan oleh para pelari. Pergelaran tahunan itu juga ditunggu oleh masyarakat Magelang karena mereka dapat meraup rezeki dari lomba lari tersebut.
”Iya, masyarakat Magelang sangat menantikan event ini. Karena hampir tiap tahun digelar, ekonomi masyarakat Magelang semakin menggeliat,” kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, dengan hadirnya ribuan pelari dalam Borobudur Marathon, hotel dan penginapan di Magelang pun menjadi penuh. Pedagang makanan dan suvenir juga bisa meraih keuntungan.
”Saya melihat kiri-kanan, homestay sudah penuh semua. Warga juga saya tanya, mereka mengatakan, penuh semua, Pak. Bahkan, ada penduduk yang menyewakan rumah tinggal mereka kepada pengunjung. Saya senang karena ajang ini mampu menggeliatkan ekonomi warga,” tutur Ganjar.
Baca Juga: Jalur Menantang Tak Terasa Berkat Dukungan Warga
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, sebagai bagian dari ajang Borobudur Marathon, Bank Jateng juga melakukan pendampingan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Magelang. Untuk UMKM kuliner, misalnya, pendampingan dilakukan melalui kerja sama dengan para chef hotel internasional.
”Bank Jateng juga akan mendorong pemodalan untuk UMKM agar mereka bisa naik kelas. Kita juga berharap Borobudur Marathon ini yang datang bukan cuma pelari, tetapi juga keluarga pelari, dan itu menjadi pasar yang sangat potensial untuk kegiatan UMKM,” tutur Supriyatno. (DRI/XTI/EGI/DKA/NCA/HRS)