Bandung Raya Masuki Pancaroba, Waspadai Cuaca Ekstrem
Bandung Raya telah memasuki musim pancaroba sepekan terakhir. Fenomena yang rawan terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan intensitas sedang hingga tinggi patut diwaspadai.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Wilayah Bandung Raya, Jawa Barat, sudah memasuki musim pancaroba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau masyarakat untuk waspadai fenomena ini karena rawan curah hujan tinggi dan angin kencang disertai petir.
Staf Data dan Informasi Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Neneng Sugianti, mengatakan Bandung Raya telah memasuki musim pancaroba dalam seminggu terakhir. Fenomena ini berarti peralihan dari musim panas ke hujan. Biasanya rawan terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan intensitas sedang hingga lebat.
”Saat musim pancaroba terjadi hujan deras dengan durasi cukup singkat, sekitar satu jam. Kecepatan angin hingga 20 kilometer per jam termasuk kencang, tetapi belum ekstrem,” papar Neneng, Selasa (14/11/2023).
Kecepatan angin yang mencapai 11 knot atau 20 kilometer per jam tersebut berlangsung dalam sepekan terakhir. Adapun, rata-rata kecepatan angin di Bandung 9 hingga 10 knot.
Dari hasil pantauan BMKG selama beberapa hari terakhir, hujan mulai mengguyur wilayah Bandung. Pada Sabtu (11/11/2023) lalu, terjadi hujan dengan intensitas lebat, yakni 63,3 milimeter per hari.
Apabila terjadi petir saat hujan deras, alangkah baiknya berteduh di tempat yang aman dan tidak menggunakan telepon seluler atau alat elektronik lainnya.
Ia pun mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di masa pancaroba. Imbauan ini khususnya bagi masyarakat yang bermukim di daerah bantaran sungai dan wilayah pegunungan.
Diketahui, sejumlah wilayah di Bandung Raya rawan bencana hidrometeorologi. Misalnya Kota Bandung terdapat 13 kecamatan rawan bencana banjir dan longsor. Sementara di Kabupaten Bandung Barat terdapat 12 kecamatan rawan banjir dan longsor.
”Masyarakat di daerah rawan bencana diimbau mewaspadai banjir dan longsor. Apabila terjadi petir saat hujan deras, alangkah baiknya berteduh di tempat yang aman dan tidak menggunakan telepon seluler atau alat elektronik lainnya,” imbau Neneng.
Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 11 kolam retensi untuk atasi ancaman banjir di Kota Bandung. Kolam retensi ke-11 baru diresmikan pada 8 November 2023 di Kompleks Bandung Inten Indah, Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari.
Ia pun menyatakan, idealnya perlu tambahan beberapa kolam retensi lagi untuk meningkatkan titik resapan air potensi banjir. Sebab, masih terdapat 12 titik berpotensi banjir di Kota Bandung.
”Pembangunan kolam retensi merupakan sinergi kami dan DPRD Kota Bandung tentunya. Upaya ini bertujuan mengurangi potensi rawan banjir di Kota Bandung,” ucap Bambang.