logo Kompas.id
NusantaraDari Sagu ke Sawah, Kini...
Iklan

Dari Sagu ke Sawah, Kini Tercemar Tambang

Sagu di Sulawesi Tenggara telah banyak ditebang untuk dijadikan sawah. Namun, kini sawah banyak yang dirusak oleh tambang nikel. Nikel yang harusnya menyejahterakan justru membuat kemiskinan baru bagi masyarakat.

Oleh
AHMAD ARIF, SAIFUL RIJAL YUNUS
· 6 menit baca
Cerobong asap dari industri smelter terlihat dari persawahan di Desa Tondowatu, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/9/2023). Produksi padi di kawasan ini semakin merosot, terdampak oleh penambangan dan industri.
KOMPAS/AHMAD ARIF

Cerobong asap dari industri smelter terlihat dari persawahan di Desa Tondowatu, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/9/2023). Produksi padi di kawasan ini semakin merosot, terdampak oleh penambangan dan industri.

Dua puluh tahun lalu, pohon-pohon sagu di Desa Tondowatu, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, itu ditebangi, digantikan dengan sawah. Kini, air dan tanah di sawah-sawah itu telah tercemar limbah tambang dan produksi padi terus merosot.

Hamparan sawah di Desa Tondowatu itu berbatasan dengan pabrik smelter nikel. Dari persawahan itu, cerobong smelter yang hanya berjarak sekitar 500 meter terlihat jelas mengeluarkan jelaga. Sementara itu, perbukitan yang mengelilingi desa ini banyak yang dijadikan areal penambangan nikel.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000