Butuh Kolaborasi Lecutkan Kunjungan Wisatawan ke KCBN Muara Jambi
Kenduri Budayo 2023 di Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi ingin dongkrak kunjungan wisatawan. Kapasitas masyarakat lokal didorong bertumbuh agar mampu membangun pariwisata berbasis budaya.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
MUARO JAMBI — Meski telah setahun Candi Muara Jambi ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional, kunjungan wisatawan belum optimal terdongkrak. Perlu kolaborasi terpadu untuk memacu pengembangan pariwisata yang menarik wisatawan datang.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muaro Jambi masih kalah jauh dibandingkan ke kabupaten dan kota lain di Jambi. Dari 11 daerah di Provinsi Jambi, tingkat kunjungan ke Muaro Jambi masih di posisi ketujuh.
”Kunjungan wisatawan ke Muaro Jambi bahkan kalah dibandingkan Kabupaten Tebo,” kata Hermanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jambi, dalam Kenduri Budayo 2023 di KCBN Muara Jambi, Minggu (5/11/2023). Padahal, Tebo selama ini kurang dikenal sebagai kawasan pariwisata.
Oleh karena itu, lanjutnya, kolaborasi diperlukan demi mengembangkan pariwisata di daerah itu.
Pihaknya setahun terakhir mengupayakan dukungan melalui program desa wisata alias wisata berbasis desa yang diberi nama Paduka atau Pasar Dusun Karet. Penataan lingkungan dan kebersihan dilakukan di sekitar KCBN.
Masyarakat di desa-desa penopang kawasan diperkuat kapasitasnya dalam mengelola desa wisata. Mulai dari meningkatkan penyajian kuliner hingga mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Sudah dimulai tahun lalu, kemudian tahun ini intensif,” ujarnya.
Kunjungan wisatawan ke Muaro Jambi bahkan kalah dibandingkan Kabupaten Tebo.
Khususnya sebagai destinasi wisata, lanjutnya, KCBN Muara Jambi memiliki potensi besar. Dari sisi aksesibilitas, kawasan itu relatif dekat dari Kota Jambi. Kualitas infrastruktur jalan yang baik memudahkan wisatawan untuk berkunjung.
KCBN Muara Jambi juga memiliki daya tarik utama berupa warisan bersejarah yang tidak dimiliki oleh kawasan wisata lain di Indonesia. Selain nilai sejarah, peranan UMKM lokal menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Aktivitas di destinasi pariwisata candi ini berpotensi terus dikembangkan dan disandingkan dengan berbagai kegiatan budaya untuk semakin meningkatkan kunjungan masyarakat. Berbagai kegiatan dapat dilakukan oleh pengunjung untuk menggali dan mengeksplorasi potensi di tempat wisata, mulai dari pemahaman sejarah hingga kuliner tradisional khas daerah.
Kenduri Budayo Paduka menghadirkan beragam atraksi budaya lokal, pameran UMKM lokal, serta sajian penganan lokal. Gelaran peragaan busana melibatkan komunitas Jambi Fashion Society (JFS). Ada pula karnaval, tari Lukah Gilo, pencak silat, dan tari Ambung.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Agus Widiatmoko mengatakan, pengembangan KCBN memerlukan dukungan dan kolaborasi. Pengembangan ini mengedepankan sentuhan nilai-nilai budaya dan lokalitas.
Seiring dukungan penataan dan pengembangan Pasar Dusun Karet yang dijalankan BI Jambi, pihaknya terus merevitalisasi sejumlah titik, di antaranya Koto Mahligai, Astano, dan Kedaton, serta berikutnya membangun museum.
Gubernur Jambi Al Haris menyebut, pemerintah pusat telah menganggarkan revitalisasi KCBN Muara Jambi dengan nilai hampir Rp 900 miliar. Dana tersebut diharapkan efektif memberi dampak positif bagi kepariwisataan di Jambi.
Ia pun mendorong agar lebih sering diselenggarakan agenda budaya dan pariwisata bulanan, baik berskala lokal maupun nasional. Lebih banyak pihak akan didorong untuk turut serta dalam kolaborasi.