Mereka Ikut Berjasa Membangun Istana
Ketika wajah Ibu Kota Nusantara makin kentara, ada keringat para kuli dan pekerja yang memiliki andil mewujudkannya.
Mengenakan helm, sarung tangan, dan rompi proyek, Syaiful (55) jongkok di antara rerumputan yang ia tanam. Berlatar Istana Presiden yang pembangunannya terus dipacu di Ibu Kota Nusantara atau IKN, pria asal Nusa Tenggara Barat itu seperti tak peduli dengan terik yang menyengat dengan suhu 33 derajat celsius.
Syaiful sudah sekitar dua pekan bekerja di area sumbu kebangsaan di kawasan IKN. Ia bertugas menghijaukan Ceremonial Lawn, lapangan hijau yang menghadap Istana Presiden. Sebelumnya, Syaiful hanya mendengar dan melihat IKN dari televisi atau Youtube. ”Senang bisa kerja di sini. Gembira ikut membangun sekitar istana,” ujarnya sambil tersenyum, Minggu (29/10/2023).
Syaiful adalah satu-satunya pekerja yang bisa mengobrol dengan kami siang itu. Sisanya, para pekerja terlihat memotong besi, mengelas, hingga mengoperasikan alat berat sehingga tidak aman untuk didekati. Terlihat dari kejauhan, beberapa pekerja menata bahan bangunan yang bakal diangkat dengan crane.
Keesokan harinya, Senin (30/10/2023), Kompas berkesempatan melihat langsung Istana Presiden. Area ini sangat terbatas. Untuk masuk, perizinannya berlapis. Beruntung, Kompas masuk bersama tim dari Sekretariat Presiden. Helm proyek dan rompi keamanan mesti dipakai pengunjung.
Masuk melalui sisi utara, sejumlah pekerja terlihat menurunkan material berupa beton, pasir, kerikil, hingga lempengan besi besar. Selain mengenakan alat pelindung diri, hampir semua pekerja mengenakan penutup mulut, kaca mata, dan sarung tangan. ”Kami tiga shift bekerja. Nonstop supaya target tercapai,” kata salah satu pekerja dengan berteriak sambil merapikan lempengan besi.
Perkataan pekerja itu benar belaka. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat, data terakhir pada 19 Oktober 2023, Istana Presiden di IKN sudah mencapai 32,9 persen. Bangunan penting ini ditargetkan selesai pada Juli 2024.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat, data terakhir pada 19 Oktober 2023, Istana Presiden di IKN sudah mencapai 32,9 persen.
Pekerja itu sedang merapikan lempeng logam yang baru didatangkan dari Bandung, Jawa Barat. Sedikitnya ada 200 lempeng logam setinggi 4,5 meter yang berada di sekitar Istana Presiden. Naik ke lantai tiga, terlihat puluhan bilah logam sudah terpasang di sisi kanan Istana Presiden. Dua pekerja terlihat mengelas bilah yang mesti tersambung.
Itu merupakan sebagian dari 4.687 bilah logam kuningan yang bakal dipasang. Bilah itu akan membentang sekitar 177 meter dengan tinggi 77 meter. Ratusan lempeng kuningan itu setiap hari dikirim dari tempat pembuatannya di Bandung.
Baca juga: Daerah Tetangga Bersiap Jadi Penyangga Ibu Kota
Di depan bilah-bilah yang sudah terpasang di Istana Presiden itu, pembangunan kawasan Sumbu Kebangsaan terlihat dengan jelas. Dari Istana Presiden, bangunan yang berada di bukit tertinggi area Sumbu Kebangsaan, terlihat lapangan upacara yang sudah membentang dan sedang ditata. Adapun ceremonial lawn di sisi lainnya tampak hijau membentang.
Di seberang ceremonial lawn, jalan meliak-liuk untuk pejalan kaki sudah terlihat bentuknya. Sejumlah tanaman dan pohon dengan tinggi sekitar 3 meter sudah tegak di sekitar area pejalan kaki itu.
Simbol harmoni
Di sisi timur Istana Presiden, sejumlah pekerja terlihat membangun jaringan utilitas untuk kabel bawah tanah. Mereka menata beton dan besi menjadi semacam lorong bawah tanah. Di tempat itulah nantinya berbagai jaringan kabel listrik, internet, dan jaringan lain diletakkan.
Dengan demikian, kelak tak ada bentangan kabel di atas tanah di sekitar Istana Presiden di IKN. Jaringan yang jarang ditemui di daerah lain di Indonesia itu dibangun oleh tangan-tangan pekerja, seperti Jahidin (49), yang baru bekerja sekitar tiga pekan di IKN. Lelaki asal Garut, Jawa Barat, itu irit bicara. Ia mengatur napas setelah mengangkut besi untuk menguatkan struktur jaringan utilitas tersebut. ”Semoga kerjaan lancar semua,” katanya tersenyum dan berlalu.
Lokasi yang Kompas kunjungi itu berada di area Sumbu Kebangsaan yang terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN. Secara filosofis, sumbu kebangsaan merupakan ruang terbuka yang menjadi simbol hubungan harmonis antara alam, manusia, dan nilai luhur kebudayaan.
Secara imajiner Sumbu Kebangsaan menghubungkan Istana Presiden hingga Mangrove Ecopark melalui serial ruang terbuka, mulai dari Plaza Seremoni, Plaza Sipil/Bukit Bendera, Plaza Bhinneka, Science and Tech Park, Plaza Adi Budaya, Plaza Pertunjukan, hingga Plaza Demokrasi.
Baca juga: Pembangunan Istana Presiden Ditarget Rampung Juli 2024
”Itu membawa pesan kehidupan harmoni manusia di dalam bernegara dan berbangsa. Konsep ini mengandung nilai pembangunan manusia seutuhnya yang berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada lingkungan, dan hidup damai bersama sesamanya,” kata Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danis H Sumadilaga.
Adegan dan kisah yang kami temui itu menunjukkan bahwa IKN dibangun oleh banyak orang, terutama para pekerja yang tertempa panas, debu, dan dinginnya malam di antara proyek besar tersebut.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menilai, membangun IKN tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Pembangunan ibu kota baru ini mesti dijalankan secara kolaboratif dan gotong royong. Dengan cara ini, seluruh tahapan pembangunan IKN berjalan lancar dan memberi manfaat bagi kehidupan warga dan perekonomian negara.
Menurut Bambang, IKN bukan hanya dibangun fisiknya, tetapi juga kondisi sosialnya. Bahkan, kata dia, PBB dengan 13 badan di dalamnya akan membantu Otorita IKN. Mereka berniat mewujudkan konsep-konsep baru yang belum berhasil diterapkan di beberapa kota lain di dunia.
IKN bukan hanya dibangun fisiknya, tetapi juga kondisi sosialnya. Bahkan, kata dia, PBB dengan 13 badan di dalamnya akan membantu Otorita IKN.
”Selain kota yang canggih, kami juga ingin mewujudkan konsep kota ramah anak dan kota yang ramah dengan perempuan. Ini konsep baru yang belum sepenuhnya berhasil diterapkan di beberapa kota. Di Nusantara ini ingin diterapkan,” kata Bambang.
Fondasi fisik IKN kini mulai ada, selanjutnya tinggal menunggu penyelesaiannya. Harapannya, pembangunan IKN benar-benar tak sekadar fisik semata.