KENDARI, KOMPAS — La Ode Marula (40), Kepala Desa Wadolao, Muna, Sulawesi Tenggara, tewas bersimbah darah di Pasar Wadolao, Selasa (17/10/2023), pukul 09.00 Wita. Ia dibunuh dengan parang oleh La Ode Alimin (45), kakak kandungnya yang merupakan mantan kepala desa itu.
Keponakan korban, Wa Ode Ifa (35), menuturkan, dirinya sedang berada di kediaman yang dekat dengan Pasar Wadolao. Di pasar sedang ramai karena ada kerja bakti yang diadakan perangkat desa.
”Tiba-tiba saya dengar orang ramai berteriak dan berlari. Saya pikir kebakaran, jadi saya langsung lari lihat. Di situ saya lihat paman saya Marula sudah tergeletak di jalan bersimbah darah. Saya tidak tahu awal mulanya bagaimana,” kata Ifa, dihubungi dari Kendari.
Di dekat Marula, pamannya yang lain, Alimin, berdiri memegang senjata tajam. Ia segera berlari mendekati keduanya, dan berusaha menahan Alimin. Ia segera memangku kepala Marula yang sudah setengah sadar.
”Saya ambilkan air dan kasih minum. Habis itu beliau tidak sadar sampai kami bawa ke puskesmas dan meninggal,” tambahnya.
Selepas membunuh saudaranya, Alimin sempat pamit ke anak dan istrinya. Ia lalu menyerahkan diri di kantor polisi terdekat.
Dalam keterangannya saat diamankan, Alimin mengaku kalap karena dibentak oleh sang adik. Saat itu, ia sedang mengetam papan untuk kiosnya di pasar. Sang adik, bersama perangkat desa datang untuk memindahkan kios yang berdekatan dengan jalan, termasuk kios milik Alimin.
”Saya dibentak-bentak. Di situ banyak orang. Saya ini mantan Kades, saudara juga, kenapa kayak tidak ada harga diriku. Di situ saya kalap, emosi, dan tusuk dia,” terangnya.
Baca Juga: Sepekan Jadi Tersangka, KPK Masih Periksa Bupati Muna sebagai Saksi
Tidak hanya menusuk, ia lalu mencabut parang yang terselip di pinggangnya. Alimin kembali menebas adiknya hingga bersimbah darah dan tergeletak di jalan.
Menurut Alimin, ia dan adiknya itu memang telah lama berselisih. Sejak ia menjabat sebagai Kades Wadolao, beberapa kali terjadi konflik. Meski begitu, ia didamaikan oleh kedua orangtuanya.
Di pemilihan Kepala Desa serentak, akhir 2022 lalu, Alimin kembali maju sebagai calon. Sang adik juga ikut mengajukan diri dan menang. Selepas menjabat kades, konflik keduanya berlanjut. Salah satunya, istri Alimin yang menjabat sebagai Kepala PAUD di desa, diturunkan secara sepihak oleh Marula. Mereka berdua kembali berselisih. Namun, tidak sampai berkontak fisik.
”Kalau dibilang menyesal, pasti menyesal. Tapi saya siap mempertanggungjawabkan perbuatan karena ini sudah kejadian,” tambahnya.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Kendari jadi Tersangka Korupsi Perizinan
Warga melintas di depan baliho bergambar bakal calon kepala desa Telajung periode 2020-2026 di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/7/2020).
Kepala Satuan Reskrim Muna Ajun Komisaris Asrun mengungkapkan, kejadian ini dilatari ketersinggungan antara pelaku dan korban. Pelaku sakit hati hingga bertengkar dan menebas korban dengan senjata tajam.
Sebelum kejadian tersebut, Asrun menambahkan, korban dan perangkat desa datang ke pasar untuk melaksanakan kerja bakti, khususnya menggeser kios yang akan dilalui proyek jalan. Di situ, korban menegur pelaku karena tidak ingin memindahkan kios.
”Motif sementara itu sakit hati karena ditegur. Kami masih dalami motif lain karena pelaku baru akan diperiksa. Kami juga sedang mencari informasi dari saksi-saksi lain,” terangnya. Saat ini, ia menambahkan, kondisi desa terkendali. Ia juga menghimbau agar masyarakat tidak terpancing informasi sesat dan melaporkan jika ada sesuatu yang terjadi di wilayah.
Baca Juga: Tahapan Pemilihan Kepala Desa Ricuh, Warga dan Polisi Terluka