Kekeringan Ekstrem, Sejumlah Polres di NTT Bantu Air Bersih bagi Warga
Kepolisian di NTT turun tangan menyalurkan air bersih bagi masyarakat. Sejumlah sungai sudah dalam kondisi mengering pada puncak musim kemarau ini sehingga masyarakat kesulitan air bersih.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Memasuki puncak kemarau tahun ini, sejumlah kepolisian resor di Nusa Tenggara Timur menyalurkan air bersih kepada warga terdampak. Ada pula bantuan bahan kebutuhan pokok bagi warga yang kurang mampu.
Kepolisian Resor Kupang, Polres Sikka, dan Polres Timor Tengah Utara mulai menyalurkan bantuan air bersih warga sejak Rabu (13/9/2023). Air bersih dibawa dalam mobil-mobil tangki, lalu dialirkan kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan.
Kepala Polres Kupang Ajun Komisaris Besar Anak Agung Gde Anom Wirata, di Oelamasi, menerima sejumlah laporan dari polsek mengenai kesulitan air bersih yang dialami warga. Menjawab kesulitan itu, anggota polres pun terlibat sesuai ketersediaan dan kebutuhan paling mendesak. Dilakukan pendataan wilayah-wilayah yang paling terdampak oleh Bhabinkamtibmas.
”Untuk sementara, bantuan diserahkan bagi 35 kepala keluarga di Dusun Kampung Baru, Desa Oesena, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang,” kata Anom.
Pihaknya masih terus mendata dan memantau lewat Bhabinkamtibmas terkait kekeringan ekstrem di desa-desa. Pendataan itu untuk memastikan bahwa warga sedang mengalami kesulitan air bersih dan sangat membutuhkan bantuan.
Tahap pertama, Polres Kupang mendistribusikan 6.000 liter air bagi warga Desa Oesena. Selama debit air Sungai Oenini masih normal, mereka harus berjalan kaki sejauh 700 meter menuruni lereng bukit. Kondisi paling memprihatinkan saat pulang, sambil membawa air bersih di kepala atau tangan, mereka mendaki bukit menuju perkampungan.
Saat ini air Sungai Oenini dalam kondisi kering sehingga mereka terpaksa membeli air dari mobil tangki dengan harga Rp 200.000 per tangki. Distribusi air bersih telah sampai ke 70 keluarga dengan kategori sangat miskin di Desa Oesena. Indikatornya, warga menetap di rumah darurat dengan atap daun lontar dan dinding bebak (pelepah lontar). Rumah mereka yang terbuat dari batako dan atap seng diterjang badai Seroja, April 2021, dan belum terbangun lagi sampai hari ini.
Pemberian bantuan air bersih juga dilakukan Polres Sikka. Kapolres Sikka Ajun Komisaris Besar Hardi Dinata bersama Wakapolres Sikka Komisaris Ruliyanto Pahroen turun langsung membantu masyarakat terdampak kekeringan ekstrem.
Pihaknya mendistribusikan empat mobil tangki air berisi masing-masing 6.000 liter sehingga total 24.000 liter air bersih dibagikan kepada warga Desa Hoder, Kabupaten Sikka. ”Air itu didistribusikan ke bak penampungan umum desa dan bak penampungan milik perorangan,” kata Hardi.
Salah satu sumber air yang terletak di samping desa sudah mengering. Air sungai itu selama ini menjadi andalan dan harapan warga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti memasak, minum, mandi, dan mencuci. Kekeringan itu membuat warga sangat kesulitan.
Kesulitan air bersih mengganggu sejumlah aktivitas rutin warga. Anak-anak sekolah terlambat ke sekolah, orangtua juga tidak fokus mengolah lahan pertanian sebagai persiapan musim tanam berikutnya. Lebih banyak waktu dihabiskan untuk mengambil air dari desa tetangga yang berjarak belasan kilometer.
Tidak hanya Desa Hoder, masih banyak desa di Sikka yang mengalami kesulitan air bersih. Petugas juga melakukan pendataan di lapangan. Desa yang benar-benar kesulitan air bersih dipastikan akan mendapatkan prioritas bantuan air bersih tersebut.
Warga Desa Hoder berharap bantuan tersebut akan berkelanjutan, khususnya selama puncak kemarau berlangsung, September-November.
Polres Timor Tengah Utara (TTU) juga mendistribusikan 5.000 liter air bersih bagi warga Desa Amol, Kecamatan Miomafo Barat. Kapolres TTU Ajun Komisaris Besar Moh Mukhson mengatakan, bantuan itu sebagai upaya polres meringankan beban hidup warga Desa Amol.
Puncak kemarau ini tidak hanya menyebabkan kekeringan sumber-sumber mata air, tetapi juga berdampak luas. Warga kesulitan mendapatkan bahan pangan dan gagal panen. Ternak peliharaan pun menjadi kurus akibat kekurangan air.
Sementara itu, bantuan bahan pokok dari Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo berupa 50 ton beras didistribusikan Polda NTT ke sejumlah wilayah sasaran. Bantuan kemanusiaan berupa beras tersebut disampaikan kepada warga di Kabupaten Sikka dan Ende. Masing-masing mendapatkan 25 ton. Bantuan itu untuk mengatasi dampak kenaikan harga beras akhir-akhir ini.
Bantuan bahan pokok dari Polda NTT disampaikan Kapolda Irjen Johni Asadoma kepada warga di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang; Kecamatan Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara; Kecamatan Tasifeto Timur, daerah perbatasan RI-Timor Leste, Kabupaten Belu; Waingapu, Sumba Timur; dan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao.
Bantuan dari Polda NTT tersebut berupa beras, telur, mi, minyak goreng, dan gula pasir. Paket bantuan diprioritaskan bagi warga yang benar-benar miskin sesuai data dari Bhabinkamtibmas setempat. Ribuan paket bantuan telah disalurkan.