Harga beras di NTT mencapai Rp 17.000 per kilogram. Kebutuhan beras di NTT kebanyakan disuplai dari luar daerah.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Berbagai jenis beras dan jagung dijual di Pasar Kasih, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (3/3/2023). Di beberapa wilayah di NTT, harga beras menyentuh Rp 17.000 per kilogram.
KUPANG, KOMPAS - Gagal panen hingga terlambatnya distribusi menyebabkan terjadinya kelangkaan beras di sejumlah wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, harga beras di tingkat pengecer mencapai Rp 17.000 per kilogram.
Osie Merlin (36) warga Satarmese, Kabupaten Manggarai, lewat sambungan telepon pada Jumat (3/3/2023), mengatakan, petani setempat menderita gagal panen. Penyebabnya adalah bibit padi yang tidak bagus ditambah serangan hama.
"Bibit kami dapat dari penyuluh pertanian. Kami baru tahu setelah disemaikan. Saat sudah tumbuh, datang hama jadi rusak semua. Hasil panen jauh di bawah target, " ujar Osie.
Ia menuturkan, di lahan sawah tandah hujannya, hasil panen yang biasanya mencapai 40 karung beras, kini hanya 14 karung. Satu karung isinya sekitar 50 kilogram. Osie tidak tahu berapa luasan lahan tadah hujannya karena tidak pernah mengukur lahannya. Karena hasil yang minim itu, petani tidak menjual beras namun disimpan untuk persediaan makanan tahun ini.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Benih padi pada bedeng persemaian yang siap ditanam di areal persawahan Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (18/1/2023). Malaka merupakan lumbung pangan yang menyuplai hasil pertanian ke berbagai wilayah di Pulau Timor.
Kini terjadi kelangkaan beras di pasaran. Padahal, Kabupaten Manggarai merupakan salah satu lumbung beras di NTT. Di Ruteng ibu kota kabupaten, beras medium per karung ukuran 50 kilogram dijual dengan harga Rp 725.000. Artinya, harga per kilogram Rp 14.500.
Beras yang dibeli pedagang eceran itu kemudian dibawa ke kampung-kampung untuk dijual. Di sana, harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 17.000. Sebelum kelangkaan ini, harga beras medium berkisar Rp 13.000 per kilogram.
Di sana, harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 17.000.
Isabela Ina (31), pedagang eceran di Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur, menuturkan, harga beras premium di tingkat pengecer bisa mencapai Rp 17.000. Ini lantaran mereka membeli beras dengan harga Rp 725.000 per karung dengan ukuran 50 kilogram.
"Tetapi di tempat saya, harga jual Rp 15.000 per kilogram. Saya hanya untung Rp 500 per kilogram. Hitung-hitung saya bantu masyarakat. Saya tahu sekarang masyarakat lagi susah. Kalau di kios lain bisa sampai Rp 17.000," katanya. Sebelumnya, harga beras medium di daerah itu paling mahal Rp 14.000 per kilogram.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Warga menumpang perahu motor dari Pulau Adonara ke Pulau Solor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 23 Oktober 2021. Perjalanan itu berisiko kecelakaan.
Ia menuturkan, kelangkaan mulai terjadi sejak awal tahun lalu 2023. Kebutuhan beras di Pulau Adonara dipasok dari sejumlah daerah seperti Sulawesi Selatan. Beras diangkut menggunakan kapal. Sejak Januari lalu, sering terjadi cuaca buruk sehingga pelayaran pun tertunda.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Flores Timur Siprianus Sina Ritan mengklaim, harga beras di Kabupaten Flores Timur Rp 10.000 per kilogram. Namun harga itu adalah harga beras yang dijual oleh Bulog setempat, bukan harga di pasaran.
Menurutnya, pemerintah setempat bersama Bulog sudah berupaya menstabilkan harga beras. Salah satunya dengan menggelar pasar murah. "Harga beras 10.000 per kilogram itu yang dijual oleh mitranya Bulog. Harga sama dengan saat operasi pasar. Setiap kecamatan (mendapat alokasi) 6 ton. Total (ada) 19 kecamatan, " ucapannya.
Ia menambahkan, langkah yang sudah dan sedang pihaknya lakukan adalah memantau dan mengawasi secara rutin harga di tingkat pedagang eceran di pasar dan kios-kios. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengecekan harga di tingkat distributor atau penyalur dan para pedagang eceran.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Padi yang baru saja dipanen di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT. Seperti pada Kamis (8/7/2021) sebagian petani sedang menyiapkan lahan dan sebagian lagi sudah menanam. Air yang digunakan itu berasal dari Bendungan Raknamo.
Ia memastikan, pihak distributor melakukan pendistribusian beras kepada pengecer dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Selanjutnya, pedagang eceran menjual kepada konsumen atau masyarakat sampai 15.000 per kilogram.
"Ada peluang pedagang eceran mau memanfaatkan momen kekurangan stok beras untuk meraup keuntungan besar. Para pedagang eceran ini kami selalu pantau dan menghimbau tidak boleh menjual beras dengan harga di atas harga eceran tertinggi, " paparnya.