Pengolahan Air Laut Jadi Solusi Krisis Air Bersih di Kupang
Teknologi ”sea water reverse osmosis” akan menghasilkan 8,6 juta kubik air per tahun untuk kebutuhan masyarakat dan industri. Investasi itu tanpa menggunakan anggaran negara.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Salah satunya adalah pengolahan air laut menjadi air tawar. Proyek yang berlokasi di Kota Kupang itu diperkirakan sudah mulai dinikmati hasilnya sekitar Oktober 2023 mendatang.
Perwakilan PT Panah Perak Megasarana, Yusak Benu, pada Kamis (12/1/2023) mengatakan, pihaknya sudah memulai pengerjaan proyek itu setelah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Kupang pada Rabu (11/1/2023) lalu. Pemerintah memberi dukungan penuh.
”Secara paralel, proses mengurus berbagai macam izin sudah dimulai pada Kamis hari ini dan diikuti persiapan lainnya. Selanjutnya, pembangunan konstruksi. Perkiraan kami, sekitar Oktober tahun ini hasil pengolahan sudah bisa dinikmati,” kata Yusak.
Menurut dia, teknologi pengolahan air laut atau sea water reverse osmosis itu dapat menghasilkan air tawar hingga 400 liter per detik. Dalam satu tahun, dihasilkan 8,6 juta kubik air yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat dan industri.
Pemanfaatan air laut itu, lanjutnya, menjadi solusi di tengah semakin menurunnya ketersediaan air bersih di Kota Kupang dan wilayah lain di Pulau Timor. Berkurangnya ketersediaan air merupakan dampak perubahan iklim. Di samping itu, jumlah penduduk terus meningkat.
Selama ini warga mengandalkan sumur bor yang debitnya tidak bisa bertahan sepanjang tahun. Pada musim kemarau panjang mulai Mei hingga November, banyak sumur mengering. Daratan Pulau Timor yang berupa batu karang mempercepat peresapan air.
Jika sudah beroperasi, kata Yusak, air hasil pengolahan itu akan dijual kepada perusahaan daerah air minum dengan harga murah, kemudian nanti disalurkan kepada masyarakat. Ia menjamin penerapan teknologi akan menghasilkan air berkualitas siap minum.
Proyek tersebut didanai oleh lembaga dari Jerman yang peduli pada persoalan sosial, seperti air bersih. Setelah 25 tahun beroperasi, nantinya aset tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Kota Kupang untuk dikelola.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Kupang George M Hadjoh mengapresiasi PT Panah Perak Megasarana yang sudah menanam investasi besar di Kota Kupang. Investasi air bersih langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
”Investasi tanpa dukungan dana dari pemerintah sepeser pun. Selama investasi ini berpihak kepada masyarakat, akan kami kawal dengan baik,” ujarnya.
Alex Mesak (50), warga Kota Kupang, berharap proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar. Selama ini, masyarakat harus membayar hingga Rp 80.000 untuk satu tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
”Selain untuk Kota Kupang, bisa juga membantu suplai air ke kabupaten lain di Pulau Timor yang harganya jauh lebih mahal. Pemerintah bisa menjembatani ini. Bayangkan, masyarakat sudah miskin, cari air bersih juga susah sekali,” katanya.
Dalam catatan Kompas, harga air bersih di Kota Kupang adalah yang paling rendah di Pulau Timor. Di sejumlah daerah pedalaman, harga air bersih bahkan mencapai Rp 1 juta per tangki dengan ukuran 5.000 liter.