Seusai Panen Raya, Harga Bawang Merah di Brebes Anjlok hingga Rp 13.000 Per Kg
Harga bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, anjlok setelah adanya panen raya di sejumlah daerah. Petani diimbau menahan penjualan bawang merah dan didorong menjajaki pasar ekspor.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Sejumlah buruh membersihkan bawang merah hasil panen di tempat penjemuran di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (18/4/2017).
BREBES, KOMPAS — Panen raya bawang merah yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah daerah pada Agustus lalu menyebabkan harga bawang merah di tingkat petani di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, anjlok. Para petani diimbau untuk menahan penjualan bawang merah serta didorong untuk menjajaki pasar ekspor.
Tokoh petani bawang merah di Brebes, Juwari, mengatakan, sejak tiga pekan lalu, harga bawang merah di tingkat petani di Brebes hanya Rp 13.000 per kilogram (kg). ”Sebelumnya, harga bawang merah di tingkat petani Rp 20.000 per kg, lalu turun jadi Rp 18.000, lalu turun lagi menjadi Rp 17.000. Ini karena panen raya di Pulau Jawa,” katanya saat dihubungi, Selasa (12/9/2023).
Juwari memaparkan, panen raya bawang merah tidak hanya terjadi di Brebes, tetapi juga sejumlah wilayah lain. Di Jateng, panen raya antara lain berlangsung di Demak, Grobogan, dan Pati. Selain itu, panen raya bawang merah juga berlangsung di Nganjuk, Jawa Timur.
”Petani memilih menunda penjualan bawang merah karena jika stok yang ada digelontorkan ke pasar, harga akan semakin jatuh. Harapannya, nanti di bulan Oktober atau November, harganya naik lagi,” tutur mantan Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia itu.
Pekerja menampi bawang merah untuk dibersihkan dari sisa tanah sebelum dikemas dan dijual di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (12/5/2023).
Menurut Juwari, ada sekitar 12.800 hektar lahan pertanian bawang merah di Brebes yang dipanen. Produktivitas lahan itu berkisar 12-15 ton per hektar. Oleh karena itu, dari hasil panen tersebut, sedikitnya ada stok bawang merah sebanyak 153.600 ton di Brebes.
Karena banyaknya stok itu, sejumlah petani berupaya menyimpan bawang merahnya di gudang berpendingin (cold storage). Penyimpanan di cold storage dilakukan untuk meminimalkan penyusutan bawang merah yang disimpan.
”Saya punya gudang cold storage dengan kapasitas 18 ton. Jika disimpan di gudang cold storage, penyusutan sekitar 5 persen. Kalau disimpan di gudang konvensional dengan suhu ruangan biasa, penyusutannya bisa 30 persen dan warnanya kusam,” papar Juwari.
Ia menambahkan, jika para petani menjual bawang merahnya dengan harga Rp 13.000 per kg saat ini, mereka akan merugi. Hal ini karena break even point (BEP) atau titik impas petani bawang merah sekitar Rp 15.800 per kg.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Kendaraan bak terbuka yang mengangkut hasil panen bawang merah sebelum dibawa ke pengepul di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (12/5/2023).
Juwari menambahkan, Asosiasi Bawang Merah Indonesia juga terus mendorong para petani untuk menjajaki pasar ekspor. Harga jual bawang merah untuk ekspor bisa mencapai Rp 22.000-Rp 23.000 per kg.
”Ekspor perlu terus digalakkan karena kuota ekspor bawang merah belum terpenuhi. Permintaan ekspor ke Thailand itu 4.000 ton, tapi baru terpenuhi sekitar 1.600 ton,” ungkapnya.
Petani memilih menunda penjualan bawang merah karena jika stok yang ada digelontorkan ke pasar, harga akan semakin jatuh.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes Tanti Palupi juga mengimbau petani untuk menahan penjualan bawang merah saat ini. Para petani bisa memanfaatkan gudang cold storage milik pemerintah di Brebes untuk menyimpan stok bawang merah.
Saat ini, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Brebes memiliki lima gudang cold storage dengan kapasitas masing-masing 16 ton. Sementara itu, Bulog memiliki 20 gudang cold storage di Brebes dengan kapasitas masing-masing 16 ton.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Brebes mengajak aparatur sipil negara untuk membeli bawang merah dari petani. Pemkab Brebes juga mengirim surat kepada pemerintah pusat agar mendorong badan usaha milik negara (BUMN) dan Bulog untuk turut menyerap bawang merah milik petani.