Pemerintah Memulai Studi untuk Wujudkan IKN sebagai Kota Spons
Pemerintah sudah melakukan pertemuan perdana yang membahas cakupan studi ”nature-based solutions” dalam pengelolaan air di IKN. Studi dilakukan untuk mewujudkan IKN sebagai kota spons.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah mulai mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan untuk studi pengembangan solusi berbasis alam dalam pengelolaan air di Ibu Kota Nusantara atau IKN. Studi dilakukan untuk mewujudkan ibu kota baru sebagai kota spons.
Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna Safitri mengatakan, pemerintah sudah melakukan pertemuan perdana yang membahas hal tersebut pada 6 September 2023. Selain Otorita IKN, kegiatan itu dihadiri sejumlah mitra dan konsultan yang terlibat dalam proyek cakupan studi pengembangan solusi berbasis alam atau nature-based solutions (NbS) dalam pengelolaan air.
Studi tersebut didukung oleh Pemerintah Belanda melalui Asian Development Bank dan dilaksanakan oleh Ramboll, Deltares, dan Pusat Studi Urban Desain (PSUD).
”Pertemuan tersebut bermaksud menjaring masukan untuk penajaman lingkup studi yang akan dilaksanakan oleh para konsultan. Studi ini bertujuan mengidentifikasi kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan NbS guna menjadikan IKN sebagai kota yang resilien,” kata Myrna dalam keterangan tertulis, Senin (11/9/2023).
Studi ini dilakukan untuk mewujudkan IKN sebagai kota spons, yakni kota dengan lingkungan yang punya resapan air bagus. Kota spons bisa menahan air sehingga bisa mengurangi potensi bencana banjir dan tanah longsor serta meningkatkan kualitas dan ketersediaan air.
Dalam catatan pertemuan tersebut, Otorita IKN menyatakan, penerapan sponge city di IKN perlu keterkaitan seluruh ruang biru, seperti embung dan riparian. Selain itu, pembangunan IKN perlu menjaga badan air tetap sehat dan berfungsi baik. Sebab, hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan liar dan keanekaragaman hayati di sekitar IKN.
Saat ini, sejumlah pembangunan awal IKN sudah dilakukan pemerintah. Beberapa proyek pendukung, seperti pembangunan bendungan, jalan, dan pelabuhan, juga sedang berjalan. Studi yang dilakukan ini diharapkan memberi solusi yang bisa dijalankan di tengah pembangunan yang sedang berjalan itu.
”Tantangan terbesar dalam studi ini adalah memberikan solusi praktis apabila terdapat gap antara perencanaan dan implementasi pembangunan yang telah berlangsung saat ini,” ujar Deputi Sarana dan Prasarana Otorita IKN Silvia Halim.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN Pungky Widiaryanto mengatakan, konsep NbS telah digunakan dalam perencanaan IKN untuk menjadikan pembangunan selaras dengan alam. Pengembangan NbS ini, lanjutnya, diharapkan dapat mewujudkan IKN sebagai forest city dan sponge city.
Tantangan terbesar dalam studi ini adalah memberikan solusi praktis apabila terdapat gap antara perencanaan dan implementasi pembangunan yang telah berlangsung saat ini.
Pungky menambahkan, dari sekitar 250.000 hektar luas Ibu Kota Nusantara, pemerintah berencana menjadikan 65 persen wilayah ibu kota baru itu sebagai hutan. Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dibangun di lahan yang sebelumnya berupa hutan tanaman industri yang ditanami satu jenis pohon, yakni eukaliptus.
Sejak tahun 2022, pemerintah sudah memulai program menghutankan kembali beberapa titik hutan tanaman industri itu. Pungky mengatakan, pemerintah sudah menanam pohon di sekitar KIPP IKN seluas 1.200 hektar pada 2022. Bibit pohon yang di tanam antara lain meranti, sengon, nangka, sukun, dan beberapa jenis pohon khas Kalimantan.
”Tahun ini direncanakan 500 hektar lahan akan ditanami bibit pohon lagi. Setiap 1 hektar lahan ditanami sekitar 400 bibit,” kata Pungky.
Bibit pohon itulah yang akan dirawat hingga puluhan tahun mendatang. Upaya itu diharapkan bisa mengembalikan lahan IKN yang sebelumnya berupa hutan tanaman industri menjadi hutan yang menyerupai hutan asli atau biomimikri.
Penghutanan kembali itu, imbuhnya, diharapkan bisa melengkapi dan mengembalikan keanekaragaman hayati di IKN. Selain itu, hutan itu juga turut melengkapi tujuan IKN sebagai kota spons. Bibit pohon yang sudah ditanam diharapkan mampu menjadi daya dukung lingkungan yang bisa menyerap air, menahan erosi, dan menjaga kualitas air di IKN.