Indonesia Mengejar Kebutuhan 9 Juta Talenta Digital
Indonesia perlu lebih banyak memperhatikan pendidikan digital sebab pada 2030 diperlukan 9 juta talenta untuk meningkatkan kontribusi ekonomi digital.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Sebagian developer dan programmer lulusan IDCamp 2022 seusai menerima sertifikat sekaligus hadir untuk peluncuran IDCamp 2023 di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/9/2023).
SURABAYA, KOMPAS — Indonesia memerlukan 9 juta talenta digital pada 2030 sehingga ekonomi digital akan kian berkontribusi pada produk domestik bruto. Namun, kemampuan menghasilkan talenta digital per tahun 100.000-200.000 orang yang jauh dari kondisi ideal 600.000 orang.
Untuk itu, Indonesia perlu memperbanyak pendidikan digital. Salah satunya melalui kursus, beasiswa, dan mentoring yang melibatkan swasta. Terkait dengan itu, perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) kembali meluncurkan program IDCamp yang antara lain menjangkau sivitas di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/9/2023).
IDCamp atau IOH Digital Camp merupakan program beasiswa yang bertujuan turut melahirkan developer atau programmer muda, berkeahlian, dan berkompetensi sehingga mampu menjawab kebutuhan ekonomi digital nasional dan dunia. Program ini wujud tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam pendidikan digital. IDCamp sejak 2019 telah diikuti 180.000 peserta yang 55.000 orang di antaranya lulus atau menyelesaikan kursus coding dan bersertifikat global sebagai modal untuk bekerja dan bersaing di perusahaan teknologi dan digital dunia.
Menurut Presiden Direktur dan CEO IOH Vikram Sinha, dengan populasi 277 juta jiwa, mayoritas atau 77 persen telah terpapar internet atau teknologi digital. Indonesia memerlukan setidaknya 9 juta talenta digital pada 2030 untuk mengembangkan perekonomian secara digital. Pada 2030, PDB Indonesia diprediksi Rp 24.000 triliun yang 18 persen di antaranya atau Rp 4.500 triliun disumbang oleh ekonomi digital.
Untuk mengejar kebutuhan talenta digital, Indonesia perlu setiap tahun meluluskan setidaknya 600.000 orang. Masalahnya, kemampuan Indonesia meluluskan 200.000 talenta digital atau sepertiga dari kondisi ideal. ”Kami berkomitmen untuk membantu memenuhi kebutuhan talenta digital lewat program IDCamp,” kata Vikram.
Kesadaran itu telah diwujudkan IOH sejak 2019 dengan peluncuran perdana IDCamp dan menjangkau 26.717 peserta. Jangkauan meluas menjadi 37.996 orang tahun berikutnya, 45.221 orang pada 2021, dan tahun lalu menjangkau 71.808 orang. Dengan total peserta 180.000 orang lebih, IDCamp telah meluluskan 55.000 orang developer dan programmer bersertifikat.
Tahun ini, IDCamp kian diperluas dengan menambah dua alur pembelajaran sehingga menjadi delapan kompetensi. Enam alur sebelumnya yang telah diberikan ialah Android, Front-End Web, Machine Learning, Back-End, Multiplatform App, React, dan DevOps Engineer. Dua alur baru ialah Data Scientist dan Cybersecurity. Alur pembelajaran dimulai dari tingkat dasar (basic) menuju pemula (beginner), menengah (intermediate), sampai profesional (expert).
”IDCamp sangat membantu saya dalam pengembangan belajar lalu magang saat ini di bagian teknologi informasi bank,” ujar Michael Eko Hartono, lulusan IDCamp 2022 dari Program Studi Informatika Angkatan 2020 Universitas Ciputra Surabaya. Michael menyelesaikan alur pembelajaran Machine Learning Developer dan bermimpi besar dapat bekerja di perusahaan teknologi dunia di Silicon Valley atau perusahaan rintisan unicorn di Indonesia.
IDCamp sangat membantu saya dalam pengembangan belajar lalu magang saat ini di bagian teknologi informasi bank.
Aisy Al Fawwaz dari Program Studi Teknik Biomedis Angkatan 2020 Universitas Airlangga mengatakan, ia tertarik dan masuk IDCamp 2023 untuk pengembangan kompetensi di alur baru, yakni data scientist.
Aisy ingin lebih menguasai algoritma digital sekaligus menyelaraskan program IDCamp dengan program kreativitas yang diikutinya juga dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. ”Kursus ini gratis dan sumber daya yang ada sesuai dengan kebutuhan saya untuk siap bekerja di perusahaan teknologi digital,” katanya.
Melalui konferensi dalam jaringan (online), Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yuana Rochma Astuti mengatakan, nila ekonomi digital akan terus meningkat. Tahun lalu senilai Rp 1.408 triliun, sedangkan pada 2027 diyakini melonjak menjadi Rp 3.216 triliun. Ada peluang emas bagi developer dan programmer muda untuk produktif dan kreatif meningkatkan ekonomi digital Indonesia.
Yuana mengapresiasi IDCamp yang telah memberikan pelatihan kepada 182.513 peserta. Sebanyak 37.224 peserta di antaranya perempuan. Selain itu, IDCamp juga inklusif yang telah membantu 2.200 developer penyandang disabilitas. Sebanyak 1.391 developer lulusan IDCamp telah berkarya di industri digital dan 578 guru yang merasakan manfaat kursus tersebut.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unair Bambang Sektiari Lukiswanto mengatakan, IDCamp akan memastikan kesesuaian lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, IDCamp menjadi salah satu jalan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
”Kami berharap akan semakin banyak program seperti IDCamp yang tujuannya memastikan kompetensi dan relevansi lulusan dengan dunia kerja,” kata Bambang.