REI Targetkan Bangun 4.000 Rumah Bersubsidi di Sulawesi Utara
Asosiasi pengembang perumahan menargetkan pembangunan 4.000 unit rumah bersubsidi di Sulut sepanjang 2023. Pemkab Minahasa Utara juga bertekad mendongkrak investasi dari perumahan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
Salah satu pengurus membacakan kode etik pengembang perumahan dalam acara Musyawarah Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (REI) Sulawesi Utara, Selasa (5/9/2023), di Manado.
MANADO, KOMPAS — Asosiasi pengembang perumahan menargetkan pembangunan 4.000 unit rumah bersubsidi di Sulawesi Utara sepanjang 2023, terutama di Kabupaten Minahasa Utara. Pemerintah kabupaten bertekad mendongkrak proporsi investasi dari real estat yang kini mencapai 30 persen.
Ketua Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto, yang menghadiri musyawarah daerah REI Sulut di Manado, Selasa (5/9/2023), mengatakan pemerintah pusat menargetkan membangun 220.000 rumah bersubsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Namun, tak ada kuota yang ditetapkan untuk tiap daerah.
”Kalau soal lokasi itu tidak ada pembatasan. Berapa pun penyerapan, itu di-support Tapera (Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat). Jadi, berapa pun Manado atau Sulut bisa menyerap, akan dikasih,” katanya.
Untuk itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Sulut Sonny Mandagi menyatakan, perusahaan-perusahaan pengembang bertekad menyediakan setidaknya 4.000 unit rumah bersubsidi dari target nasional. Target tersebut sama dengan yang ditetapkan pada 2022.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Puluhan rumah tipe 36 di Perumahan Tamara, Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, tak berpenghuni. Sejak dibangun pada 2014 hingga Senin (21/10/2019), rumah-rumah komersial tanpa subsidi itu tak diminati masyarakat.
Angka tersebut, kata Sonny, seharusnya sudah terealisasi pada 2020 sebagai peningkatan dari capaian tahun sebelumnya, yaitu 3.400 unit. Akan tetapi, pandemi Covid-19 menyerang sehingga pembangunan terhenti. Pada 2021, perusahaan-perusahaan anggota REI pun hanya mampu membangun 3.200 unit.
”Harga rata-rata rumah subsidi itu Rp 168 juta per unit. Kami yakin, di Sulut ini tidak ada hambatan karena pemerintah provinsi sangat friendly dengan investasi. Perizinan sangat mudah, demand (permintaan) juga sangat tinggi,” ujar Sonny.
Kompleks rumah bersubsidi di Sulut paling banyak dibangun di Minahasa Utara. Menurut Sonny, tingginya permintaan kadang tak dapat diimbangi oleh kemampuan pengembang dalam membangun. ”Hambatan kami cuma itu, di sisi supply (pasokan),” tambahnya.
Bupati Minahasa Utara Joune Ganda menyebut kontribusi sektor real estat tergolong besar di daerahnya. Dari total investasi sebesar Rp 929,16 miliar yang masuk ke Minahasa Utara sepanjang Januari-Juni 2023, Joune mengklaim 30 persennya berasal dari pembangunan perumahan.
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI
Untuk mengatasi kelesuan minat masyarakat membeli rumah, pengembang Griya Paniki Indah di Mapanget, Manado, Sulawesi Utara, membuat kluster khusus rumah bersubsidi. Pantauan pada Senin (21/10/2019), sebagian besar rumah bersubsidi di perumahan itu telah dihuni.
Menurut Joune, Minahasa Utara adalah daerah yang strategis karena terletak di dua kota pusat pertumbuhan di Sulut, yaitu Manado di sisi barat dan Bitung di sisi timur. ”Di daerah kami, harga tanahnya masih lebih murah, sedangkan warga bisa bekerja di Manado atau Bitung dengan jarak yang cukup dekat,” katanya.
Di samping itu, menurut Joune. pengembang suka berinvestasi di Minahasa Utara karena kemudahan perizinan yang diberikan. Karena itu, REI Sulut selalu memberikan penghargaan kepada pemkab di bidang kemudahan perizinan selama tiga tahun berturut-turut.
”Kami akan sesuaikan RTRW (rencana tata ruang dan wilayah) kami mengikuti perkembangan yang ada di Manado dan Bitung. Dengan demikian, lokasi yang dulunya mungkin bukan area perumahan sekarang bisa kami jadikan area hunian agar sesuai kebutuhan pekerja di Manado dan Bitung. Kami tentu akan mengatur adanya ruang terbuka hijau dan pengaturan sistem penyediaan air minum dan sanitasi yang baik,” kata Joune.
Secara keseluruhan di Sulut selama paruh pertama 2023, ada 60 proyek yang tergolong perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dari investor dalam negeri. Nilainya mencapai Rp 487,67 miliar yang membentuk 9,39 persen dari realisasi investasi senilai Rp 5,19 triliun.
ANTARA/ADWIT B PRAMONO
Foto udara lokasi program hunian untuk aparatur sipil negara (ASN) di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (22/8/2023). Pemprov Sulut bekerja sama dengan PT Taspen dan Bank Sulut Gorontalo (SulutGo) membangun ratusan unit rumah di sekitar Kota Manado, dan menawarkan fasilitas angsuran rumah tanpa uang muka agar mempermudah ASN memiliki rumah pribadi.
Akan tetapi, sumbangan sektor real estat terhadap perekonomian Sulut menempati posisi lima terbawah, menurut data Badan Pusat Statistik, yaitu 2,84 persen sepanjang triwulan II-2023 yang nilainya mencapai Rp 1,2 triliun. Kontribusi tersebut menurun dari 3,03 persen pada triwulan I-2023.
Kendati demikian, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw menyebut, dampak perkembangan perumahan sangat terasa bagi pemerintah daerah. Di Kota Manado, misalnya, terdapat pendapatan asli daerah sebesar Rp 30 miliar dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Ke depan, Steven berharap REI tidak hanya membangun rumah tapak bersubsidi, tetapi juga rumah susun untuk mengatasi harga lahan yang kini semakin mahal. Di samping itu, tinggal di rusun perlahan semakin menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia.
”Mau tidak mau harus dibiasakan, dijadikan budaya kita untuk rumah vertikal. Manfaatnya juga banyak. Pengelolaan lebih sederhana, termasuk untuk urusan sampah, keamanan, dan akses jalan. Kita akan mampu bikin fasilitas sosial yang lebih lengkap di daerah yang tidak terlalu besar, tetapi banyak penghuni,” katanya.