Pemkot Surabaya Ganti Kendaraan Operasional dengan Kendaraan Listrik secara Bertahap
Pemkot Surabaya secara bertahap bakal mengganti 4.486 kendaraan operasional dari yang menggunakan BBM ke energi listrik. Penggantian itu untuk menekan polusi udara akibat pemakaian kendaraan bermotor.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, secara bertahap bakal mengganti 4.486 kendaraan operasional dari yang menggunakan bahan bakar minyak menjadi listrik. Penggantian itu untuk menekan polusi udara akibat pemakaian kendaraan bermotor.
”Yang terlebih dahulu ganti sepeda motor,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (30/8/2023).
Menurut pendataan sementara, jumlah sepeda motor operasional Pemkot Surabaya sebanyak 2.665 unit. Saat ini pendataan lanjutan sedang dilakukan untuk mengetahui kondisi sepeda-sepeda motor operasional tersebut, apakah masih laik digunakan atau tidak.
Eri menambahkan, setelah pendataan sepeda motor dilakukan, akan ada lelang dengan melibatkan pihak ketiga. Hal ini karena Pemkot Surabaya tidak dapat melelang sendiri kendaraan operasional.
Sementara itu, untuk pengadaan sepeda motor listrik, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). ”Ditargetkan pada tahun depan aparatur sudah memakai sepeda motor listrik,” ujar Eri yang juga Ketua Ikatan Alumni ITS Jatim.
Rektor ITS Mochamad Ashari mengatakan, pihaknya siap membantu Pemkot Surabaya dalam peralihan kendaraan operasional itu. ITS juga segera menyiapkan rencana pembangunan dan pengembangan teknologi terkini untuk stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) serta sistem pengawasan dan pemantauan.
Ashari menyebut, ITS telah berpengalaman dalam pengembangan sepeda motor listrik. Salah satu produk yang dikembangkan itu adalah sepeda motor bermerek Gesits yang diproduksi oleh PT Wika Industri Manufaktur. ITS terlibat dalam pengembangan teknologi sepeda motor itu beserta baterainya.
”ITS ingin selalu berkontribusi nyata bagi perkembangan teknologi untuk bangsa dan negara,” ujar Ashari. Dia menambahkan, ITS juga terus mengembangkan model, purwarupa, dan atau sistem teknologi informasi kendaraan yang canggih dan diharapkan dapat diproduksi dalam negeri seperti Gesits.
Saat ini, berdasarkan catatan Pemkot Surabaya, terdapat kendaraan operasional berupa 77 mobil dinas pejabat, 725 mobil operasional, dan 2.665 sepeda motor. Selain itu, ada pula kendaraan bukan operasional, yakni 67 ambulans, 485 truk, dan 467 kendaraan lain. Total kendaraan Pemkot Surabaya mencapai 4.486 unit.
Penggantian kendaraan operasional itu dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional.
Regulasi lain yang menjadi acuan adalah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Ditargetkan pada tahun depan aparatur sudah memakai sepeda motor listrik.
Akan tetapi, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai, penggantian kendaraan operasional menjadi listrik tidak terlalu berpengaruh untuk menekan polusi udara. Sebab, populasi kendaraan bermotor di Surabaya mencapai 3,555 juta unit, lebih banyak dari jumlah penduduk yang sekitar 3 juta jiwa.
”Seharusnya berinvestasi lebih besar terhadap pengembangan angkutan umum sehingga dapat mengalihkan warga mengurangi pemakaian kendaraan pribadi,” ujar Djoko.
Di Surabaya, terdapat beberapa layanan transportasi umum, misalnya Suroboyo Bus, Suroboyo Bus Tumpuk, dan TranSemanggi Suroboyo. Selain itu, ada juga mobil penumpang umum Wirawiri Suroboyo.
Namun, jumlah transportasi umum saat ini belum dapat mengimbangi kekuatan angkutan perkotaan sampai tahun 2000. Saat itu terdapat 4.000 angkutan kota dengan 73 trayek, 200-300 bus kota yang melayani 21 trayek, serta angkutan serba guna, taksi, dan becak.
”Tambah juga layanan bus dan angkutan kota, bahkan sepatutnya dibangun jalur khusus untuk menjamin layanan terjadwal, tetapi harus tetap selamat dan aman,” kata Djoko.