Aparatur Pemkot Surabaya Diminta Maksimalkan Angkutan Umum
Aparatur di Pemerintah Kota Surabaya, termasuk Wali Kota Surabaya, berkomitmen menggunakan angkutan pengumpan Wirawiri Suroboyo untuk mendorong masyarakat mengutamakan transportasi umum.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Angkutan pengumpan atau feeder Wirawiri Suroboyo resmi beroperasi di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/3/2023). Pengoperasiannya terintegrasi dengan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo. Keberadaan layanan transportasi terintegrasi perlu dimanfaatkan secara maksimal oleh aparatur Pemerintah Kota Surabaya sebagai contoh bagi masyarakat agar mengutamakan angkutan umum.
Wirawiri Suroboyo dioperasikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Transportasi Umum Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Sampai sepekan mendatang atau Jumat (10/3/2023) penumpang dapat memanfaatkan angkutan pengumpan secara gratis. Setelah itu akan dikenai tarif Rp 5.000 per penumpang umum, Rp 2.500 per penumpang pelajar, dan cuma-cuma bagi penumpang berusia di atas 65 tahun.
Pembayaran tarif dilakukan secara nontunai. Ongkos itu terintegrasi dengan Suroboyo Bus untuk perjalanan maksimal dua jam.
Tarif Suroboyo Bus sama dengan angkutan pengumpan, yakni Rp 5.000 per penumpang umum, Rp 2.500 per penumpang pelajar, dan gratis bagi warga lanjut usia. Jika dalam dua jam seorang penumpang memanfaatkan feeder dan bus itu, tarif yang dikenakan cuma sekali. Apabila melebihi dua jam, penumpang dikenai tarif terpisah atau membayar dua kali, yakni untuk feeder dan untuk bus.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, feeder yang disiapkan 52 unit, terdiri dari 14 unit Toyota Hiace dan 38 unit Daihatsu Gran Max. Setiap unit Hiace berkapasitas 14 penumpang, sedangkan Gran Max berkapasitas 10 penumpang per unit.
Angkutan itu melayani naik turun penumpang di 315 halte di lima trayek yang berhubungan dengan koridor layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo.
Masing-masing trayek itu adalah FD01 Terminal Benowo-Tunjungan (14 unit), FD02 Park and Ride Mayjend Sungkono-Embong Wungu (9 unit), FD03 Terminal Intermoda Joyoboyo-Kedung Asem (10 unit), FD04 Penjaringan Sari-Gunung Anyar (10 unit), dan FD05 Puspa Raya-HR Muhammad (9 unit).
”Karena sudah ada bus dan feeder, aparatur termasuk saya harus menggunakan angkutan umum setidaknya setiap Jumat. Saya harap bisa menjadi contoh untuk menggugah warga,” kata Eri.
Eri melanjutkan, setiap aparatur telah memiliki kartu pembayaran nontunai. Pemerintah telah memiliki sistem pemantauan untuk melihat apakah aparatur memanfaatkan angkutan umum atau tidak saat hari wajib pada Jumat. ”Akan terlihat pegawai tapping di mana saja saat menggunakan angkutan umum, termasuk wali kota,” ujarnya.
Eri meyakini, kebijakan mewajibkan aparatur, termasuk dirinya, memakai angkutan umum meski sehari dalam sepekan dapat berkontribusi positif. Pemanfaatan angkutan umum perlu didorong sebagai budaya yang baik bagi kehidupan masyarakat di Surabaya.
Akan terlihat pegawai tapping di mana saja saat menggunakan angkutan umum, termasuk Wali Kota (Eri Cahyadi).
Ia mencontohkan menggeliatnya program Surabaya Bergerak yang diinisiasi oleh pemerintah dan diluncurkan pada 10 November 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Program ini mengakomodasi keinginan masyarakat di rukun tetangga dan rukun warga yang ingin kerja bakti membersihkan lingkungan. Sampah atau lumpur material dari kerja bakti akan diangkut oleh truk-truk milik pemerintah ke tempat pembuangan akhir. Kegiatan kerja bakti, terutama di akhir pekan (Jumat-Minggu), mencapai 200-300 lokasi dengan sampah mencapai 700-800 ton.
Berdasarkan pengalaman itu, dorongan pemanfaatan feeder dan bus agar menjadi idola transportasi masyarakat bisa diwujudkan. Untuk itu, lanjut Eri, aparatur pemerintah perlu memberi contoh dan harus konsisten. Selain itu, pemerintah menyiapkan perluasan cakupan layanan Wirawiri Suroboyo dengan tambahan dua trayek lagi. Layanan Suroboyo Bus juga akan ditambah.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, integrasi tarif Wirawiri Suroboyo dengan Trans Semanggi Suroboyo masih dibicarakan dengan Kementerian Perhubungan. Trans Semanggi Suroboyo merupakan layanan bus perkotaan dalam program Teman Bus yang memakai skema pembelian layanan (buy the service) dari kementerian. Operatornya ada dua, yakni PT Seduluran Bus Suroboyo melayani koridor Lidah Wetan-Kejawan Putih Tambak dan Perum Damri beroperasi di trayek Terminal Purabaya-Kenjeran Park lewat MERR (Jalan Dr Ir Soekarno).
Trans Semanggi Suroboyo bertarif Rp 6.200 per penumpang. Karena tidak dioperasikan oleh pemerintah daerah, integrasi tarif dengan feeder tidak bisa dijalankan secara otomatis. Artinya, penumpang terpaksa membayar dua kali jika menggunakan Wirawiri Suroboyo lalu Trans Semanggi Suroboyo untuk perjalanannya.
”Masih ada Trans Jatim yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Kami membuka peluang agar layanan feeder sekaligus tarifnya bisa terintegrasi ke sana,” kata Tundjung.