Daerah Langganan Karhutla di Sumsel Semakin Rentan Terbakar
Beberapa wilayah di Sumatera Selatan diprediksi akan mengalami hari tanpa hujan sampai tujuh hari ke depan. Potensi kebakaran lahan pun berisiko akan meningkat seiring dengan kondisi lahan yang kian mengering.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kerentanan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan bakal lebih tinggi setidaknya dalam tujuh hari ke depan. Hujan disebut belum akan turun akibat peningkatan fenomena El Nino.
Sementara itu, di tengah intesitas kebakaran yang meningkat, asap diperkirakan sudah sampai ke Palembang. Indikatornya, kualitas udara di Palembang yang menyentuh kategori tidak sehat.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Siswanto, Senin (28/8/2023), mengatakan, Sumsel sudah memasuki puncak musim kemarau. Ditambah peningkatan fenomena El Nino, dari lemah menjadi moderat, curah hujan pun bakal berkurang. Akibatnya, lahan menjadi semakin rentan terbakar karena hujan tidak akan turun hingga seminggu ke depan.
Ironisnya, kondisi itu terjadi di daerah langganan kebakaran. Wilayah itu seperti Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muara Enim. ”Kalaupun turun hujan, intensitasnya sangat kecil tidak sebanding dengan luas kebakaran,” ujarnya.
Kondisi itu dikhwatirkan akan memicu lebih banyak kejadian kebakaran. Dampaknya tidak hanya akan dialami daerah terbakar api, tetapi juga kawasan di sekitarnya.
Kebakaran di Ogan Komering Ilir, misalnya, akan berdampak ke Palembang. Besar kemungkinan, angin akan menuju barat daya dan tenggara ke Palembang. Jika itu terjadi, asap bakal dengan mudah menurunkan kualitas udara. Hingga Senin pukul 08.00, udara di ibu kota Sumsel itu menyentuh kategori tidak sehat.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto menuturkan, tim Manggala Agni tengah terus memadamkan kebakaran di sejumlah wilayah, terutama di Ogan Komering Ilir. Titiknya di Kecamatan Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, dan Kecamatan Pampangan. Kebakaran juga terjadi di Kecamatan Palem Raya dan Kecamatan Pemulutan (Ogan Ilir), Kecamatan Muara Medak (Musi Banyuasin) yang berbatasan dengan Jambi.
”Petugas terus berusaha mencegah kebakaran tidak mengarah ke permukiman, tidak mengganggu aktivitas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, hingga ruas Jalan Tol Palembang-Kayu Agung dan Palembang-Indralaya,” katanya.
Namun, perjuangan tim Manggala Agni tidak mudah. Mereka terkendala pasokan air. Penyebabnya, saluran kanal dan embung yang kering, akses sulit menuju ke titik api, angin kencang, hingga banyak ranting dan semak belukar. Sejauh ini, luas area terbakar 2-150 hektar. Kebakaran terluas ada di Desa Deling, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir. Sudah berlangsung 17 hari, kebakaran rawan membakar perkebunan karet.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Ansori menuturkan, kebakaran tengah melanda Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Sebagian kawasan berada di lahan gambut.
Namun, kata Ansori, baru Ogan Komering Ilir yang menetapkan status tanggap darurat. Peningkatan status ini berdasarkan lonjakan kasus kebakaran dan perkiraan hari tanpa hujan. Selanjutnya akan dilakukan penambahan personel hingga kemungkinan penggunaan dana belanja.
”Jika ada dua atau tiga kabupaten yang mengajukan tanggap darurat, penetapan status ini akan dilakukan di tingkat provinsi,” kata Ansori.