Elektabilitas Tertinggi sebagai Cawapres, Emil: Perjodohan Politik Tidak Selalu dari Survei
Hasil survei terbaru "Kompas" menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi yang tertinggi sebagai calon wakil presiden. Politisi Golkar itu menganggap hasil survei bukan faktor penentu satu-satunya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Hasil survei terbaru Kompas menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi yang tertinggi sebagai calon wakil presiden. Menanggapi hal itu, politisi Golkar itu menganggap hasil survei bukan menjadi faktor satu-satunya penentu cawapres.
Berdasarkan survei Kompas periode Agustus yang dirilis pada Selasa (23/8/2023), Emil, sapaan Ridwan Kamil, memimpin bursa cawapres dengan capaian 8,4 persen keterpilihan. Di posisi kedua ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas 8,2 persen.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Tingkat keterpilihan untuk keduanya selama tahun 2023 terbaca mengalami penurunan. Gejala yang berbalik justru dialami figur potensial lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Tingkat keterpilihan Erick yang sebelumnya hanya di bawah 5 persen kini menjadi 8 persen.
Emil menilai, hasil survei cawapres kerap menempatkan dirinya di urutan pertama. ”Dari dulu juga (hasilnya) sama. Saya tidak bisa menghindari hasil survei dan kalau di Kompas juga mungkin (hasilnya) konsisten,” ujarnya saat dicegat Kompas di mobil di Desa Tersana, Kabupaten Cirebon, Selasa.
Dalam kesempatan itu, Emil menghadiri acara peresmian Leuit Ketahanan Pangan Digital Desa. Turut hadir Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono yang berasal dari daerah pemilihan Cirebon, serta pejabat lain.
Emil mengatakan, hasil survei bukan satu-satunya faktor dalam pemasangan capres dan cawapres untuk Pemilu 2024. ”Perjodohan politik itu tidak selalu sepenuhnya gimana (hasil) survei,” ujar Emil yang akan mengakhiri jabatannya sebagai gubernur dua pekan ke depan.
Terlebih lagi, sebagai kader partai, ia menunggu keputusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto terkait pemilihan capres dan cawapres tahun 2024. ”Saya mengikuti dinamika dan arahan dari partai seperti apa. Tentu itu menjadi sementara sikap saya per hari ini,” ungkapnya.
Saya mengikuti dinamika dan arahan dari partai seperti apa. Tentu itu menjadi sementara sikap saya per hari ini.
Saat ditanya sikap Emil jika Golkar mendukungnya sebagai cawapres, ia hanya mengatakan, ”Jangan berandai-andai.” Sejauh ini, Partai Golkar bergabung dengan PAN dan koalisi Gerindra-Partai Kebangkitan Bangsa untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres.
Padahal, Golkar sebelumnya tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan. Dengan dukungan Golkar dan PAN, partai koalisi yang mendukung Prabowo sebagai capres kini punya 265 kursi atau 46 persen kursi di DPR.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, Golkar belum mengubah keputusan hasil musyawarah nasional, rapat pimpinan nasional, dan rapat kerja nasional. Airlangga tetap diusulkan menjadi bakal capres dan menentukan keputusan akhir.
”Mungkin, hasil survei Litbang Kompas (mengenai elektabilitas cawapres) akan menjadi pertimbangan Pak Airlangga dalam mengambil keputusan,” ucap Doli (Kompas, 22/8/2023).