Penanganan Karhutla di Kalteng Masih Terkendala Akses Jalan dan Air
Kebakaran lahan kian masif di Kalimantan Tengah. Akses jalan dan sumber air masih jadi masalah dalam penanggulangan kebakaran lahan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Nyaris setiap tahun dilanda kebakaran hutan dan lahan, kawasan rawan di Kalimantan Tengah masih terkendala akses jalan dan air untuk memadamkan api. Setiap kota/kabupaten diminta proaktif meminimalkan dampak karhutla ini.
Data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng pada Minggu (13/8/2023), terjadi 22 kebakaran lahan sekitar 24 jam terakhir. Luasnya 190 hektar di 14 kabupaten dan kota di Kalteng.
Lokasi kebakaran di antaranya di Petuk Katimpun di Kecamatan Jekan Raya dan di Bukit Batu Sea Kereng Bangkirai di Kecamatan Sebangau. Keduanya berada di Kota Palangkaraya.
Kebakaran menghanguskan lebih kurang 7 hektar lahan yang dekat dengan rumah warga. Kebakaran di Sebangau, misalnya, melahap lahan tepat di belakang kompleks perumahan.
Tim gabungan dari berbagai instansi langsung mengejar ”kepala api” yang jaraknya lebih kurang 300 meter dari rumah warga. Tim berjibaku memadamkan api dan mencari sumber air.
Bahkan, tim dibantu helikopter water bombing yang lebih dari 10 kali bolak-balik ke lokasi yang sama. Helikopter menyiram 800 liter air setiap semburan.
Salah satu petugas pemadam kebakaran berlari mengejar api dan memadamkannya agar tak merambat ke perumahan terdekat di Kota Palangkaraya, Kalteng, Minggu (13/8/2023). Api melahap lahan bergambut dengan total luas hampir 1 hektar.
Pelaksana Tugas BPBPK Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, kebakaran lahan di sekitar Kota Palangkaraya masih bisa dikendalikan. Namun, pihaknya menemui sejumlah kendala di luar Palangkaraya.
”Di luar kota, kebakaran itu terjadi di lokasi yang sulit sekali diakses. Selain itu, sumber air juga jadi tantangan tersendiri dalam pemadaman api,” ungkap Toyib.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangkaraya Emi Abriyani mengungkapkan, dalam beberapa kejadian, cukup sulit menjangkau ”kepala api” karena berada jauh dari jalan. Akibatnya, mesin-mesin pemadam harus diangkut ke lokasi karena tidak bisa dibawa menggunakan kendaraan.
Emi menambahkan, sumber air juga jadi kendala lain dalam proses penanganan. ”Kebakaran sudah masif di Palangkaraya, ini karena dalam dua minggu memang tidak ada hujan sama sekali,” ungkapnya.
Petugas gabungan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, berjibaku memadamkan api yang melahap lahan di Jalan Matal, Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Minggu (13/8/2023). Karhutla di Kalteng terus terjadi setiap hari seiring cuaca yang kian panas karena kemarau.
Selain itu, Toyib berharap pemerintah kota/kabupaten mengaktifkan kembali pos-pos lapangan di setiap desa. Pos lapangan kota/kabupaten harus dibentuk guna mendukung fasilitas serupa milik pemprov.
Dia menyayangkan masih ada daerah yang belum menggunakan anggaran BTT (biaya tak terduga). Padahal, dalam situasi darurat, dana itu bisa digunakan untuk penanggulangan bencana.
Dia juga meminta aparat mengusut potensi kejahatan di lahan yang terbakar. Alasannya, sebagian besar lahan terbakar itu tercatat berpemilik.
”Nah, kami berharap ada penyelidikan di lahan-lahan ini sehingga butuh efek jera agar kebakaran bisa berhenti,” ungkap Toyib.
Selama ini, setidaknya lima kasus kebakaran lahan di Kalteng ditangani polisi. Empat kasus bahkan sudah dalam tahap pertama atau penyelidikan. Sedangkan satu kasus lain ada di tahap kedua atau penyidikan.
Lima kasus tersebut berada di Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas lahan dibakar mencapai 7 hektar, Kabupaten Sukamara (0,5 hektar), Kabupaten Kapuas (0,5 hektar), dan Kabupaten Kotawaringin Barat (10 hektar).