logo Kompas.id
NusantaraParadoks Hilirisasi di Lumbung...
Iklan

Paradoks Hilirisasi di Lumbung Nikel

Paradoks terjadi dalam situasi ekonomi di Sulawesi Tenggara dan daerah lumbung nikel lainnya. Di tengah berjalannya hilirisasi bahan tambang primadona itu, kemiskinan justru meningkat.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
· 7 menit baca
Foto aerial kawasan pemurnial nikel PT Virtue Dragon Industrial Park (VDNIP), di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (22/3/2023).
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Foto aerial kawasan pemurnial nikel PT Virtue Dragon Industrial Park (VDNIP), di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (22/3/2023).

KENDARI, KOMPAS — Memiliki cadangan nikel terbesar di Indonesia dan ditambang secara masif selama beberapa dekade, masyarakat di Sulawesi Tenggara justru masih jauh dari sejahtera. Harapan mulai tumbuh saat hilirisasi berjalan. Namun, kemiskinan di ”Bumi Anoa” ini, juga di lumbung nikel lainnya, justru bertambah. Ketimpangan pun kian melebar.

Selama puluhan tahun, nikel adalah mineral yang diminati banyak negara. Produknya berupa baja tahan karat yang dipakai di banyak bidang. Pesona nikel semakin mentereng seiring penggunaannya dalam industri kendaraan listrik, khususnya bahan baku baterai.

Editor:
MOHAMAD FINAL DAENG
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000