Presiden Minta Penanganan Cepat Kelaparan meski Cuaca dan Keamanan Jadi Tantangan
Bencana kelaparan yang melanda Papua Tengah belakangan ini mendapat perhatian Presiden Jokowi. Kepala Negara telah memerintahkan jajarannya untuk segera menangani masalah kelaparan tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk menangani secepatnya masalah kelaparan yang dalam beberapa waktu terakhir melanda warga di wilayah Papua Tengah. Cuaca ekstrem yang mengganggu pertumbuhan tanaman pangan dan persoalan keamanan yang menghambat penyaluran bantuan menjadi persoalan.
”Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Menteri Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan juga di daerah, di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya,” kata Presiden Joko Widodo saat menjawab pertanyaan awak media pada sesi keterangan pers seusai meresmikan Sodetan Ciliwung, di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK, Menteri Sosial, BNPB, dan juga di daerah, di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menuturkan problem cuaca ekstrem yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tanaman pangan di Papua Tengah. ”Tapi, problemnya, supaya tahu, itu adalah daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yang tumbuh. Di ketinggian yang sangat tinggi distrik itu,” katanya.
Persoalan kedua, menurut Presiden Jokowi, adalah menyangkut faktor keamanan yang menyulitkan penyaluran bantuan pangan. ”(Persoalan) yang kedua, bantuan untuk makanan juga (menghadapi) problem di urusan keamanan. Pesawat tidak berani turun sehingga problem lagi,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Oleh sebab itu, Kepala Negara sudah meminta TNI untuk membantu mengawal penyaluran bantuan ke daerah yang dilanda kelaparan tersebut. ”Sebab itu, saya minta juga tadi TNI untuk membantu mengawal. Di sana memang problemnya selalu seperti itu. Medannya yang sangat sulit, pesawat yang mau turun pilotnya enggak berani, sehingga problem itu yang terjadi,” kata Presiden Jokowi.
Sebab itu, saya minta juga tadi TNI untuk membantu mengawal. Di sana memang problemnya selalu seperti itu. Medannya yang sangat sulit, pesawat yang mau turun pilotnya enggak berani, sehingga problem itu yang terjadi”.
Umbi-umbian busuk
Sebelumnya, seperti diberitakan Kompas (27/7/2023), kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, memakan korban jiwa enam warga dan berdampak pada sedikitnya 7.500 orang. Kejadian itu dipicu kekeringan di daerah itu selama dua bulan terakhir.
”Musibah itu dipicu cuaca ekstrem. Temperatur udara sangat dingin dan tanpa hujan sejak Mei. Akibatnya, warga gagal panen ubi dan keladi,” kata Bupati Puncak Willem Wandik.
Kondisi itu, menurut Willem, membuat warga terpaksa mengonsumsi umbi-umbian busuk yang mengakibatkan mereka terkena diare. Kondisi kesehatan warga terdampak pun kian anjlok karena demi mendapatkan bantuan makanan di Distrik Sinak mereka harus berjalan selama dua hari. Kendala masalah keamanan menjadikan distribusi makanan belum maksimal.
”Maskapai penerbangan tak berani membawa bantuan makanan dari Sinak ke Distrik Agandugume. Mereka takut pesawatnya ditembak kelompok kriminal bersenjata,” ujar Willem.
Selanjutnya, Sabtu (29/7/2023), pesawat maskapai Reven Global Airtranspor yang membawa bantuan makanan berhasil mendarat di Bandar Udara Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Willem Wandik secara langsung membawa bantuan pangan dan sejumlah barang lainnya yang diperlukan masyarakat. Bantuan yang tersalurkan pada Sabtu tersebut akan dibagikan kepada masyarakat Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi yang terdampak bencana kekeringan.