Dalam 24 Jam, Ratusan Hektar Lahan Terbakar di Kalteng
Kebakaran lahan di Kalteng kian masif. Ratusan hektar lahan terbakar hanya dalam waktu 24 jam.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dalam 24 jam, setidaknya 183 hektar lahan di Kalimantan Tengah terbakar. Kebakaran lahan mulai menyebar ke 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah. Perlu kesadaran banyak pihak untuk menjaga lahan, khususnya gambut, dari kebakaran.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, kejadian kebakaran hutan dan lahan mulai menyebar hampir di seluruh wilayah di Kalteng. Tim gabungan yang bergerak untuk memadamkan api pun hingga membutuhkan bantuan helikopter water bombing.
”Patroli kami jalan terus untuk memantau titik panas pun titik api di semua wilayah. Kami juga memantau via satelit,” kata Toyib di Palangkaraya, Rabu (26/7/2023).
BPBPK mencatat, dalam 24 jam pada Selasa (25/7/2023) terjadi 21 kejadian kebakaran hutan dan lahan disertai 51 titik panas hingga titik api yang menghanguskan 183,13 hektar lahan atau hampir sama seperti setengah ukuran kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta.
Dari data yang sama, sejak Januari sampai saat ini, BPBPK mencatat setidaknya terdapat 1.600 titik panas dengan total 479 kejadian kebakaran yang menghanguskan 1.236,8 hektar lahan. Jumlah itu terus berkembang seiring kian keringnya lahan di Kalimantan Tengah yang kini berada di musim kemarau.
Di Kalteng, Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan wilayah dengan kawasan paling luas terbakar, yakni lebih kurang 125 hektar hanya dalam 24 jam. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotawaringin Barat Martogi Sialagan menjelaskan, di wilayahnya kebakaran melanda sebagian besar di Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Di tempat itu, pihaknya sudah dua kali melakukan pemadaman dalam dua hari belakangan tetapi api masih tetap muncul.
”Sudah memasuki hari kedua pemadaman kebakaran lahan di Desa Teluk Bogam dan kini kian meluas,” kata Martogi saat dihubungi pada Selasa.
Martogi menambahkan, awalnya kebakaran terjadi di lahan seluas lebih kurang 50 hektar. Di hari kedua, kebakaran justru meluas. ”Ada tambahan sekitar 30 hektar dari luasan lahan terbakar sebelumnya. Bahkan, kebakaran sudah meluas ke lahan desa Sungai Bakau,” kata Martogi.
Di lokasi, kata Martogi, pihaknya menemukan sejumlah kendala, salah satunya sumber air yang jauh. Pihaknya hanya mengandalkan tiga truk tangki air yang harus bolak-balik menimba air. Tak ditemukan sumber air lain di dekat lokasi kebakaran, apalagi sumur bor.
Sementara itu, di Desa Tumbang Samba, Kabupaten Pulang Pisau, lahan seluas lebih kurang 10 hektar lahan gambut terbakar. Tim pemadam membutuhkan bantuan helikopter untuk memadamkan api di lokasi tersebut.
Sudah memasuki hari kedua pemadaman kebakaran lahan di Desa Teluk Bogam dan kini kian meluas.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo mengungkapkan, karhutla menjadi fokus pemerintah daerah saat ini. Sejauh ini, wilayah yang dilanda kebakaran hutan dan lahan meningkat jika dibandingkan tiga tahun terakhir. Hal itu disebabkan musim kemarau yang diperkirakan bakal lebih ekstrem dari waktu ke waktu bahkan dengan kecenderungan hadirnya El Nino, fenomena alam yang membuat suhu bumi kian panas.
”Semua pihak, pemerintah kabupaten dan kota, juga unsur terkait untuk bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan,” kata Edy.