Gempa M 4,4 di Tapanuli Utara, Alarm Bencana di Sesar Sumatera Segmen Toru-Renun
Gempa berkekuatan M 4,4 mengguncang kota Tarutung, Tapanuli Utara. Potensi gempa di Sesar Sumatera Segmen Toru dan Renun mencapai M 7,8.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
TARUTUNG, KOMPAS — Gempa bumi bermagnitudo 4,4 mengguncang kota Tarutung di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Selasa (27/6/2023) pagi. Gempa menjadi alarm meningkatkan mitigasi di Sesar Sumatera Segmen Toru dan Renun yang punya potensi kekuatan hingga M 7,8.
Gempa terjadi pukul 06.58. Warga yang tengah memulai aktivitas pagi dibuat panik dan berhamburan keluar rumah. Hingga Selasa siang, belum ada laporan korban ataupun kerusakan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Bonggas Pasaribu mengatakan, pihaknya telah mendata dampak gempa di grup informasi kepala desa se-Kabupaten Tapanuli Utara. Gempa susulan terjadi pukul 07.27 dengan kekuatan M 3,8.
”Gempa susulan ini kekuatannya tidak sebesar gempa utama. Masyarakat juga tidak terlalu panik akibat gempa susulan yang terjadi sekitar setengah jam setelah gempa utama,” kata Bonggas.
Kini, Bonggas menyebut aktivitas masyarakat berjalan normal. Orang-orang tetap berangkat bekerja. Aktivitas ekonomi juga tetap berjalan normal. Pasar, warung, dan toko-toko tetap buka seperti biasa.
Bonggas mengatakan, sebagai daerah yang berada di daerah rawan gempa di Segmen Toru, warga selalu meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Masyarakat Tapanuli Utara dan sekitarnya juga punya kearifan lokal dalam membangun rumah tahan gempa, baik rumah kayu maupun rumah beton.
Tunggul Jonathan (18), warga Kecamatan Tarutung, mengatakan, guncangan terasa kuat saat gempa utama terjadi. Bangunan rumahnya yang berdinding kayu dan setengah beton bergemuruh. Rak piring dan bingkai foto di dinding ikut bergetar.
”Kami langsung berlari keluar rumah setelah gempa terjadi. Kami juga masih trauma pada gempa tahun lalu yang kekuatannya lebih besar dan membuat banyak bangunan rusak dan menelan korban juga,” kata Jonathan.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan Hendro Nugroho mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan hiposenter, gempa di Tapanuli Utara disebabkan aktivitas Sesar Sumatera pada Segmen Toru.
”Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa terletak pada koordinat 2,03 derajat Lintang Utara dan 99,01 derajat Bujur Timur. Gempa berlokasi di darat pada jarak 5 kilometer timur laut Tapanuli Utara pada kedalaman 5 kilometer,” kata Hendro.
Hendro mengatakan, Tapanuli Utara berada di Patahan atau Sesar Besar Sumatera, tepatnya pada pertemuan Segmen Renun sejauh 220 km dengan potensi kekuatan gempa maksimum M 7,8 dan Segmen Toru yang membujur ke selatan sejauh 95 km dengan potensi kekuatan maksimum M 7,4. Gempa kerak dangkal terjadi di Tapanuli Utara dengan jarak waktu yang relatif singkat.
BMKG mencatat, beberapa histori gempa yang menyebabkan kerusakan dan menelan korban di Tapanuli Utara yakni M 6,8 di tahun 1916, M 7,0 (1921), M 6,4 (1984), dan M 6,6 (1987). Pada 14 Juli 2011, juga terjadi gempa M 5,5 di sekitar Sarulla.
Terakhir, gempa M 5,8 mengguncang Tapanuli Utara pada 1 Oktober 2022 pukul 02.28. Gempa itu membuat sedikitnya 24 orang terluka dan harus dirawat di rumah sakit. Bahkan, satu orang meninggal karena serangan jantung setelah gempa. Sedikitnya, 352 rumah rusak berat akibat kejadian itu.