Bank Jateng Friendship Run Semarang Dimeriahkan Kostum Unik hingga Tari-tarian
Penyelenggaraan Bank Jateng Friendship Run sudah memasuki kota ketiga, yakni Semarang. Acara tersebut berlangsung meriah karena kehadiran pelari berkostum unik hingga tim penyemangat di sepanjang lintasan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Bank Jateng Friendship Run kembali digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (25/6/2023). Kegiatan yang merupakan rangkaian dari lomba lari Borobudur Marathon Powered by Bank Jateng itu dimeriahkan kehadiran sejumlah pelari yang memakai kostum unik. Keberadaan tim penyemangat yang menampilkan kesenian khas Semarang makin menambah kemeriahan acara.
Bank Jateng Friendship Run diisi dengan kegiatan lari bersama yang diikuti sekitar 1.000 peserta. Para pelari mulai berlari dari depan gedung Lawang Sewu, kemudian menyusuri sejumlah ruas jalan utama Semarang. Total jarak yang ditempuh sekitar 6 kilometer.
Pada Minggu sekitar pukul 05.30, para peserta sudah berdatangan dan bersiap di belakang garis start. Tepat pukul 06.09, bendera yang menandai dimulainya lari dikibaskan. Seiring dengan itu, kentungan dipukul dan terompet dibunyikan. Kemudian, para peserta langsung berlari meninggalkan garis start.
Bank Jateng Friendship Run merupakan rangkaian acara untuk menyambut Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng yang bakal dilaksanakan pada 19 November 2023 di Kabupaten Magelang, Jateng. Acara itu digelar atas kerja sama Pemerintah Provinsi Jateng, Bank Jateng, dan harian Kompas.
Bank Jateng Friendship Run di Semarang merupakan gelaran yang ketiga. Sebelumnya, kegiatan serupa digelar di Jakarta dan Bandung. Setelah di Semarang, Bank Jateng Friendship Run bakal digelar di tujuh kota lain, yakni Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Banjarmasin, Medan, dan Palembang.
Para pelari tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Sebagian peserta bahkan sengaja berlari dengan berbagai macam kostum unik. Selain untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda di lintasan lari, mereka punya bermacam-macam alasan di balik keputusannya untuk berlari menggunakan kostum unik.
”Saya jadi kepikiran lari pakai kostum karena melihat Bank Jateng Friendship Run di Jakarta dan Bandung banyak yang pakai kostum aneh-aneh. Buat pengalaman juga. Ternyata seru juga lari pakai kostum,” kata Fajar Prasetyo (23), pelari asal Magelang.
Fajar menggunakan kostum yang terbuat dari karton dan kertas koran yang dibentuk menyerupai sayap burung dan stupa Candi Borobudur. ”Ini konsepnya burung bermahkota terbang di atas Candi Borobudur,” imbuhnya.
Perlu waktu hampir satu bulan bagi Fajar yang tergabung dalam komunitas Salatiga Running Buddies itu untuk menyelesaikan kostumnya tersebut. Di lintasan, Fajar tidak berlari, tapi hanya berjalan cepat. Hal itu ia lakukan untuk menjaga agar kostumnya tidak rusak.
Sementara itu, Nasib Mulyo (20), pelari dari komunitas Solo Runners, merencanakan berlari dengan kostum ala karnaval sejak tiga bulan lalu. Nasib bahkan rela merogoh kocek hingga Rp 5 juta untuk membuat kostum berbahan dasar gabus sintetis tersebut.
”Sejak Bank Jateng Friendship Run tahun lalu saya sudah mulai lari dengan menggunakan kostum. Hingga saat ini, sudah ada empat event lari yang semuanya saya ikuti dengan kostum. Tiap event saya selalu ganti kostum supaya tidak membosankan,” ucap Nasib.
Nasib menikmati berlari dengan kostum karena hal tersebut bisa membuat kegiatan lari menjadi lebih meriah. Orang-orang yang menyaksikan dirinya berlari dengan kostum juga terhibur.
Hingga saat ini, sudah ada empat event lari yang semuanya saya ikuti dengan kostum.
Pelari lain, Surya (30), berlari menggunakan kostum karena tahu akan ada penilaian untuk kostum terbaik. Dalam acara Bank Jateng Friendship Run, Surya memilih menggunakan pakaian ihram karena saat ini juga bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji.
”Ini juga sekaligus doa agar suatu hari nanti bisa beribadah haji. Selain itu, kalau nanti saya menang best costume, hadiahnya akan saya pakai untuk berkurban saat Idul Adha,” kata Surya.
Selain dimeriahkan oleh peserta dengan berbagai kostum, Bank Jateng Friendship Run di Semarang juga kian semarak dengan kehadiran tim penyemangat di sepanjang lintasan lari. Warga dari berbagai komunitas seni dan budaya turut menampilkan sejumlah kesenian, mulai dari Kuda Lumping, musik tradisional angklung, hingga tari-tarian khas Semarang.
”Kami senang bisa turut memeriahkan acara ini. Senang juga bisa memberikan semangat untuk para pelari. Beberapa di antara mereka tadi ada yang berhenti untuk foto bersama kami. Ada juga yang ikut menari,” ujar Arun (52), pemimpin rombongan tari Kuda Lumping dari Padepokan Brajamusti Nusantara Kota Semarang.
Sementara itu, sejumlah peserta Bank Jateng Friendship Run di Semarang mengaku terpompa semangatnya melihat pelari lain yang memakai kostum unik ataupun tim penyemangat yang ada di sepanjang lintasan. Rasa lelah yang mereka rasakan saat berlari seakan-akan lenyap melihat pemandangan tersebut.
”Awalnya saya mikir, lari di tengah kota cuma akan lihat gedung-gedung sama kendaraan saja. Tapi, di Bank Jateng Friendship Run ini tidak. Saya bisa terhibur dengan pelari lain yang kostumnya unik-unik, cheering (penyemangat) dari warga juga keren. Bikin lari tambah semangat pokoknya,” tutur Ivana (39), pelari asal Kudus, Jateng.
Direktur Bisnis Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, makna penyelenggaraan Bank Jateng Friendship Run adalah pertemanan. Dari event tersebut, diharapkan para pelari bisa saling bertemu dan menjalin hubungan yang baik. ”Kegiatan ini juga sekaligus untuk meningkatkan brand awareness dari Borobudur Marathon,” katanya.