Kalsel Bersiap Jadi Pusat Baru Perekonomian Penunjang IKN Nusantara
Kalimantan Selatan disiapkan menjadi pusat pertumbuhan baru ekonomi penunjang Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan daerahnya menjadi pusat pertumbuhan baru ekonomi penunjang Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur. Untuk itu, pemerintah kabupaten se-Kalimantan Selatan didorong lebih masif mengembangkan potensi ekonomi yang ada di daerahnya masing-masing.
Dorongan pemerintah provinsi terhadap pemerintah kabupaten itu terungkap dalam Rapat Kerja Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Wilayah Kalimantan Selatan Tahun 2023 di Banjarmasin, Senin (19/6/2023).
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kalsel Nurul Fajar Desira mengatakan, Kalsel menjadi provinsi paling penting dan strategis karena berada paling dekat dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang berada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Daerah-daerah kabupaten yang memiliki lahan rawa yang luas diharapkan bisa menerapkan teknologi padi apung itu sehingga penanaman padi di lahan rawa tidak perlu lagi menunggu musim kemarau.
Secara administratif, IKN Nusantara berbatasan langsung dengan dua kabupaten di Kalsel, yaitu Tabalong dan Kotabaru. Karena itu, Kalsel harus mempersiapkan diri menjadi gerbang IKN. Kalsel harus berbenah di segala sektor, termasuk sektor ekonomi. Batubara dan kelapa sawit tidak bisa selamanya menjadi komoditas yang diandalkan. Banyak potensi ekonomi lain yang bisa digali, misalnya perkebunan, pertanian, pariwisata berbasis budaya dan alam, dan ekonomi kreatif.
”Saya mendorong tiap-tiap kepala daerah untuk lebih masif mengembangkan potensi daerahnya, sejauh mana progres yang dihasilkan dan hambatan apa saja yang menyertainya. Kita perlu duduk bersama dalam rangka mendiskusikan dan mengoordinasikan pengembangan tiap-tiap daerah di Kalsel,” katanya.
Menurut Fajar, upaya yang sudah dilakukan pemerintah daerah selama ini harus ditingkatkan. Salah satu contohnya ialah inovasi di bidang pertanian, yaitu penanaman padi di lahan rawa dengan teknologi padi apung. Teknologi padi apung itu sudah terbukti berhasil di beberapa daerah percontohan sehingga perlu diadopsi dan disebarluaskan mengingat luasnya lahan rawa di Kalsel.
”Daerah-daerah kabupaten yang memiliki lahan rawa yang luas diharapkan bisa menerapkan teknologi padi apung itu sehingga penanaman padi di lahan rawa tidak perlu lagi menunggu musim kemarau,” ujarnya.
Sebagai gerbang IKN, lanjut Fajar, Kalsel memiliki peluang untuk maju dan mengglobal karena menjadi salah satu kunci bagi perdagangan. Posisi tersebut menjadi magnet bagi para investor dan pemangku kepentingan lain. ”Kita punya dua pilihan, manfaatkan momentum itu dengan baik atau kita hanya menjadi penonton. Karena itu, mari kita siapkan juga sumber daya manusia,” katanya.
Fajar menambahkan, Kalsel sebagai pusat pertumbuhan baru ekonomi penunjang IKN pada akhirnya diharapkan berperan dalam pembangunan Indonesia Emas 2045. Pada saat itu nantinya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia harus tinggi. Sementara itu, untuk saat ini, pendapatan per kapita masyarakat Kalsel masih tergolong menengah bawah (lower middle income).
”Pada 2045, pertumbuhan ekonomi semua pemerintah daerah minimum harus 6,5 persen. Untuk mencapai pertumbuhan itu, semua pemda harus menemukan potensi apa saja yang dapat didorong dalam waktu 20 tahun ke depan agar kita tidak menjadi penonton pada saatnya nanti,” ujarnya.
Terus diperjuangkan
Koordinator Apkasi Wilayah Kalsel Sukamta, yang juga Bupati Tanah Laut, menyampaikan, rapat kerja Apkasi Wilayah Kalsel tahun ini mengangkat tema pengembangan potensi ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan kerja sama daerah menuju Kalsel sebagai pusat pertumbuhan baru ekonomi penunjang IKN Nusantara.
”Kami akan terus memperjuangkan pengembangan otonomi daerah dan kerja sama antardaerah dalam rangka membangun kekuatan ekonomi baru di Kalsel sebagai pintu gerbang IKN Nusantara,” katanya.
Menurut Sukamta, setidaknya ada empat isu strategis yang menjadi perhatian dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kabupaten serta membangun Kalsel yang bersatu dan semakin kuat. Pertama, peningkatan kemampuan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan penunjang IKN.
Kedua, kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi pemilihan umum serentak pada 2024. Ketiga, manajemen kepegawaian pemerintah non-aparatur sipil negara. Keempat, penyetaraan jabatan dan penyederhanaan organisasi.
”Empat isu strategis itulah yang akan kami bahas, dan tidak menutup kemungkinan akan ada aspirasi-aspirasi lain dari kabupaten se-Kalsel yang harus diperjuangkan bersama agar Kalsel benar-benar menjadi salah satu penunjang utama IKN Nusantara,” kata Sukamta.
Wakil Ketua Umum Apkasi Erlina, yang juga Bupati Mempawah, Kalimantan Barat, mengatakan, beberapa isu strategis yang dibahas dalam rapat kerja Apkasi di tingkat wilayah akan dibahas lebih lanjut dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Apkasi di Jakarta pada 20-22 Juli 2023.
”Kami juga mengharapkan dukungan dari semua pemerintah provinsi dan pemerintah kota untuk aspirasi yang diperjuangkan Apkasi. Semua pemda diharapkan bisa satu suara,” katanya.