Hadapi El Nino, Otorita IKN Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan
El Nino diperkirakan datang lebih awal tahun ini. Otorita IKN mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di ibu kota baru dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Mengantisipasi fenomena El Nino, Otorita Ibu Kota Nusantara bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di ibu kota baru. Selain menyiagakan pemadam api, sistem kerja di area konstruksi juga disesuaikan supaya tak menimbulkan api yang merembet ke sekitar.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna A Safitri mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta pemerintah daerah di Kalimantan Timur. Antisipasi kebakaran hutan dan lahan itu, kata Myrna, sudah dilakukan sejak Februari. Pertemuan terbaru dilaksanakan 26 Mei lalu di Balikpapan.
Dari pertemuan itu, kata Myrna, seluruh pihak menyiapkan langkah strategis untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau yang diprediksi terjadi mulai Juni 2023. Otorita IKN sendiri memfokuskan tiga lokus mengenai kebakaran hutan dan lahan. Pertama, di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN yang saat ini sedang dikerjakan.
Di KIPP, pekerja proyek dan pengembang diminta untuk memperhatikan standar operasional kerja. Tujuannya supaya kegiatan yang menimbulkan api bisa dikurangi dan nyala api tak merembet ke daerah sekitarnya, yakni hutan tanaman industri yang menanam banyak pohon eukaliptus.
”Kedua, di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang kita tahu sebelumnya beberapa kali terjadi kebakaran hutan dan lahan. Dan ketiga, pada area di luar dua wilayah tersebut yang diketahui sebagai area rawan terbakar,” kata Myrna melalui keterangan tertulis kepada Kompas, Senin (29/5/2023).
Menurut catatan BMKG, El Nino diperkirakan akan terjadi lebih awal di Indonesia tahun ini. El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Hal ini memicu berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia. Artinya, dampak El Nino memicu terjadinya kekeringan di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Otorita IKN beberapa waktu lalu, Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan, kemungkinan El Nino terjadi di pertengahan tahun ini. Untuk itu, kata Miming, potensi kebakaran hutan dan lahan perlu diwaspadai sedini mungkin.
Menurut perkiraan BMKG, Kalimantan Timur termasuk wilayah yang curah hujannya tinggi. Kendati demikian, pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2023 diperkurakan curah hujan di Kaltim berkurang. Adapun untuk wilayah IKN dan sekitarnya diperkirakan awal musim kemarau terjadi antara akhir Juni dan awal Juli.
Pada masa kemarau, curah hujan di IKN dan sekitarnya diperkirakan kurang dari 85 persen atau kemarau relatif lebih kering. ”Musim kemarau di IKN puncaknya diperkirakan pada periode Agustus-September,” kata Miming.
Miming menyebut, upaya mitigasi di sekitar IKN masih bisa dilakukan selagi curah hujan masih tinggi sebelum musim kemarau datang. Salah satu caranya ialah mengoptimalkan air curah hujan untuk pembasahan lahan. Selain itu, mulai saat ini bisa dilakukan edukasi kepada warga untuk memitigasi dan mencegah karhutla. Miming juga menyampaikan pentingnya sistem peringatan dini dari pihak terkait.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Berton Panjaitan mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Kaltim menurun dalam dua tahun terakhir. Wilayah yang ditetapkan menjadi IKN termasuk di dalamnya. Pada 2020 terdapat 5.221 kasus karhutla, pada 2021 terdapat 3.029 kasus, dan tahun 2022 terdapat 372 kasus.
Musim kemarau di IKN puncaknya diperkirakan pada periode Agustus-September.
Kendati demikian, ia mengatakan, pelatihan untuk menguatkan Manggala Agni terus dilakukan. KLHK mencatat, sudah mengaktivasi pondok kerja Manggala Agni di setiap desa di Kecamatan Sepaku, empat di antaranya berada di sekitar KIPP IKN. Berton menyebut, tim Manggala Agni rutin berpatroli dan memantau lahan di sana.
”Selain itu, kesiapsiagaan Manggala Agni Daops Paser ada 60 personel dan Daops Sangkima 45 personel,” ujar Berton.
Upaya jangka panjang mencegah kebakaran hutan dan lahan juga sedang disiapkan oleh Otorita IKN. Direktur Pemanfaatan Pengembangan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN Pungky Widiaryanto mengatakan, ia berharap ke depan ada semacam forest command center di IKN. Selain untuk mengelola hutan, koordinasi bisa dilakukan untuk penjagaan, pencegahan, dan mitigasi bencana di hutan.
”Di situ menjadi pusat pengelolaan hutan untuk mencegah kebakaran hutan atau perlindungan keanekaragaman hayati,” kata Pungky.