Potongan Tubuh Misterius di Surakarta dan Sukoharjo Dipastikan Korban Mutilasi
Sejumlah potongan tubuh manusia ditemukan secara terpisah di Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Hasil otopsi menunjukkan potongan-potongan tubuh itu berasal dari sosok korban mutilasi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Sejumlah potongan tubuh manusia ditemukan secara terpisah, di Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Hasil otopsi menunjukkan potongan-potongan tubuh itu berasal dari sosok korban mutilasi. Aparat kepolisian masih menyelidiki identitas korban.
Penemuan potongan-potongan tubuh itu terjadi pada Minggu-Senin (21-22/5/2023). Seluruh potongan tersebut ditemukan di aliran anak Sungai Bengawan Solo. Total ada enam potongan tubuh yang telah ditemukan hingga Senin sore.
Potongan tubuh yang ditemukan berupa tangan kiri di aliran Sungai Pringgolayan, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Minggu, pada pukul 09.15. Temuan itu membuat geger perkampungan setempat. Lantas, aparat kepolisian bersama sejumlah sukarelawan melakukan penyusuran guna mencari potongan tubuh lainnya.
Lalu, potongan tubuh kedua yang ditemukan berwujud kaki kiri, di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, pada pukul 11.30. Disusul setelahnya, penemuan potongan tubuh lainnya berwujud badan manusia, kembali di aliran Sungai Pringgolayan, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, pada pukul 12.30.
Pada Minggu malam, giliran potongan kepala ditemukan, di aliran anak Sungai Bengawan Solo, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, sekitar pukul 17.30. Penemuan potongan tubuh belum berakhir di situ.
Pada Senin pagi, terdapat potongan lain yang ditemukan di aliran Sungai Pringgolayan, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Anggota tubuh yang ditemukan paling akhir ialah alat kelamin hingga paha kanan dan kiri yang masih menjadi satu bagian, di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan.
Seluruh potongan tubuh itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi untuk diotopsi oleh Bidang Dokter dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng). Lewat pemeriksaan itu, diketahui potongan-potongan tubuh itu berasal dari satu sosok yang sama. Korban diperkirakan meninggal sejak Kamis (18/5/2023).
”Jenazah termutilasi dalam keadaan meninggal dan ditenggelamkan. Penyebab kematian adalah kekerasan menggunakan benda tajam pada kepala bagian atas,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar M Iqbal Alqudusy, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Senin sore.
Ciri-ciri fisik lainnya yang cukup kentara ialah tato bergambar naga pada lengan kanan dan punggung kanan. Terdapat pula dua luka terbuka berupa kekerasan benda tajam pada dasar tulang tengkorak. Luka itu menimbulkan perdarahan hebat pada rongga kepala.
Bagi yang melihat, mendengar, atau mengenal ciri-ciri yang saya sampaikan, bisa menghubungi kami untuk digali keterangannya.
Ditemui terpisah, Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kota Surakarta Komisaris Besar Iwan Saktiadi mengatakan, identitas korban belum bisa diketahui. Pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan secara intensif. Sejauh ini, jajarannya pun belum menerima laporan kehilangan orang yang bisa dikaitkan dengan kasus penemuan potongan tubuh tersebut.
”Bagi yang melihat, mendengar, atau mengenal ciri-ciri yang saya sampaikan, bisa menghubungi kami untuk digali keterangannya. Kami pastikan untuk mengungkap identitas dari mayat yang bagian-bagian atau potongan tubuhnya kami temukan,” kata Iwan.
Penyelidikan kasus, jelas Iwan, menekankan metode investigasi berbasis sains (scientific crime investigation). Itu bertujuan agar pemeriksaan yang dilakukan dapat lebih akurat. Karena itu, pihaknya tak bisa menduga-duga motif peristiwa mengingat penyelidikan tengah berlangsung.
Upaya pencarian identitas, lanjut Iwan, salah satunya ditempuh lewat pemeriksaan sidik jari. Hanya, metode itu sulit dilakukan. Dikhawatirkan, sidik jari asli milik korban telah berubah karena terendam air selama beberapa waktu. Dengan demikian, pemeriksaan mesti menggunakan berbagai bukti pendukung lainnya.
”Semua alat bukti dan petunjuk lainnya juga akan kami gunakan, mana yang relevan dengan hasil keterangan. Lebih lanjut, mungkin nanti juga ada pemeriksaan dental. Yang bisa merujuk pada identitas seseorang, akan kami konfrontasi lagi,” kata Iwan.